Quantcast
Channel: Emak Mbolang
Viewing all 174 articles
Browse latest View live

Menggali Sejarah Delhi di Mehrauli Archaeological Park

$
0
0
Mehrauli Archaeological Park
Permata sejarah yang berusia lebih dari 1000 tahun berada ditengah belantara menyimpan banyak cerita tentang Ibukota India

Hidupnya berantakan. Depresi menjadi temennya sehari hari. Lelah. Wanitu itu kemudian memutuskan meninggalkan pekerjaan, apartemen, teman, semuanya yang berada di Canada dan memulai perjalanan. India menjadi destinasi pertamanya. Tak disangka negeri yang jauh dari kata nyaman dan begitu amburadul ini justru memberi warna dalam kehidupannya.  

Dia mengerti arti tersenyum bahagia dan makna dalam kehidupannya. Sejak saat itu dia menetap di India. Tinggal di Delhi lebih tepatnya. Dan memulai menulis seluruh cerita perjalanannya di India melalui sebuah blog. Dalam header blognya terpampang sebuah bangunan tua, begitu renta tapi tersirat sejarah. Kepakan sayap burung dara yang terbang dari sela sela jendela membuat foto nampak hidup.

Dimana letak bangunan tersebut? rasa penasaran menggelayuti pikiran. Terlintas dalam pikiran bahwa saya pernah melihatnya. Atau mungkin hanya kemiripan semata? karena hamparan bangunan tua di India begitu banyak hingga setiap detailnya kadang terlewatkan oleh memori otak. Sambil terus membaca kisahnya di BBC (saya lupa namanya), saya mencoba menggali ingatan.

Waktu berlalu, saya melupakan kisahnya. Suatu ketika seseorang pemuda menyapa saya di twitter. Setelah beberapa kali saling sapa tentang tempat wisata sekitar Delhi, kemudian dia menunjukkan saya sebuh foto. “Mbak zulfa sudah pernah kesini ? hidden gems”. Menatap dalam foto tersebut, memori seolah mengajak berlari. Kejadian yang sama terulang kembali, perasaan mengatakan saya pernah kesana. Disisi lain, tidak.  

Tetiba saya ingat, Lho ini lokasi foto yang ….. (mikir) header blog itu.
“Belum, dimana nih ? “ Rasanya pingin lunjak lunjak, akhirnya saya dapat informasi tempat tersebut.
“Ini di Mehrauli Archaeological Park, dekat Qutub Minar”
“Dekat Qutub Minar? Padahal aku sering kesana” (Duh, kemana aja diriku selama ini *plak)

Akhirnya bermodalkan Google maps saya mencari letak Mehrauli Arkeological Park. Bener, letaknya bersebelahan dengan Qutub Minar. Saya kemudian berselancar di Internet. Membaca tentang sederet bangunan bersejarah di komplek ini. Semakin menbaca semakin terhanyut dalam perjalanan sejarah panjang kota yang menjadi Ibukota India ini.

Tak perlu waktu lama, hari minggu kami meluncur ke jalan Mehrauli. Mendekati Qutub Minar saya terus menatap Google Map, sementara Shah Jahan sibuk nyetir. Najin leyeh leyeh dibelakang sambil mainan game.

Menurut Google Map saya sudah berada di lokasi. Tapi nggak ketemu yang namanya pintu masuk atau terlihat bangunan renta. Yang ada hanyalah rimbun pepohonan dan semak belukar. Kami memutar kembali barangkali terlewatkan oleh kami.

Terlihat beberapa jalanan setapak tanpa aspal, hanya sebuah tulisan papan sederhana yang bertuliskan Delhi Development Authority. Nggak nemu tulisan Mehrauli Archaeological Park. Lelah. Akhirnya kami menuju ke Qutub Minar, jalan terus. Muter jalanan yang sempit dan rumah rumah penduduk. Masih nggak nemu juga. Sebenarnya kami pernah kesini sebelumnya. Waktu itu kami berkunjung ke salah satu Dargah (makan Wali Allah) di area ini.

Daripada bingung, berhentilah kami disebuah toko untuk bertanya. Tetiba seorang kakek renta berseragam ala security keluar dari toko tersebut dengan membawa sebotol minuman. Shah Jahan kemudian bertanya kepada beliau. Dan ternyata beliau adalah penjaga Meharuli Arkeological Park. Wah, kebetulan sekali, akhirnya kami  mempersilahkan si kakek memasuki mobil.

Jalanan semakin sempit hanya bisa dilewati satu mobil saja. Diujung kampung kami menikung kearah jalanan setapak berupa tanah berwarna kecoklatan dan penuh belukar. Ranting ranting kering berserakan. Tumbuhan dan pepohonan liar memeluk jalanan.

Terdengar suara bulldozer diiringi kepulan debu melambai di udara. Sebuah bangunan tua berbentuk pavilion dengan kubah menghitam diatasnya. Bangunan yang merupakan ciri khas peninggalan peradaban Islam di India ini tak asing bagi saya.

Bapak security meminta kami berhenti di depan Bulldozer karena mobil kami tidak bisa lewat. Beliau kemudian turun dan meminta bulldozer minggir sejenak untuk member kami jalan. Beliau kemudian meminta kami parkir mobil dibawah pohon rindang dan meminta kami berjalan kaki menuju lokasi yang tak jauh letaknya.

Beliau juga menjelaskan bahwasanya kawasan ini sedang renovasi dan dijadikan proyek kawasan wisata sejarah. Syukurlah, biar nggak kayak kuburan tak bertuan batin saya dalam hati. Jujur saya kecewa. Kawasan ini terlihat tak terawat, sampah terserak disana sini (India banget). Dan tak nampak satupun wisatawan.

Tak jauh kami melangkahkan kaki terlihat sebuah bangunan tua bertingkat yang berada lebih rendah dari permukaan tanah. Puluhan anak tangga menjorok tajam kedalam tanah menuju sebuah kolam ditengahnya. Kolam air berwarna kehijauan. Bangunan bertingkat ini dipenuhi dengan deretan lengkung jendela. Rajon ki Baoli nama tempat ini. Yang menjadi header di blog wanita Canada yang saya ceritakan diawal postingan ini.
 
Rajon ki Baoli
Komplek Rajon Ki Baoli
Mehrauli Archaeological Park sendiri adalah sebuah kawasan arkeologi yang menghampar selebar 200 hektar di Kawasan Mehrauli, New Delhi. Letaknya berdekatan dengan situs Qutub Minar yang masuk dalam Warisan Dunia UNESCO. Dalam kawasan ini terdapat setidaknya 100 monumen sejarah tua yang menyimpan sejarah panjang peradaban yang pernah ada di kota Delhi. Dan Rajon ki Baoli adalah salah satunya.

Menapaki Rajon ki Baoli menuju ke kolam rasanya ngeri ngeri sedap. Gimana tidak, tangganya memiliki kemiringan tajam tanpa pengaman. Bismillah. Selangkah kaki ini meniti tangga menuju kebawah, andrenalin justru samakin bertambah. Deg deg ser nggak karuan, rasanya harap harap cemas kayak waktu ketemu mantan *plak. Sementara Shah Jahan dan Najin menunggu diatas, cukup menyaksikan saya menantang maut. (alay)

Kalau jatuh kedalam kolam ntah apa yang terjadi. Kolam nampak begitu dalam, hijau, keruh dengan beberapa botol minuman mengapung.  Saya menapaki tangga hingga diujung kolam. Setelah Narsis, saya gegas kembali ke atas. Waktu narsis kaki saya rasanya merinding disco hingga peluh bercucuran. Ngeri to the Maxi.


Mehrauli Archaeological Park
Rajon Ki Baoli

Lorong bangunan utama berupa lengkung lengkung tiang dipenuhi dengan deretan jendela besar. Sebagian tembok menjadi korban tangan tangan jahil. Berdiri diujung jendela membuat tengkuk bergidik. Ngeri, jika terpleset bisa langsung masuk kolam. Shah Jahan menggandeng Najin terus menerus dan memintanya untuk ekstra hati-hati.

Maklum saja, Najin ini tipikal anak aktif, banyak tingkah alias nggak isok meneng dan suka main petak umpet. Sementara lorong lorong tangga yang menghubungkan setiap lantai begitu sempit, pengap dan kotor. Bagaikan terperangkap dalam sebuah labirin dengan ribuan tatapan mahkluk tak kasat mata. Setiap langkah kaki dan udara yang dihembuskan seolah bercerita tentang sejarah  berikut skandal yang pernah ada.


StepWell
Lorong Bangunan Rajon Ki Baoli

Sebelah kanan Rajon ki Baoli sebuah pavilion berkubah hitam yang mengayomi sebuah makam ditengahnya. Makam berada di pelataran sebuah Masjid kecil. Makam dan Masjid memiliki kesamaan arsitektur dengan bagunan lain di Delhi yang merupakan sisa peradaban Islam di India.

Langit langit  pavilion makam dihiasi dengan ayat ayat Al-Quran. Kubahnya dibuat dari bebatuan berwarna cantik yang kini nampak kusam dan menghitam. Lafazd Allah dan Subhanallah menghiasi muka Masjid. Mighrabnya dibingkai ayat ayat Al- Quran. MasyaAllah.


Madhi Masjid
Dekorasi Mighrab Masjid

Mehrauli Archaeological Park merupakan satu satunya kawasan di Delhi yang terus menerus dihuni selama 1000 tahun. Menjadi saksi perpindahan kekuasaan dari satu dinasti ke dinasti lainnya. Bahkan disini ditemukan reruntuhan benteng Lal Kot yang dibangun oleh Tomar Rajput tahun 1060. Menjadikannya benteng tertua di Delhi.

Meninggalkan Rajon ki Baoli kami berniat mengunjungi Masjid Kamali Jamali. Niat tersebut terhenti sesaat.

Astaghfirullan, Yaar, I didn’t found car key?” Wajah shah Jahan berbalut kekhawatiran
What? maybe it’s in your wallet
No” Sambil merayapi kantong baju dan celana berkali kali.
Maybe it’s fall somewhere?” saya menatap nanar kearah Rajon ki Baoli dengan hembusan pikiran negative. Mungkin “penunggu” bangunan ngerjain kita.

Akhirnya Shah Jahan meminta kami menunggu dekat mobil. Sementara Najin duduk santai dekat dekat pagar dibawah rimbun pepohonan. Shah Jahan menelusuri lagi Rajon Ki Baoli, Masjid dan Makam. Raut muka berbalut kekhawatiran. Naik turun tangga, melewati labirin lagi. Keringat bercucuran.

I have been search everywhere but still I couldn’t find the car key ?”
Ok. How we go home? Who will take care of the car ? We are in the middle of jungle
Ammy, I am hungry” Ucap Najin yang sedari duduk santai sementara kami berdua dilanda kepanikan.
Wait beta, Your Abby didn’t found the car key
OH, its with my, in my pocket” Ucapnya santai
Apaaaa?” saya dan Shah Jahan langsung kejengkang

Roda kendaraan melintasi jalanan setapak penuh dengan rimbun pepohonan. Teduh tapi terasa sepi dan singit. Saya takut jika tiba tiba Ular cobra menyapa. Sementara Shah Jahan Khawatir jika tetiba perampok datang atau sekumpulan berandal menghadang.


Jalanan Setapak dalam belatara komplek

Alhamdulliah, semua kekhawatiran menghilang ketika dihadapan kami sebuah komplek lain dengan serak bangunan tua. Taman lapang ditumbuhi rerumputan yang nampak terawat. Beberapa mobil terparkir disana. Sementara pengunjung berlalu lalang.

Mobil kami berhenti tepat didepan Masjid Kamali Jamali. Masjid berwajah merah bata dengan lima lengkung pintu. Sebuah kubah menyembul diatapnya. Dipelataran terdapat sebuah kolam kering yang dahulunya berfungsi untuk berwudhu.

Meski nampak tua tapi pondasi bangunan ini sangatlah kokoh. Mighrab Masjid dibingkai dengan lafazd Al-Quran. Bagian dalam Masjid seperti sebuah lorong dengan lengkung lengkung menawan yang sangat instagramable. Penulis cerita perjalanan ternama, Trinity pernah berpose disini dengan hasil yang sangat cakep.

Bagian dalam Masjid diambil dari IG trinity


Masjid Kamali Jamali

Berdekatan dengan komplek ini juga terdapat makam Kamali Jamali, Quli Khan Tomb, Gandhak ki Baoli, Stepwell, Mandhi Masjid, Monumen Jahaz Mahal, Zafar Mahal dari Bahadur Shah II, Hauz-i-Shamsi dan Makam Adham Khan.

Taman ini juga mengayomi tomb of Balban. Letaknya lebih tinggi, hingga nampak seperti bukit kecil. Tomb of Balban dipercaya sebagai arsitektur bangunan dengan lengkung dan kubah yang pertama kali dibangun di India. Tomb tomb yang berada disini arsitekturnya mirip dengan arsitektur bangunan yang saya jumpai di Lodi Garden. Para pecinta sejarah pasti sangat mencintai situs Mehrauli Arkeological Park.

Mehrauli Archaeological Park juga menyimpan arsitektur bangunan dari periode Khalji Dinasti, Tughlag Dinasti, Lodhi Dinasti, kekaisaran Mughal hingga Raj Inggris. Banyak sekali monumen disini yang belum sempat kami kunjungi karena Najin sudah lapar. Lumayan juga mengelilingi komplek seluas 200 hektar.

Menyudahi jalan jalan diujung hari kami sempatkan berkunjung ke Five Sense (sex) Garden  yang letaknya tak jauh dari sini. Nah, ini taman bikin Libido alias Sahwat nggak nggenah melangit *plakkk.

Kisah wanita karir tinggal di Canada yang justru menemukan arti hidup dan kebahagiaan di India membuat sudut pandang baru dalam diri saya sendiri. Tinggal dinegara maju tak menjamin kebahagiaan. India yang notabene kemproh, padat, berisik, semrawut bin amburadul justru mampu memberikan rona kebahagiaan dalam hidup seseorang. 

Jujur, saya pribadi merasakan bagaimana hidup di India sangatlah tidak mudah. Tapi negara semilyar penduduk ini justru menggunungkan rasa syukur dalam hati saya setiap hari. Hidup tidak untuk dieluhkan. Tinggal dijalani aja sepenuh hati. Jangan sibuk melihat rumput tetangga yang “nampak” hijau. Sirami aja rumput yang kita pijak.



Kemeriahan Festival Rujak Uleg

$
0
0
Festival Rujak Uleg Surabaya

Ribuan peserta mengenakan aneka kostum unik sambil bergoyang menguleg rujak

Menyambut rari jadi Surabaya ke 723, hari minggu kemarin tanggal 29 Mei 2016 pemerintah kota Surabaya mengadakan festival Rujak uleg. Rujak uleg sendiri adalah makanan khas Surabaya yang sudah merakyat.

Rujak Uleg terdiri atas buah, sayuran, lontong, tahu tempe goreng, sayur sayuran dan (terkadang) ditambah cingur sapi  kemudian diguyur dengan saus petis yang gurih dan pedas. Festival yang berlangsung setiap tahun ini berlangsung di sepanjang jalan kembang jepun atau dikenal dengan kawasan Kya Kya Surabaya (bersebelahan dengan jembatan merah Surabaya.

Dari rumah saya berangkat bersama salah satu keluarga, Erlita namanya. Berangkat menggunakan motor kesayangan, si hitam manis Honda Revo. Alhamdullilah perjalanan dari rumah di Gresik menuju Surabaya lancar. Jembatan merah berada selemparan pandang, tetiba lubangan kecil dijalan tak terhindari. Sepeda sedikit oleng. Dan Blesss, ban sepeda bagian belakang bocor.

Untunglah tukang tambal ban tak jauh dari sana. Dorong sepeda, keringat bercururan dengan derasnya. Lumayan, bakar lemak tubuh. Hati berbalut gundah, bukan karena lelah mendorong sepeda justru kenangan pahit.

Ya Allah, kenapa harus ditempat yang sama, ronta saya dalam hati. Saya berusaha sekuat tenaga untuk tidak menangis. Tempat ini menjadi saksi kesedihan terdalam dalam sejarah hidup saya. Hingga hari ini detail kejadian masih tertancap jelas dalam ingatan. Disinilah Ayah, sahabat terbaik dalam hidup saya menghembuskan nafas untuk terakhir kalinya. *mewek

Duduk berbincang dengan Erlita, 20 menit kemudian sepeda saya siap melindas jalanan ibukota Surabaya. Dan hanya butuh waktu 5 menit saja kami tiba dikawasan kya kya. Riuh kendaraan motor dan mobil. Alhamdulilah, tersedia parkir khusus pengunjung Festival rujak Cingur.

Makanan Khas Surabaya

Suara MC terdengar meriah lengkap dengan logat Surabaya medok. Rame. Deretan meja hias memenuhi sepajang jalan kembang jepun.

Nah, ini yang bikin seru dan heboh acara. Ribuan peserta menjejali jalan mengenakan konstum khusus dengan warna warni cerah. Berkelompok mengenakan kostum yang sama. Ada yang mengenakan baju daerah, kostum hewan, kostum pewayangan, ala hula hula,  superhero dan masih banyak lagi.

Karena saya bukan dari kalangan media, kami (pengunjung) hanya diperbolehkan melihat acara dari samping (trotoar jalan). Saya jalan pelan pelan menyusuri trotoar sambil menyaksikan peserta rujak uleg yang bergoyang sambil meneriakkan yel yel.

Akhirnya dengan bermodalkan kamera segede badan ini plus wajah super imut, saya menyusup dalam peserta untuk meliput acara. Perkenalkan, saya blogger kece penguasa blog www.emakmbolang.com *ditangkapkamtibnas. Hehehe. Alhamdullilah bisa meliput acara di tengah tengah. Hore, leluasa mengambil foto.

Kelompok yang berjumlah ratusan melingkari meja yang diatasnya sudah tersaji buah buahan, lontong, tahu temped an sayur masuk yang sudah dimasak. Dan yang bikin kelihatan sangar itu tampilan congor e sapi utuh nangkring ‘cakep’ diatas meja. Saya menyusuri setiap meja, potret sana potret sini.

Setiap kali saya membidikkan kamera, peserta bakalan joget dan meneriakkan yel yel. Siapa saya? Emak doyan mbolang, hohoho. Tingkah para peserta bikin saya tersenyum, tertawa bahkan ngakak sampai mules. Aahhhh, seru banget.

Festival Rujak Cingur 2016 ini dibuka oleh Walikota Surabaya Ibu Tri Rismaharini. Dan dilanjutkan dengan menguleg bumbu rujak dalam cobek super besar bersama tamu kerhormatan lainnya. Dan seluruh peserta mulai menguleg bumbu rujak yang terdiri atas kacang goreng, cabe rawit, petis, gula merah dan pisang biji (gedang klutuk).

Festival Rujak Uleg

Festival Rujak Uleg

Festival keren di Idnonesia

Festival Rujak Uleg

Festival Rujak Uleg

Makanan wajib coba di Surabaya

Festival Keren di Indonesia

Festival Rujak Uleg

Festival tahunan ini selalu mendatangkan ribuan peserta. Bahkan pernah masuk rekor MURI dengan jumlah penguleg rujak terbanyak. Alhamdullilah tahun ini saya bisa menyaksikannya sendiri.

Teriakan MC memberikan semangat kepada para peserta ini bikin saya tertawa tak henti henti. Diselingi humor humor Jawa Timuran lainnya yang bikin perut melilit.

“Ojok lali joget rek”
“Bokong e digoyang rek”

Jadilah ribuan peserta Festival Rujak Uleg kali ini menguleg bumbu sambil joget dan bergoyang. Terkadang meneriakkan yel yel kemenangan. Ada yang berkeliling sambil menari untuk memberi support kemenangan.

Yah, dalam penjurian untuk memenangkan hadiah tunai jutaan Rupiah ini, peserta tak hanya diharuskan menyajikan rasa rujak uleg yang mantap. Juga  diharuskan menguleg rujak secara atraktif. Kelompok kelompok ini berasal dari perwakilan kelurahan, swasta, sekolah, komunitas serta dinas dinas terkait dan tamu kehormatan dari negara sahabat. Kapan lagi bisa lihat bule cakep nguleg rujak ? *plak.

Tak hanya perempuan, laki laki pun luwes menguleg rujak. Cak dan Yuk Suroboyo juga ikutan nguleg rujak cingur. Jujur, kemringet. Bukan karena lihat yang cakep cakep tapi panasnya itu, lho. Gimana nggak, festival ini dilaksanakan di tempat terbuka. Matahari begitu terik dan mereka mengenakan kostum dan make up tebel. Meski kegerahan, hal ini tak mengurangi kehebohan acara.

Festival Rujak Uleg


Ditengah kerumunan terdapat panggung utama yang berada tepat ditengah jalan. Membelah peserta di sayap kanan dan kiri. Dan setiap sayap terdapat panggung kecil yang digunakan para peserta unjuk gigi dan berjoget. 

Disisi panggung utama terdapat panggung kecil untuk para penyanyi dangdut dan band. Suara lagu dangdut menggelegar di Bumi Surabaya. Peserta datang ke panggung. Super pede, Joget joget. hehehe

Sementara aroma pedas dan gurihnya petis menguar diudara. Perut saya bergoyang dan nggak betah pingin melahap. Tahu sendiri kan, Rujak cingur adalah salah satu makanan favourite saya. Kalau pas lagi di Indonesia, setiap 3 atau 4 hari saya pasti makan rujak Uleg. Mangkannya bodi ini semakin menggelambir.


Festival Rujak Uleg
Cingurnya bergaya 

Festival Rujak Uleg
Rujak Cingur 
Disetiap stand saya ditawarin rujak oleh peserta. Lupakan Diet. Emang kapan kamu diet? Hahaha. Tak tanggung tanggung dalam festival rujak uleg ini saya melahap dua porsi rujak cingur di dua stand yang berbeda. Saya pilih dengan bumbu rujak warna kecoklatan dan satunya hitam pekat. Mantap rasane, rek.

Rujak uleg ini bukan hanya gratis untuk saya saja tapi juga bagi seluruh pengunjung festival. Setiap kelompok menyediakan puluhan piring rujak uleg gratis bagi para pengunjung. Puas meliput acara festival Rujak Uleg kami balik pulang diayomi mendung abu abu.

*Seperti apa keseruannya? Saksikan Video Liputan Festival Rujak Cingur tayang di NET TV


Menyaksikan Keseruan Amazing Race di Humayun’s Tomb

$
0
0
Humayum’s Tomb

Jauh sebelum dunia mengenal Taj Mahal sebagai lambang keabadian cinta. Di Negeri Shah Ruk Khan ini, ada sebuah bangunan bersejarah yang memiliki kesamaan kisah dengan Taj Mahal. Bahkan, dibangun jauh terlebih dahulu sebelum Taj Mahal.

Humayun Ka Magbaraatau lebih dikenal dengan nama Humayun’s Tomb terletak di Ibukota India, New Delhi. Jika Taj Mahal dibangun oleh sang kaisar dan dipersembahkan untuk permaisuri tercinta. Sebaliknya, Humayun ka Maqbara, dibangun oleh sang permaisuri dan dipersembahkan untuk sang kaisar tercinta.

Humayun ka Maqbara merupakan tempat peristirahatan terakhir seorang kaisar era kekaisaran Mughal di India yang bernama Nasir Ud-din Muhammad Humayun, lebih akrab dengan nama Humayun. Beliau sendiri tak lain adalah kakek buyut dari Kaisar Shah Jahan, sang pendiri Taj Mahal. Wah, ternyata para pesohor di zaman kekaisaran Mughal bukan hanya handal dalam taktik peperangan, tapi juga romantisme cinta mereka.

Humayun ka Maqbara dari apartemen saya tinggal saat ini berjarak sekitar 10 KM. menggunakan kendaraan pribadi memakan waktu sekitar 20 menit, termasuk macet dan segala tetek bengek keriuahannya. Shah Jahan bergegas menuju loket. Sementara saya dan Najin asyik menunggu digerbang pintu masuk. Tiket masuk wisatawan asing senilai 250 rupees atau sekitar Rp. 50.000 sudah ditangan. Kaget, karena tiket masuk mengalami kenaikan sebesar 150 %, dulu cuman 100 Rupees.

Selain Qutub Minar dan kawasan Old Delhi, Humayun’s Tomb ini  juga merupakan salah satu tempat yang sering kami kunjungi ketika kami tinggal di Delhi. Tapi, semenjak tiket masuknya naik sebegitu banyak, saya jadi jarang datang kemari (curhat mode on). Apa yang membuat kami sering datang kemari? Baca sampai habis!

Melewati petugas keamanan yang dilengkapi dengan pistol laras panjang. Saya diminta untuk membuka dan memperlihatkan isi tas, petugas melakukan pengecekan dan mengambil snack yang berada dalam tas. Pengunjung dilarang membawa makanan, aturan ini diperlakukan untuk menjaga kebersihan tempat yang masuk dalam World Herritage UNESCO.

Menapakkan kaki menuju komplek makam Humayun, sayap kanan kiri terlihat sederet bangunan tua nan unik. Kami menuju sayap kanan terlebih dahulu, disana menghampar makam dan Masjid Isa khan.

Reruntuhan pintu gerbang memasuki Masjid Isa Khan mengisyaratkan usia renta bangunan. Pintu gerbang menyatu dengan lingkaran tembok kokoh memeluk Makam dan Masjid Isa Khan. Beliau adalah seorang utusan pada masa kejayaan Dinasti Islam Sher Shah Suri. Dibangun pada abad ke 15.

Melewati undakan dan berada di pintu gerbang. Sebuah bangunan berbentuk mirip mahkota raja ala Eropa terhampar didepan mata. Bangunan makam dan taman serasi berbentuk octagonal. Diatasnya terdapat sebuah kubah besar dikelilingi sepuluh Chattris imut dan cantik. Chattrisini semacam kubah disanggah empat pilar yang menjadi ciri khas bangunan di India. lengkung pilar batu besar nampak kokoh menyanggah atap kubah dari setiap sisinya.

Sesaat mata saya tertumbuk dengan tenda besar besar disebelah kiri. Duduk wanita bule dengan beberapa kamera besar, kabel dan boxbox besar. Pikir saya, mungkin lagi ada shooting film. Sementara diujung tenda ada dua lelaki bule saling berpelukan gembira dengan wajah dan baju penuh warna bubuk holi. Nah, dua cowok ini pakai ransel super gede.

Saya mengenyitkan dahi, kira kira film Hollywood apa yang lagi shooting disini?. Dua wajah bule tersebut juga  nggak terkenal. Tapi cakep meski wajahnya penuh bubuk Holi. Baiklah, saya jalan cantik aja, siapa tahu produser lihat tampang kece saya dan meminta jadi aktris pemeran utama *benerinjilbab. Saya abaikan mereka, toh saya juga sudah terkenal di Indonesia sebagai emak mbolang yang baik hati dan selalu ceria *plakkk.

Sebelum memasuki bangunan utama Isa Khan, terlihat dua lelaki duduk dikursi dengan kamera didepannya. Sementara lelaki lain yang menginterview berada didepan, agak kesamping. Sementara tiga buah kamera besar berada di sisi depan dan samping. Disini, saya teringat, kayak sesi interview program kesukaan saya, Amazing race. Inget kan, setiap session mereka selalu menceritakan perjalanan mereka.

Saya tidak memperhatikan baik baik, saya langsung masuk kedalam bangunan utama. Didalam terhampar batu nisan Isa khan dan kelima anggota keluarganya. Asyik melihat Mighrab yang dihiasi ukiran ayat suci Al Quran. Tiba tiba Gerakan bayangan melayang diatas kubah, jantung saya berdetak kencang dan ingin rasanya berlari kencang. Astaghfirullah. Ternyata, diatas lengkung jendela, beberapa burung dara terbang kesana kemari. Ada ada saja, serasa jantung ini mau copot. Sementara Najin merasa tak nyaman didalam.

Tak lama berselang, saya memutuskan keluar. Terlihat dua lelaki bule, yang ini nggak pakai serbuk holi dibadannya. Mereka terlihat tergesa gesa. Kemudian memeluk wanita India dan mengucap terima kasih. Sementara cameraman dengan kamera gede di bahunya ikut berlari bersama mereka. Wah, tak salah lagi nih, pasti Amazing  Race. Eh, tapi mereka kok nggak berbicara bahasa inggris, ya. Ui ui ithuty zhfjzhyau ishkhui, emboh ngomong opo.

Di sisi barat makam berdiri Masjid Isa khan. Masjid tipe terbuka ini memiliki tiga buah kubah. Hanya bagian mighrab depan yang tetutup kubah, pelatarannya terbuka beratapkan langit.


Humayun ka Maqbara
Dekoasi Islami di Langit langit makam Isa Khan

Humayum’s Tomb
Makan Isa Khan bersam keluarganya

Isa Kham tomb
Masjid Isa Khan

Beranjak meninggalkan komplek Isa Khan, didepan terdapat Bu Halima Tomb. Bentuk bangunan mirip dengan Hamam yakni tempat mandi para Kaisar, tapi dilengkapi dengan undakan. Saya perhatikan bentuknya mirip dengan panggung pertunjukkan tapi terbuat dari batu. Berdampingan dengan Bu Halima Tombterdapat gerbang putih menjulang yang menghantarkan menuju Humayun Ka Maqbara atau Humayun’s tomb.

Sesampainya di gerbang putih, kami masih harus berjalan menuju gerbang utama. Disebelah kanan, sebuah pintu gerbang yang bentuknya lebih kecil, tertulis Arab sarai. Kami putuskan untuk menuju makam Humayun terlebih dahulu dan menelusuri keseluruhan komplek setelahnya.

Gerbang utama masih berjarak sekitar 100 meter dari gerbang putih dimana saya berdiri saat ini. Dari kejauhan, gerbang utama setinggi 16 meter nampak kokoh dan menawan. Terdiri atas dua lantai berhias 4 lengkung jendela dengan pintu utama ditengahnya. Dua menara cantik berada diujung atas kanan dan kirinya. 

West Gate(gerbang sebelah barat) keterangan yang tertulis dalam sebuah batu berbentuk persegi sebagai informasi bagi wisatawan. West gate ini adalah satu dari tiga gerbang memasuki Humayun’s Tomb.  

Sampai di pintu gerbang, mata hati mendadak romantis melihat landskap pesona kecantikan makam Humayun. Mata ini disuguhi sebuah bangunan megah bak Istana kerajaan berdiri diantara taman rerumputan hijau. Mengalir air sepanjang mata melihat, membentuk kolam dan air mancur ditengahnya.

Lengkung pintu gerbang membingkai cantik landskap bangunan dalam jepretan kamera. Makam yang didirikan pada tahun 1565 diprakarsai oleh sang permaisuri bernama Hamida Banu Begum. Sepeninggal suami tercinta, beliau merasakan kepedihan yang mendalam. Terselip dalam benak beliau, membangun sebuah tempat untuk merenung serta mengenang segenap cinta dan kasih sayang bersama sang raja.


tempat tempat wisata di Delhi
West gate pintu Gerbang utama menuju Huamyun ka maqbara

Hamida Banu Begum akrab dikenal dengan Bega Begum mulai membangun makam sekembalinya beliau dari Ibadah Haji. Tepat delapan tahun sepeninggal sang Kaisar. Terinspirasi deskripsi surga di dalam Al Qur’an. Mirak Mirza Ghiyas sang arsitektur, mendesign makam sang Maharaja dilengkapi dengan taman dan aliran air.

Saya perhatikan, design dan arsitektur bangunan bagaikan gabungan antara design istana dan Masjid. Terdiri atas dua lantai, dilengkapi dengan kubah putih besar diatasnya. Dikelilingi 4 buah Chattriswarna putih dan 8 Chattris mungil warna biru. Chattris ini semacam kanopi berbentuk kubah kecil dengan empat buah pilar penyanggah, sebagai ciri khas bangunan zaman kekaisaran Mughal atau bangunan India lainnya.

Kami lanjutkan langkah kaki menuju bangunan makam yang didominasi warna merah bata dan marble putih ini. Berjalan sepanjang aliran air yang membelah taman ini, bagaikan ‘karpet merah’ menuju istana. Ditengahnya sebuah kolam dengan air mancur memantulkan bayangan kecantikan makam dalam air. Sejenak saya berhenti, mengabadikan panorama Indah ini dalam lensa kamera.

Setelah puas megambil gambar, saya melanjutkan tapak kaki menuju pelataran makam. Dilanjutkan melewati lima buah anak tangga batu menuju lantai dasar. Bangunan lantai dasar ini berbentuk octagonal, dihiasi deretan lengkung pintu. Dengan Jajaran pilar penyanggah berwarna merah bata serasi berpadu padan dengan lengkung pintu warna putih.

Melanjutkan tapak kaki menuju ke lantai dua. Pintu berukuran jumbo terbuat dari kayu tua dan tebal siap menyambut didepan anak tangga. Takut jatuh, saya berjalan perlahan melewati puluhan anak tangga dengan kemiringan 45 derajat ini.

Wah, lega sekali ketika sampai di lantai dua. Dihadapan saya, bangunan bertingkat berbentuk octagonal didesign artistik dengan ornamen Islami berdiri dengan eloknya. Dari lantai dua ini, terlihat pintu gerbang disebelah Utara dan Selatan lengkap dengan taman dan aliran air. Di sisi utara (sebelah kiri tangga) pelataran lantai dua ini, tehampar beberapa batu nisan.
Humayum’s Tomb

Delhi Sightseeing


Batu nisan berusia ratusan tahun ini nampak tua dan kusam. Tidak tertulis, makam siapa yang bersemayam didalamnya. Kami memutari bangunan untuk menuju kedalam bangunan utama. Gaya arsitektur persia ini memiliki design asimetris. Jadi dilihat dari sisi manapun, bangunan nampak sama. Sungguh, sebuah mahakarya arsitektur yang luar biasa.

Melewati pintu masuk, sebuah dekorasi unik menghias langit langit. Berbentuk melingkar berhias pahatan bebatuan warna warni dengan bentuk geometry mirip batik. Serasi berpadu padan dengan design garis dan bunga ditengahnya.

Sebuah batu nisan persemayanan kaisar Humayun berada tepat ditengah bangunan. Batu nisan terbuat dari batu marble putih. Diatasnya, menggantung sebuah lampu hias tua berusia ratusan tahun. Dindingnya bertingkat dihiasi lengkung lengkung jendela.

Dalam bangunan berbentuk octagonal ini terbagi menjadi 4 ruangan yang berada disetiap sudutnya. Setiap ruangan menaungi 3 atau 4 persemayanan batu nisan. Ruangan satu dengan yang lainnya terhubung dengan sebuah lorong panjang berbentuk persegi. Salah satu makam dalam ruangan ini adalah makam sang permaisuri Banu Begum.

Saya perhatikan, semua batu nisan terpahat tulisan ayat suci Al Qur’an, Subhanallah. Dan disetiap ruangan terdapat Mighrab yang dibuat dengan design menerawang menunjukkan arah kiblab. Hal ini menunjukkan sisi religius para penguasa Islam kala itu.


Taj Mahal in Delhi


Puas berkeliling dan memperhatikan detail bangunan dan makam, kami turun melalui tangga sebelah selatan.  Menuju salah satu sudut taman, disana berdiri Nai-ka-Gumbadatau Barber’s Tomb. Tidak tertulis dalam sejarah, makam siapakah yang berada didalamnya. Hanya bertuliskan makam seorang laki laki dan seorang wanita.

Bangunan ini nampak mungil, cantik, unik dan juga misterius. Dilengkapi dengan kubah besar diatasnya dan empat buah Chattriscantik warna biru. Mendekati bangunan, membuat bulu kuduk saya berdiri. Selain tempatnya yang nyempil diujung taman, sekelilingnya dipenuhi dengan pohon rindang, tampak sunyi dan sepi.

Lelah berkeliling dan menyusuri gerbang dan taman komplek. Kami duduk santai diatas rumput hijau disalah satu sudut taman. Nyaman sekali, kami rebahan sambil menikmati landskap makam berhias pohon palm menjulang. Sesekali wefie. Bukan hanya kami, beberapa wisatawan manca negara terlihat duduk bersantai, membaca buku, ngobrol hingga tertidur pulas, seolah olah enggan beranjak dari taman surgawi ini.


Humayum’s Tomb
Barber's Tomb
Sisi taman lain dihadapan kami menjadi lokasi shootingamazing race. Digunakan sebagai pit stop utama. Deretan kamera jumbo, kamera lengkap dengan roda, lampu lampu, salon, boxbox besar. Kamera  tersorot pada dua sosok lelaki yang saya jumpai di Isa Khan tadi. Mereka sedang asyik bercengkrama dengan pembawa acara didampingi wanita India dengan mengenakan Saree.

Bendera bendera bergaris khas amazing race tergantung disekitarnya. Saya saksikan dengan seksama. Eh, kenapa pembawa acaranya bukan mas Phil, ya. Yang ini beda, lebih cakep dan muda *pasangkacamata. Teringat peserta yang tadi saya temui tidak menggunakan bahsa Inggris, saya pikir mungkin ini amazing race negara lain.

Ternyata, ya, kalau kita lihat amazing race biasanya peserta lari kenceng ke Pit Stop. Eh, ternyata ini diatur juga. Hehehe mesti yang lain dah datang, lainnya harus nunggu interview di Pit Stop.

Begitu juga ketika selesai, mereka tak langsung pergi melanjutkan perjalanan. Setelah pergi, shoot, eh mereka balik lagi buat istirahat dan bincang bincang, kirain selama ini langsung mlencing kemana gitu.

Nah, ini. Yang bikin saya Ge er kelangit ketujuh. Setelah duduk santai, kami putuskan balik ke apartemen. Sejenak saya menatap area shooting lebih dekat. Posisi saya berada di belakang perserta amazing raze, otomatis pembawa acara berhadapan dengan saya. Alamak cakep banget. Kok kayaknya si pembawa acara menatap kecakepan saya terus menerus, ya . Duh jadi salah tingkah. Hahaha ojok Ge er.

Kami balik melewati gerbang yang sama. Kami berjalan santai sambil ngobrol. Tetiba didepan kami melintas sesosok lelaki dengan membawa kamera gede plus Tripod. Shah Jahan memulai pembicaraan. Oh, ternyata mereka ini amazing race dari Israel. Di negaranya judulnya bukan amazing race tapi HaMerotz LaMillion. Setelah saya baca di internet mereka lagi shooting HaMerotz LaMillion session lima.


Shooting amazing race

Amazing race Israel

Humayum’s Tomb


Didekat gerbang putih arah pintu masuk, terdapat gerbang Arab Sarai (urdu) berarti losmen atau hunian. Ketika makam Humayun dibangun, Bega Begum mendatangkan ratusan imam dan juga ahli kaligrafi batu dari Jazirah Arab. Diarea inilah mereka tinggal dan dimakamkan. Saya masuk kedalam sendiri, sementara Shah jahan dan Najin menunggu diluar.

Memasuki arab sarai, suasana nampak sepi. Tidak banyak wisawatan yang memasuki area ini. Mereka cukup mengintip dari pintu gerbang dan segera berlalu. Selain tempatnya yang kurang terawat, juga banyak batu bangunan sisa renovasi berserakan disana sini.

Meskipun saya sempat ragu, tapi rasa penasaran memantapkan langkah kaki menelusurinya. Masuk kedalam, disebelah kanan terdapat Hamam, sebuah bangunan berbentuk kotak persegi setinggi badan berfungsi sebagai tempat pemandian kala itu. Disebelah kiri, nampak  berdamping sebuah bangunan makam dan Masjid Afsarwala.

Nila Gumbad
Nila Gumbad adalah makam dari Miyan Fahim. Berbeda dengan tempat tampat lainnya yang masih berada di komplek Humayun’s tombyang dikelilingi pagar batu. Nila Gumbad berada ditengah persimpangan jalan raya menuju komplek Humayun. Keunikan dari Nila Gumbad, terletak pada warna kubahnya yang berwarna biru, Nila (urdu) yang berarti biru.


Tempat wajib dikunjungi di Delhi
Humayun Ka Maqbara
Keseluruhan komplek Humayun ka Magbara memang luas sekali. Pada waktu itu, untuk membangun komplek makam, sang permaisuri menghabiskan uang sekitar 1,5 juta rupees atau sekitar tiga ratus juta rupiah. Wow, nilai yang fantastik pada zaman itu. Hal ini juga menjadi bukti, bahwa cinta tak ternilai dengan uang.

Sebagai seorang wanita, saya kagum dengan ketulusan dan kebesaran cinta Bega Begum kepada suaminya. Cinta yang tak lekang oleh ruang dan waktu. Bahkan ketika maut memisahkan, segenap cinta yang tertanam, tertumpah dalam ‘istana’ taman makam surgawi, Humayun Ka Magbara

Kisah Bertemu Dalai Lama Tayang di MyTrip Vol 27

$
0
0


Bagai kisah Cinderella bertemu pangerannya. Kisah perjalanan saya menjelajah Dharamsala hingga bertemu dengan Dalai Lama bermula karena cerita sebuah sepatu. Ya, ketika saya sedang asyik menyusuri pertokoan di kawasan Mcleodganj,Dharamsala tetiba seorang biksu bergegas menghampiri saya. Beliau kemudian bercerita tentang sepatunya. Cerita kemudian berlanjut hingga akhirnya saya bertatap muka, bersalaman dan mendengarkan petuah dari Sang Dalai lama.


Seperti apa cerita serunya? Baca kisahnya di majalah My Trip Vol.27/2016

Ratusan Lentera Meriahkan Festival Damar kurung

$
0
0
Damar kurung

Damar kurung yang menjadi salah satu maskot kota Gresik ini adalah sebuah lentera yang dinyalakan warga muslim Gresik sebagai tradisi menyambut malam lailatul Qadar pada bulan Ramadhan

Diantara banyak tulisan tentang India di media, baik tentang wisata maupun budaya, terbesit dalam hati apa yang bisa kamu kamu lakukan untuk negerimu terkhusus kota kelahiran. Tak usah muluk muluk atau nunggu sampai jadi menteri pariwisata, bertutur kata dalam sebuah postingan dan dibaca banyak orang sudah menjadi kepuasan tersendiri. Tinggal diluar negeri jangan lupakan Ibu pertiwi kan ?

Tahun lalu ketika pulang ke tanah air dan bertandang ke kampung halaman, keinginan saya cukup sederhana yakni memperkenalkan kuliner kota Gresik. Seminggu sampai di tanah air, menghirup udara kota kelahiran yang semakin hari semakin panas, saya mulai berwisata kuliner. Mulai dari Nasi Krawu, Lontong Romo, Sego karak, Sego Meniraneka telur Ikan sampe Soto Kikil Manjung. Menuliskan kuliner gresik dalam goresan kalimat yang enak dibaca lalu diposting kedalam blog setidaknya telah menjadi langkah awal memperkenalkan kota Gresik.

Tak hanya kuliner, kota Gresik sendiri memiliki sejarah panjang khususnya sejarah penyebaran Islam di tanah air. Sebagai kota santri, dibulan Ramadhan kota Gresik memilki sederet tradisi. Sebagian tradisi masih dirayakan dengan kemeriahan dan sebagian mulai ditinggalkan. Sebagian tradisi terlupakan, dan bahkan masyarakat asli gresik sendiri justru tidak mengetahui keberadaan tradisi tersebut.

Alhamdullilah, tahun ini berkesempatan pulang ke tanah air. Ingin sekali bisa menggali dan menulis tradisi selama bulan Ramadhan di Kota Gresik. Seperti tradisi Megengan,  Malam selawe, makan kolak ayam, Pasar Bandeng dan puncaknya Lelang Bandeng yang masih dirayakan begitu antusias oleh masyarakat Gresik.

Salah satu tradisi yang luput, bahkan saya sendiri yang lahir dan dibesarkan di Gresik tidak mengetahuinya. Yakni tradisi warga muslim Gresik menyalakan Damar Kurung di teras rumah untuk menyambut malam Lailatul Qadar pada bulan Ramadhan. Dan pada saat ini tradisi menyalakan damar kurung semakin meredup. Bahkan sebagian besar masyarakat Gresik tidak mengetahuinya, termasuk saya.

Damar kurung berasal dari kata Damar yang berarti lampu, sedangkan Kurung berarti pelindung atau penutup. Mungkin orang lebih akrab mengenal kata kurungan, yang digunakan sebagai sangkar burung. Jadi, Damar kurung sebenarnya adalah sebuah lentera berbentuk seperti sebuah kurung, bentuk kubus dan dilapisi dengan kertas bergambar dua dimensi.

Damar Kurung yang merupakan seni tradisional kabupaten Gresik saat ini telah menjadi salah satu maskot kota Gresik. Jika berjalan sepanjang jalan kota Gresik, kita bisa melihat damar kurung digantung bersama dengan lampu penerang jalan. Di alun alun dan juga pusat kegiatan warga Gresik biasanya dipajang damar kurung.

Festival Damar Kurung
Lentera Damar Kurung

Festival Damar kurung 2016
berlukiskan 2 dimensi

Dari beberapa literatur yang saya baca di mbah Google, ada beberapa perbedaan tentang sejarah damar kurung. Ada yang menuliskan bahwa damar kurung sudah dikenal sejak Zaman Hindu-Budha. Ada yang mulai sejak zaman pemerintahan Sunan Giri dan terus berlangsung sejak zaman penjajahan Belanda dan juga Jepang.

Yang unik dari lukisan damar kurung adalah memiliki pola yang pakem. Yakni lukisan dua dimensi yang mengandung unsur sebuah cerita. Baik cerita tentang kehidupan masyarakat Gresik sehari hari seperti kondisi pasar, pasar malam, tradisi Ramadhan, kegiatan tertentu sampai kuliner khas kota Gresik. Gambarnya kecil dan imut mengelilingi keseluruhan kertas, nampak begitu unik.

Festival Damar Kurung

Sebenarnya saya mengenal tradisional seni damar kurung, hanya saja saya tidak mengetahui jika di Gresik ada tradisi menyalakan damar Kurung selama malam Lailatur Qadar di bulan Ramadhan. Rasane pingin nutup muka karo sesek, hehehe.

Nah, dalam rangka melestarikan kembali tradisi dan budaya, setiap tahunnya dibulan Ramadhan di kota Gresik, Jawa Timur  diadakan Festival Damar kurung. Festival ini diadakan sejak tahun 2012. Saya mengetahui adanya festival ini ketika saya googling di internet, saat itu saya ingin mengetahui lebih dalam tentang Damar kurung.

Festival Damar kurung tahun ini berlangsung pada tanggal 17 – 19 Juni 2016. Diadakan di Kampung Kebomas yang berada di Jl.Sunan Giri 3. Ketika mengetahui festival ini berlangsung di Kampung Kebomas, saya mengernyitkan dahi. Sederet pertanyaan menjejali pikiran. Tapi satu pertanyaan besar adalah kenapa di Kampung Kebomas, kenapa tidak diadakan di WEP (Wahana Ekspresi Poesponegoro) atau alun alun Gresik yang notabene merupakan pusat kegiatan warga dan juga berada di jalan protokol utama kota Gresik.

Berangkatlah saya menuju Kampung  Kebomas bersama keluarga saya, Erlita setelah shalat Isya’. Sebuah spanduk besar bertuliskan festival Damar kurung melayang di Jalan utama Sunan Giri. Mengarah masuk ke gang yang tak terlalu lebar.

Festival Damar Kurung

Ratusan damar kurung bergantungan di langit langit Kampung Kebomas. Bagaikan kunang kunang berukuran jumbo berbaris dalam deretan yang teratur. Beberapa tembok milik warga dilukis. Ada yang sedang melukis damar kurung di tembok. Beberapa penjual berjualan di sisi jalan dengan menggunakan meja sederhana. Ada yang menjual baju, sepatu,  aneka kuliner termasuk kuliner khas kota Gresik dan juga souvenirDamar Kurung.
Festival yang sudah memasuki tahun kelima ini bertujuan untuk merajut kembali antusiasme masyarakat meneruskan tradisi memasang damar kurung diteras rumah. Menciptakan pengetahuan dan memproduksi karya baru damar kurung melalui beragam pameran dan workshop.

Terus berjalan menyusuri kampung Kebomas sambil melihat aneka lukisan yang membungkus damar kurung. Sesekali berhenti sekedar mengambil video atau selfie. Damar kurung yang terpajang disini adalah hasil karya anak Kampung Kebomas.

Kaki ini berhenti disebuah rumah bertingkat. Mata ini tertumbuk dengan muka rumah bertuliskan Damar Kurung Institute. Kaca lantai dua terpampang foto sosok wanita tua melegenda, Masmundari. Beliau dikenal sebagai pelukis damar kurung satu satunya di zamannya. Akhirnya, pertanyaan besar dalam pikiran terjawab sudah, Festival diadakan di Kampung Kebomas karena disini terdapat Institute damar Kurung.

Masmundari legenda Damar kurung
Masmundari, Sang legenda pembuat damar Kurung

Saya masuk kedalamnya, sosok pemuda sedang membersihkan sisa kertas yang tadinya dibuat untuk membuat damar kurung. Sebuah lemari kaca bermahkota damar kurung berukuran besar. Menebar pandang ke dinding berlapis karpet hijau tua, terpampang berbagai berita tentang sosok sang  legendaries, Masmundari.

Festival tahun ini, panitia secara khusus mengangkat sosok beliau dalam tema "Dekade Sepeninggal Masmundari". Masmundari sendiri dikenal khalayak umum sejak karya lukisan Damar Kurung dipamerkan untuk pertama kalinya di Bentara Budaya Jakarta pada tahun 1987. Masmundari menjadi legenda hingga detik ini.

Semakin malam peserta semakin membludak. Beberapa pencari warta mulai berdatangan. Acara ini dibuka oleh Noval effendy selaku penggagas festival damar kurung.

Kesenian khas kota Gresik
Noval effendy, penggagas Festival Damar Kurung
Kemudian dilanjutkan dengan sambutan dari bapak Camat Kebomas. Dari sekian banyak sambutan yang beliau sampaikan, ada satu yang tertancap keras dalam pikiran. Beliau berharap festival damar kurung tahun depan bisa didakan lebih meriah lagi. Yakni diadakan di sepanjang jalan utama Sunan Giri. Dan mendatangkan banyak sponsor. Penonton menyambut meriah dengan tepukan tangan. Semoga menjadi kenyataan dan bukan bagian dari janji saja sebagaimana politikus Indonesia saat ini. Aamiin.

Sambutan selanjutnya dibawakan oleh Dewan Kesenian Jawa Timur. Harapannya, festival damar kurung bisa menarik lebih banyak pengunjung, tak hanya dari sekitar Gresik, bahkan dari penjuru nusantara. Dan berharap menjadi agenda Nasional. Dan sebagai penutup, sang legenda sastra Jawa, Budi Palopo melantunkan puisi sastra Jawa dengan apiknya.

Kesenian yang berada di jawa timur

Damar kurung lentera khas kota Gresik

Festival Damar Kurung 2016 di Gresik

Festival Damar Kurung 2016 di Kampung Kebomas

Saya bersama dengan Erlita kembali menyusuri Kampung Kebomas. Mencicipi kuliner, makan pentol sampe mabok, hehehe enak banget soalnya. Rame sekali acaranya, dijejali anak anak, orang tua dan kebanyakan kaum muda. Mereka lebih asyik  selfie.  Acara ini berlangsung sampai jam 11 malam. Tapi mendekati pukul 21.30 kami mengakhiri keseruan ini.

Sampai dirumah, saya gegas menulis tentang festival Damar kurung. Edit video. Dan kemudian upload video festival damar kurung ke NET. Alhamdullilah, hari minggu pagi liputan saya tentang festival damar kurung tayang di Indonesia Morning Show di NET.

Festival Damar Kurung tayang di NET TV
Liputan Damar Kurung di NET TV (dan ini seharunya bukan 4 kali tapi 5 kali festival diadakan)

Bahagia luar biasa, bisa memperkenalkan festival ini khususnya kesenian Damar kurung ke seluruh masyarakat Indonesia. Kedepan, semoga festival damar kurung tak hanya festival daerah tapi juga secara Nasional. Dan menjadi bagian dari pesona Indonesia. Untuk melihat Kemerihaan Festival Damar Kurung yang tayang di NET Klik Disini.

Selanjutnya keinginan terbesar saya adalah memperkenalkan sederet wisata di kota Gresik. Alhamdullilah, beberapa minggu lalu wisata Bukit Jamur  juga tayang di Indonesia morning show NET TV. Semoga kelak menjejak pulau Bawean. Aamiin.


#Damarkurungfest2016
#DekadeMasmundari



4 Tips Sederhana Tampil Segar Saat Traveling

$
0
0
Tips tampil segar selama Travelling

Perawatan kulit wajah  yang benar memancarkan aura kecantikan tersendiri dan menggunungkan kepercayaan diri tampil natural

Less is beautiful. Aura kecantikan seorang wanita terpancar mempesona justru ketika mereka tampil natural tanpa make up. Bener nggak? Kaum adam langsung tersenyum mengiyakan. Bahkan jauh dilubuk hati terdalam para kaum hawa juga membenarkan pernyataan tersebut.

Meski benar adanya tapi saya sering mendenger teman wanita bilang kalau dia nggak pede kalau nggak dandan. Kemana kemana sibuk berpoles poles wajah. Nggak mau jalan jauh takut bedaknya luntur. Tak jarang juga kebiasaan wanita tampil menor justru bikin suami kesel. Iya kan? Iyakan aja.

Bagi saya pribadi perawatan kulit sehari hari lebih penting ketimbang tumpukan make up di wajah. Ketika travelling bahkan dalam kehidupan sehari hari, saya nggak pernah pakai make up. Bedak aja saya nggak punya. Ntah mengapa ketika memakai make up, saya justru merasa nggak pede. Suami sendiri lebih suka saya tampil natural karena dasarnya saya memang sudah cantik dan menarik *ngaca (lalu dilempar telur sama pembaca, hehehe).

Meskipun saya nggak pakai make up tapi bukan berarti saya anti make up, lho, ya. Sah sah aja dandan tapi jangan berlebihan. Nggak perlu harus memperberat kulit wajah dengan tumpukan berbagai produk yang justru bikin wajah nggak bernafas dengan baik.

Masih inget dengan cerita kepedean saya ketika harus interview Live di NET TV tentang perjalanan saya jelajah Himalaya? Bagaimana saya tampil percaya diri tanpa make up bahkan bedak, cukup bermodalkan sapuan liptik tipis di bibir. Kadang kalau ada kondangan, saya poles bibir dengan lipstick tipis tipis. Ini semata karena saya cukup percaya diri dengan tampilan kulit wajah saya yang senantiasa memancar cerah.

Pengalaman menggunakan Cetaphil

Nah, kesederhanaan saya ini (halah!) justru membawa berkah tersendiri bagi saya yang suka mbolang. Pertama, saya nggak harus ngeluarin duit buat beli bedak, lipstik, bulu mata badai, blush on membahana dan sebagainya. Duitnya bisa disimpen buat beli tiket kereta Trans – Siberia. Kedua, ransel lebih ringan karena nggak harus masukin segudang peralatan kosmetik dalam tas. Jalan jadi lebih gesit dan nggak mudah capek. Ketiga, less worry, karena nggak pernah takut atau khawatir make up luntur kala jalan jalan.

Saya percaya bahwa ketika wajah kita bersih, segar dan terawat itu adalah “make up” alami, teraman dan terbaik bagi kulit wajah kita. Sekaligus menjadi investasi kecantikan kala kita tak lagi muda.

Ketika jalan jalan pun kita harus senantiasa menjaga kecantikan kulit. Nggak harus bawa perlatan kosmetik segunung yang bikin ransel menggembung. Berikut tips sederhana tampil segar dan percaya diri saat travelling.

  • Banyak minum air putih

Selain menghindari dehidrasi saat jalan jalan. Air putih mempunyai segudang manfaat kesehatan bagi tubuh kita. Karena air berfungsi melancarkan peredaran darah dalam tubuh yang artinya bagus untuk kesehatan jantung. Air juga berfungsi sebagai Detokfisikasi yakni membantu mengeluarkan racun dalam tubuh melalui urine dan keringat.
Selalu bawa air putih dalam  ransel atau tas kemanapun kamu pergi. Sudah banyak air putih yang dikemas sangat ekonomis untuk kebutuhan jalan jalan dan sangat mudah dibawa. Air juga berfungsi mengencangkan kulit tubuh dan wajah. Mencegah penuaan dini karena air juga dipercaya membantu elastisitas kulit. biar kerutan kerutan nggak menyapa meski kita sering terpapar matahari dan Debu. Jadi Air membantu kulit wajah senantiasa nampak bercahaya alias kinclong.

  • Pembersih muka

Saya paling senang perjalanan darat meski memakan waktu lama. Tak tanggung tanggung kadang perjalanan menuju lokasi tertentu ditempuh dalam bus atau kereta hingga 24 jam lamanya. Tak jarang pula saya sering terjebak dalam kemacetan jalan berdebu.

Kalau gini, muka jadinya kusam dan kotor karena debu yang menumpuk diwajah. Rasanya kayak wajah saya dibedaki sekilo. Plus, wajah juga kadang terasa gatal juga karena tumpukan kotoran yang menyapa wajah ini membuat kulit wajah terasa gatal. Karena memang saya memiliki kulit yang sensitif. Kalau udah gini bikin bad mooddan perjalanan jadi nggak asyik. Mau cuci muka dimana kalau sudah terjebak kayak gini?

Itu sih dulu. Sekarang, saya punya pembersih muka andalan yang nggak harus dibasuh dengan air. Namanya Cetaphil Gentle Skin Cleanser. Nggak mengandung busa karena bahan utama dalam Cetaphil adalah Purified water. Tinggal tuangkan Cetaphil ditelapak tangan. Usapkan pada kulit dan gosok dengan lembut. Jika sudah cukup usap atau bersihkan dengan handuk.

Nggak terasa lengket? Nggak. Seperti saya bilang tadi, bahan utamanya terbuat dari Purified water alias air yang sudah dimurnikan. Cetaphil juga soap free yang artinya ketika dipoles kewajah nggak akan ngeluarin busa seperti produk produk lainnya. Mungkin yang terbiasa menggunakan busa akan merasakan sedikit aneh ketika menggunakan Cetaphil pertama kali. Tapi ntar juga terbiasa karena kulit lebih halus dan sehat setelah memakainya.

Karena Soap Free, Cetaphil sangat bagus untuk wajah karena nggak mengandung busa yang membuat kulit kering. Biasanya, nih, ya, kalau pakai produk foampembersih muka biasa, muka rasanya seperti ketarik karena kelembaban diserap sepenuhnya oleh busa. Kalau pakai Cetaphil muka rasanya lembut, bersih dan kenyal.

Wajah yang berminyak tak nampak keling lagi alias mengkilap. Justru nampak lebih natural. Good news is, Cetaphil tak hanya cocok untuk kulit berminyak seperti saya, produk ini juga cocok untuk semua jenis kulit.

Selain berminyak, kulit muka saya juga sensitive. Kena debu, bakalan gatel dan memerah. Karena sensitive tinggak dewa, jadinya nggak bisa sering sering pakai kacamata hitam. Kenapa? karena bagian kacamata yang nempel di kulit wajah bakalan menyebabkan kulit muka saya jadi gatal. Jadi kalau ada bahan non emas yang menempel dikulit tubuh terlalu lama, kulit bakalan merah dan gatal minta ampun. Itulah mengapa saya nggak pernah memakai aksesoris yang tidak terbuat dari emas. Termasuk kacamata. Makanya, saya jarang banget gunain kacamata hitam. Kecuali klo matahari pas terik banget atau terlalu banyak debu melambai di udara, harus pasang kaca mata.

Nah, sekarang kekhawatiran saya menggunakan kacamata sedikit berkurang. Karena Cetaphil ini termasuk medicated pembasuh muka. Yang artinya sangat membantu kulit yang sensitive biar nggak gatel gatel lagi.

Tak hanya untuk kulit sensitive seperti saya tapi juga membantu kulit lain yang bermasalah seperti kulit berjerawat. Cetaphil ini merupakan produk yang sudah direkomendasikan oleh Dermatologistuntuk membantu kulit wajah yang bermasalah. Nggak hanya untuk wajah, Cetaphil juga bagus untuk seluruh kulit tubuh. Mantap!

  • Gunakan Sunblock

Saya sungat suka jalan kaki selusuri kota. Mblusuknggak jelas tanpa peta. Dan siang hari adalah waktu yang pas menjelajah suatu kota. Dan saya nggak suka pakai payung untuk menghindari paparan sinar matahari siang hari. Capek nian nih tangan jalan jalan selusuri kota, pantai atau bahkan nanjak gunung dengan nenteng payung. Belum lagi ransel di pundak. Ribet minta ampun.

Biar nggak ribet dan tetep menikmati perjalanan serta kulit wajah senantiasa tetap sehat meski terpapar sinar matahari di siang bolong, polesin aja Sunblock. Karena takut hitam? Nggak takut hitam sih tapi takut bintik hitam yang “memaskeri” wajah. Lho, bedanya apa? kalau kulit menghitam alias gosong karena terpapar sinar matahari, bakalan kembali normal atau hilang sekitar seminggu atau paling lama sebulan lah. Tapi klo bintik hitam, nah ini, wassalam. Butuh waktu lama dan butuh perawatan wajah khusus buat ngilangin bintik hitam.

Ini pengalaman pribadi, ya, yang bikin saya nyesal sampai saat ini. Dulu, saking natural-nya, saya nggak mau berbagai macam krim termasuk sunbclok nempel diwajah. Rasanya kayak ada lem nempel di wajah. Saat itu, saya punya pemikiran simple, cuci muka saja sudah cukup.

Lama kelamaan, bintik hitam satu persatu menyapa wajah. Saya pikir bintik hitam ini bakalan cepat pergi, secepat kepergian dia tanpa kata dan menyisakan segunung duka (apaan sih, hehehe). Maksud saya bakalan hilang berbarengan dengan kulit yang menghitam. Eh, setelah saya plototin kulit wajah ternyata tuh bintik hitam tetap setia di wajah (andai saja itu kamu yang selalu setia, eaaaa).

Sebulan, dua bulan, berbagai perawatan tradisional saya coba. Seperti nempelin aneka bubur buah yang saya buat sendiri di wajah. Masker buah dan susu. Saya juga kombinasi dengan krim wajah ‘penghilang’  bintik hitam. Tapi, tuh bintik hitam masih aja nyebelin menodai wajah. Dan butuh waktu berbulan bulan ngilangin. Lelah.

Karena nggak mau kejadian yang sama terulang kembali, setiap kali travelling, bahkan ketika keluar rumah saya selalu apply sunblock. Selain mengindari bintik hitam juga berfungsi menghindari kulit kebakar. Nggak mau kan kulit jadi memerah dan mengelupas (berasa jadi zombie). So, kalau mau jalan jalan baik ke pantai atau naik gunung, jangan lupa gunain sunblock. Inget, Apply sunblock ke kulit wajah 30 menit sebelum jalan.

Kalau bisa gunakan produk dari perusahaan kosmetik yang sama dengan pembersih muka. Kebetulan, Cetaphil juga memiliki produk untuk melindungi kulit wajah sehari hari. Namanya Cetaphil Daily facial Mosturaizer. Yang tak hanya berguna melembabkan juga melindungi kulit wajah dari paparan sinar matahari.

  • Pelembab Bibir

Saya nih punya kebiasaan buruk. Kalau bibir pecah dan kering, bakalan jadi target mainan tangan saya yang memang nggratil. Enjoy banget, ngelupsin kulit kering di bibir satu persatu dan sampai berdarah darah gitu. Apalagi kalau ngelakuinnya sambil ngelamun dalam perjalanan, parah bahkan sampai perih. Kalau dibiarin kulit bibir bakalan menghitam.
Apalagi ketika jalan jalan ke tempat yang dingin. Semakin dingin kawasan semakin kering kulit kita termasuk bibir. Biar kulit bibir nggak kering, segar dan terlihat sexy gunain pelembab bibir.

Lagian nggak susah kok bawa pelembab bibir karena bentuknya yang kecil macam lipstick juga ada dalam kemasan imut juga. Jika kamu suka yang alami, polesin madu tipis tipis ke bibir. Karena madu mampu melembabkan bibir juga bagus untuk menjaga stamina tubuh jika dikonsumsi.

Nah, sudah tahu kan tips tampil segar ala saya saat travelling? Mudah bukan?  banget. Perawatan kulit wajah ini tak hanya saya gunain waktu travelling saja. Dalam kehidupan sehari haripun saya cukup mengandalkan 4 perawatan tersebut. Paling kalau ada waktu luang saya polesin plain yoghurt ke wajah dan saya biarkan kering sambil baca buku. Youghurt membantu kulit wajah tetep kencang dan bercahaya.


Terlihat segar dan menawan saat travellingnggak harus membawa segudang kosmetik dalam ransel. Dengan Perawatan yang baik, kulit wajah akan bercahaya dengan sendirinya. Perawatan kulit lebih penting ketimbang polesan make up. Remember, Less is beautiful. Kecantikan sesungguhnya terpancar dari dalam hati.

#Cetaphil
#Cetaphilindonesia
#Cetaphilid
#Cetaphilexperince

Ponsel Menjadikanku Seorang Entrepreneur

$
0
0
Giveaway aku dan kamera ponsel

Ponsel tak sekedar mengabadikan momen kebersamaan bersama keluarga dan sahabat, lebih dari itu ponsel bisa menjadi rekan kerja yang handal

Bermula dari sebuah pencarian ide bisnis di Bidang IT oleh sebuah brand handphone ternama.  Pemenang akan mendapatkan modal usaha senilai ratusan juta Rupiah. Tak hanya modal usaha, pemenang kompetisi bakalan didampingi seorang ahli wirausaha untuk menjalankan usahanya selama setahun kedepan. Tantangan yang begitu menggairahkan.

Pengumuman lomba menglingkari hati selama berhari hari. Seolah menjadi mesin penjawab kegundahan saya selama ini. Saat itu, saya bekerja disalah satu perusahaan dibidang IT di Surabaya. Berada di posisi Manager, secara materi bisa dikatakan bekecukupan untuk hidup mandiri. Tapi kecukupan materi yang ditawarkan tak sebanding dengan kurangnya perhatian untuk si kecil.

Sangat tak mudah memang menjadi seorang Ibu sekaligus wanita karir. Sepandai pandainya kita membagi waktu antara keluarga dan karir tapi keluarga tetep memiliki jatah “sisa”. Mulai pagi hingga sore, 8 jam sehari, saya lebih banyak menghabiskan waktu di kantor. Dan saya hanya memiliki waktu 2 hingga 3 jam sehari bersama si kecil. Tak jarang pula karena menumpuknya pekerjaan dan meeting, saya harus lembur hingga tengah malam. Dan parahnya, saya sering masuk kantor ketika weekend.

Inginnya, meski saya sibuk di kantor, saya masih bisa berhubungan dengan si kecil. Tak sekedar berbincang melalui handphonedan menanyakan tentang keadaan dan aktifitas. Tapi juga melihat segala aktifitas melalui video live streaming di handphone. Pada saat itu, handphone masih belum secanggih sekarang ini.

Dari pengalaman dan keinginan yang selalu dilangitkan dalam barisan doa, saya terpikir untuk memiliki ide bisnis berbasis teknologi. Idenya, memiliki day care berbasis Teknologi. Jadi, day care ini tak hanya menjaga anak anak selama kita bekerja, juga menyediakan teknologi live streaming berupa video yang berada disetiap sudut tempat. Dan bisa diakses melalui sentuhan tangan di ponsel.

Jadi, meski dikantor saya masih bisa memantau kegiatan si kecil selama di Daycare melalui video streaming yang tersedia. Tak hanya menyajikan video juga akses tumbuh kembang si kecil. Bahkan kami bisa makan siang bersama meski berbeda tempat. Saya bisa meyaksikan dia tidur siang. Atau ketika sedang bermain main bersama temannya. Jadinya, seorang ibu tidak akan ketinggalan informasi tumbuh kembang si kecil meski sibuk bekerja. Dan inginnya semua bisa diakses melalui ponsel. Memang sih, pelukan dan perhatian kita secara langsung tidak bisa tergantikan, paling tidak ada ada fasilitas teknologi yang membantu mendekatkan antara ibu dan anak.

Semua keinginan itu kemudian saya tuangkan dalam Ide bisnis tersebut dan saya ikutkan dalam kompetisi tersebut. Waktu berlalu, saya pikir kalah mengingat saingannya begitu banyak dan berat. Tak disangka, ide bisnis berbasis teknologi yang masih murni dan asli hasil pemikiran anak Indonesia ini terpilih menjadi 20 finalis dari ribuan peserta di seluruh Indonesia. Dan selanjutnya menjadi 7 finalis untuk terbang ke Jakarta dan berkompetisi menyampaikan ide dihadapan dewan Juri yang terdiri atas pakar usaha dan juga Wirausaha sukses. Salah satu dewan jurinya waktu itu adalah seorang pakar di bidang fotografi, Jery Aurum.

Giveaway aku dan kemara Ponsel
Bersama Finalis dan Jerry Aurum

kamera Ponsel
Bersama mas Doni, peliki frozen Youghurt

Zenfone laser
Bersama ibu Maria Elka pangestu

Di Jakarta saya tak hanya berkompetisi memenangkan lomba. Semua finalis diajarkan cara memulai bisnis, budgeting hingga marketing. Saya Juga berkesempatan bertemu sederet orang penting di Indonesia salah satunya adalah Menteri perdagangan dan perindustrian, yang pada waktu itu dijabat oleh Ibu Maria Elka Pangestu.

Yang paling menarik adalah saya bisa bertemu para pebisnis muda yang juga berkompetisi memenangkan Youth Enterpreneurship Indonesia yang disponsosri oleh British council. Kami juga bertemu dengan sederet pebisnis muda sukses di berbagai bidang. Salah satunya pemilik restoran Holycow di Jakarta. Satu hal yang menarik dari kesuksesan Holicow adalah penggunakan teknologi social media yakni Twitter sebagai media branding perusahaan mereka. Dari sini saya mendaptkan semacam pencerahan, bahwa ponsel tak hanya bisa menunjang usaha bisnis dari segi komunikasi saja, tapi lebih dari itu bisa digunakan sebagai branding.

Meski saya tidak memenangkan kompetisi tersebut, sepulangnya dari acara tersebut saya langsung mengajukan resign di perusahaan saya bekerja. Beberapa tawaran bagus diajukan oleh General manager agar saya tetap bekerja di perusahaan. Niat untuk berwirausahara menancap begitu kuat. Tawaran itu saya tolak dan sebulan setelah itu saya sudah tidak bekerja di kantor lagi.

Untung saja, beberapa bulan sebelum resignsaya bekerja secara freelance dengan seorang teman yang memiliki usaha alat kesehatan. Saya diminta membantunya untuk berkomunikasi dengan pihak diluar negeri untuk mengimpor barang di Indonesia.

Bermodalkan ponsel pintar hadiah dari kompetisi tersebut, hampir keseluruhan pekerjaan saya jalankan melalui gengaman tangan. Saya tak harus menyalakan laptop untuk melihat email yang masuk dan me-reply-nya. Ditambah lagi dengan kemudahaan SMS banking dalam bertransaksi. Kebahagiaan lain yang paling penting adalah kebersamaan saya bersama si Kecil dirumah. Melihat tumbuh kembangnya merupakan hal yang tak ternilai dengan apapun juga.

Disela sela kesibukan saya sebagai ibu rumah tangga dan mengurus usaha bersama teman, saya berfikir untuk menggunakan uang puluhan juta yang saya dapatkan dari kompetisi tersebut untuk membuka usaha baru. Ya, dalam kompetisi tersebut, meski tidak menang sebagai finalis saya mendapatkan smartphonedan juga uang puluhan juta rupiah. Alhamdullilah, saya kemudian menyusun beberapa konsep bisnis baru yang tak jauh jauh dari background pendidikan sekaligus hal yang saya sukai  yakni di bidang Informasi teknologi. Terkhusus perkembangan teknologi menggunakan fasilitas Internet dan Ponsel.

Pada waktu itu saya percaya bahwa dimasa yang akan datang, hampir keseluruhan pekerjaan akan terhubung dengan Internet melalui smartphone. Tanpa adanya penggunaan kedua teknologi tersebut perusahaan akan tersisihkan dengan pesaingnya. Tujuh tahun berlalu. Saat ini saya melihat secara nyata bahwanya apa yang saya pikirkan pada waktu itu benar adanya. Disini saya merasa cerdas *plakkk

Sebelum merealisasikan Ide, suami meminta saya untuk tinggal kembali di India. Ide sudah tertancap jelas dan semangat sudah membumbung tinggi. Dah, tiba tiba …… ahhh, sudahlah.  Sungguh, super galau.

Terbanglah saya ke Negeri Mahabharata. Negeri yang sebenarnya sudah tidak asing lagi karena saya pernah mencecap kehidupan disini sebelumnya. Di India saya sepenuhnya ibu rumah tangga. Terbiasa dengan segala aktiftas dan hidup dalam kemandirian membuat kehidupan saya di India tidak menyenangkan. Tapi kodrat sebagai seorang istri harus dijalani dengan ikhlas dan sabar (mendadak jadi emak solehah).

Kerinduan dengan keluarga di Indonesia terbantu dengan adanya ponsel. Kami bisa berbincang sesering mungkin dengan menggunakan teknologi chat plus video berbasis internet. Tak hanya itu saja. Teknologi kamera yang tersemat didalamnya membantu saya senantiasa bertukar foto dengan keluarga di Indonesia.

Dan ketika jalan jalan liburan bersama keluarga di India, saya abadikan momen kebersamaan kami. Beberapa detail keunikan dan keindahan bangunan saya abadikan dalam bingkai kamera ponsel. Lumayan, ponsel yang sama sebagai hadiah dari kompetisi memiliki kamera yang cukup bagus.

Waktu berlalu, selain menjaga si kecil, waktu luang ini saya manfaatkan dengan membaca. Tentu saja, karena saya suka mbolang, bacaannya tak jauh jauh dari dunia travelling. Salah satunya dengan membaca beberapa tempat yang barusan atau akan saya kunjungi bersama keluarga.

Dari banyak referensi ternyata negara India yang didominasi umat agama Hindu justru memiliki banyak tempat peninggalan peradaban Islam. Ketertarikan ini berujung dengan keinginan untuk menulisnya dalam sebuah blog. Dan pada akhirnya saya mengirimnya ke sebuah Koran Nasional di tanah Air. Dan saya tidak menyangka tulisan pertama tentang peradaban Islam di India bakalan tayang.


Beberapa foto yang tayang diambil dari kamera Ponsel

Hal yang membuat hati berbunga adalah foto yang tayang di Koran itu adalah hasil jepretan dari ponsel yang sama. Benar benar tidak menyangka, hasil jepretan ponsel bisa terbingai cantik di Koran. Sejak saat itu derajat kepedean saya dalam hal menulis perjalanan dan fotografi meningkat. Apalagi dengan berodalkan kamera ponsel saya bisa berkreasi.

Kini, keseharian saya disibukkan dengan menulis baik di blog maupun untuk media cetak di Indonesia. Berkat Ponsel, saya terhubung dengan teman teman baru yang bekerja dalam bidang yang sama yakni travelwriter. Baik yang tinggal di Indonesia maupun di luar negeri. Kami saling bertukar pengalaman, tips menulis hingga berbagi alias curhat. Tak jarang pula, saya sering mendapatkan tawaran pekerjaan seperti review maupun mengisis konten di blog, semua karena hubungan baik yang kami jaga melalui forum chat di ponsel.

Tak hanya menulis di hadapan laptop, ponsel juga menjadi tempat menuangkan ide maupun cerita yang tiba tiba datang tanpa diundang. Kalau gini, saya nggak mau lama lama nyalakan laptop. Ponsel saya sambar dan segera menuliskannya sebelum semua terlepas dari ingatan menadi sebuah goresan kalimat.

Tak jarang pula, ide yang tadinya hanya sekelumit justru membuahkan beberapa kalimat berlanjut menjadi beberapa paragraf yang panjang ketika menuliskannya di ponsel. Entah mengapa, ketika menulis di ponsel daya tarik bercerita lebih luwes. Mungkin saya merasa sedang bercerita dengan seseorang. Jadi cerita yang saya tulisa jadi lebih menarik. Kelemahan saya menulis di ponsel adalah satu, sering typo. Parah banget typoonya karena si jempol mengikuti ukuran badan. (emboh, kapan diet e).

Berkecimpung di dunia travel writer sekaligus blogger, mau tak mau saya harus berteman baik dengan social media. Ponsel seolah menjadi bagian yang tak dapat terpisahkan dari seorang blogger. Manfaatnya segunung. Saya bisa langsung updatealias pamer foto kepada penggemar melalui media social instagram. Share postingan terbaru di fanspage. Dan bisa cuap cuap dengan penggemar di twitter. Tak jarang pula, saya bisa berinteraksi secepatnya dengan menjawab semua pertanyaan yang masuk di blog melalui ponsel. Kini, writerpreneur telah menjadi profesi yang sangat saya sukai. Pada akhirnya saya bisa menbuktikn bahwa hobi bisa menjadi sebuah Profesi. Tak mudah memang, tapi semua harus dibarengi dengan kerja keras tinggi.

Apalagi sekarang zamannya vlog, ponsel sangat bermanfaat banget merekan video dengan cepat biar tetap up to date di media social untuk para penggemar. Jalan jalan tinggal shoot, edit langsung deh bisa share ke seluruh pembaca. Apalagi saat ini saya juga menikmati profesi baru sebagai citizen jurnalis sebuah TV swasta di Indonesia. Tak hanya meliput tempat wisata juga kejadian yang bersifat mendadak atau momen tertentu.

Banyak sekali liputan yang terabaikan karena saya nggak bawa kamera. Terpikir untuk membeli ponsel baru dengan kualitas foto dan video yang bagus. Apalagi saat ini baterei handpone yang saya miliki menggembung alias nggak bisa dipakai. Tanpa Ponsel, rasa ketinggalalan terasa. Mulai kehilangan job, nggak bisa update dan masih banyak lainnya.

Beberapa minggu ini setelah baterei menggembung dan “pingsan” karena saya tidak mendapatkan baterei pengganti disini, saya mencari handphone berkualitas yang cocok buat profesi saya sebagai seorang travel writer dan blogger. Handphone dengan kualitas kamera16 Megapixel jadi fotonya nggak pecah ketik di muat majalah. Bisa selfiekece juga. Kualitas video HD yang mumpuni biar bisa masuk Tivi. Bisa buat ngetik juga dengan model yang sleek dan enak dipegang. Dan yang penting nih, harganya bersahabat. Setelah baca referensi sono sini dan melihat review di Youtube, hati saya terjatuh dengan si rupawan Zenfone 2 Laser ZE550KL. Semoga kelak handphone ini menemani saya bekerja, mengambil foto di majalah juga video untuk citizen journalis. Mbolang semakin menyenangkan.


Dari pengalaman ini, saya mengajak pembaca dan penggemar untuk menggunakan kamera ponsel kearah yang lebih posisif. Nggak sekedar selfie atau chit chat doang sampe melupakan orang sekitar. Tak sekedar mengabadikan moment kebersamaan bersama keluarga dan sahabat saja. Lebih dari itu, bisa untuk mengetik, menuangkan ide, SMS banking, bahkan bisa juga menjadi sarana untuk marketing produk ketika kita memutuskan berwirausaha. Ponsel bisa menjadi rekan kerja yang baik. Bahkan menjadi sumber pundi pundi agar asap dapur terus membumbung tinggi. Yuk! Gunakan kamera ponsel kita yang cerdas sebagai tempat berkreativitas dan beraktifitas dengan lebih baik lagi.


*Tulisan ini diikuit sertakan dalam Giveaway Aku dan kamera Ponsel By uniekkaswarganti.com

Glamour Camping Ala Trizara Resort Dengan Sentuhan India

$
0
0
Glamour Camping di trizara Resort

Trizara  resort mengusung konsep hotel bintang lima kedalam sebuah tenda mewah dalam dekapan alam bebas

Ketika masih muda dulu hingga berkeluarga, camping alias berkemah menjadi salah satu kegiatan yang saya suka. Bahkan ketagihan. Lama tak camping bisa sakau. Tak hanya mendekatkan saya dengan alam dan mendengerkan desiran angin, camping juga mengajarkan saya banyak hal tentang makna Hidup. Sayangnya, hingga saat ini kegiatan kamping masih saya lakukan bersama teman teman. Waktu dan keadaan masih belum memungkinkan bagi saya mengajak keluarga untuk berkemah.

Saya selalu teringat akan pertanyaan Ibu, setiap kali balik dari berkemah, beliau sering bertanya kepada saya, apa enaknya berkemah? nyaman kah?  Makannya gimana? toiletnya dimana? pertanyaan itu selalu saya jawab dengan senyuman. Ah, andai Ibu tahu sensasi nikmatnya berkemah tentu beliau akan selalu meminta saya mengajaknya tiap kali berkemah.

Untuk menjelaskan kenikmatan berkemah tak cukup dengan sebuah rangkaian kata. Semua Keasyikkan dan sensasi nikmat berkemah justru terjawab ketika merasakan sendiri. Terbesit keinginan untuk mengajak Ibu dan keluarga lainnya berkemah. Tapi semua keinginan itu tinggalah wacana. Bukan hanya karena matras kemah yang tidak empuk tapi masalah utamanya adalah toilet. Mereka tidak terbiasa buang hajat di kubangan atau tempat yang tidak benar benar tertutup.

Apalagi saat ini kondisi ibu kurang sehat seperti dulu kala. Hari dimana saya menuliskan artikel ini dalam sebuah agenda, saya menemani ibu yang sedang terbaring di ruang ICU karena penyakit jantung yang sudah lama menemaninya. Apakah mungkin, suatu saat saya bisa mengajak beliau berkemah dengan kondisi yang tak lagi fit seperti dulu kala?

Glamour Camping Di Taman Surga
Jawaban yang dulu hanya membayangi pikiran terjawab sudah. Trizara Resort yang berada di Lembang, Bandung menjawab semua keraguan raguan saya selama ini untuk mengajak keluarga berkemah. Karena Trizara merupakan sebuah resort yang mengusung konsep hotel bintang lima kedalam sebuah tenda mewah. Berkemah dengan suasana ala hotel berbintang ini akrab dikenal dengan istilah Glamping atau Glamour Camping.

Trizara sendiri dalam bahasa Sansekerta (Hindi) berarti taman Surga. Resort seluas 3 hektar ini dipenuhi dengan 47 tenda yang dibagi menjadi 4 tipe kamar. Menghampar taman taman cantik dengan serakan aneka bunga dan juga kebun. Nah, yang bikin kagum nih, Trizara resort ini pembangunanya 99% melibatkan masyarakat setempat,  termasuk perawatan dan pekerja. Jadi kalau berkemah ala Trizara kita bisa merasakan kearifan lokal.

Glamping di Bandung
Lobi, Restoran dan Cafe

Penginapan asyik di Lembang Bandung


Resort Dengan Sentuhan India
Saya masih teringat pertama kali sampai di Trizara, mata saya terbelalak tak percaya melihat pintu gerbangnya. Sebuah gerbang menjulang dengan design persis India gate yang berada di Delhi, Kota tempat tinggal saya waktu di India. Dulu, di akhir pekan kami sering menghabiskan waktu di India gate. Kayaknya meski sudah tinggal di Indonesia hidup saya tak jauh jauh dari kata India, hehehe.

Memasuki Trizara resort, sebuah karpet sintetik bertuliskan Trizara resort menghamparkan diri menyambut kedatangan tamu. Layaknya sebuah hotel, terdapat sebuah lobby berdesign terbuka dengan deretan kursi warna merah serasi dalam ayoman tenda mewah. Lobby yang berhadapan dengan Café dan Restoran terbuka ini dihiasi dengan dekorasi ala India. Bersebelahan dengan aliran air berundak menampilkan kesegaran. Semua berpadu sempurna dengan pemandangan serakan gemunung yang memeluk kawasan Lembang.

Sentuhan India tak hanya disitu saja, ruang kamar dihiasi dengan foto istana dan bangunan megah yang ada di India, seperti Taj Mahal, Mehrangart Fort dan sebagainya. Bantal merah bergambar gajah yang menjadi ciri khas propinsi Rajasthan menghiasi tempat tidur empuk. Dan masih banyak pernak pernik lainnya yang didatangkan dari India.

Sentuhan India ini karena pemiliknya berasal dari India, bernama Mr. Kunal Topandasani. Pria yang  pernah bekerja di sektor Teknologi Informasi ini memiliki hobi travelling dan hobi berkemah. Hingga suatu hari ketika beliau bertandang ke Lembang, Bandung beliau jatuh cinta dengan kawasan ini karena senyum kearifan lokal penduduknya. Sesuai dengan kegemarannya berkemah, beliau kemudian mendirikan resort dengn konsep berkemah nan mewah dengan kepedulian alam, lingkungan dan masyarakat sekitar.

trizara resort
Lobi

Trizara resort
Potret Mehrangarh Fort di dinding dan Bantal Khas India


Tempat berkemah yang asyik di Bandung
Ada India gate di Lembang

Tenda Tebal, Nyaman dan bergaya Modern
Berkemah kini tak harus bersusah payah membangun tenda. Tinggal leyeh leyeh cantik dalam tenda mewah dengan design putih, tebal dan bertabur dekorasi bintang di langit langitnya. Bisa bayangin meski tidur dalam tenda masih bisa menikmati bintang bintang. Tenda tebal ini tak hanya mendekap hangat badan melawan desiran hawa dingin kawasan Lembang, juga menghalau serangga masuk. Nggak mau kan malam malam bangun trus ada binatang liar nemenin. Atau  badan gatel gatel gegara diciumin ama si nyamuk?

Bagaimana dengan hujan dan angin? Nggak usah khawatir. Tenda terdiri atas dua lapisan yang tersambung dengan besi kuat yang cukup menahan amukan angin dan terjangan air hujan. Pengap dong kalau keukepsemua sisinya? Jelas, nggak. Karena tenda dilengkapi dengan jendela menerawang yang bisa dibuka dan ditutup. Begitu pula dengan pintu, terdiri atas dua lapisan yakni bagian dalam yang menerawang yang memungkin udara mengalir dan bagian luar yang tebal untuk melindungi. Untuk kemanan, pintu tenda ini bisa digembok.
Trizara resort
Tenda mewah dengan design bintang di langit langit ruangan


Ruang dan Tempat Tidur Standart Hotel Berbintang
“Mbak aku nggak bisa tidur di tenda cuman beralas matras, Punggung bisa kaku” seberapa sering kita denger keluhan ini ketika mengajak teman atau keluarga berkemah.

Seperti saya bilang sebelumnya, Trizara resort mengusung fasilitas ruang hotel berbintang dan mendekapnya dalam sebuah tenda mewah. Terdapat tempat tidur empuk dan nyaman didalamnya. Beda tipe kamar, beda pula jumlah tempat tidurnya. Semua tempat tidur dilapisi dengan selimut putih hangat, bantal, guling dan bantal ber-cover merah bergambar gajah yang menjadi ciri khas negri Hindustani.

Tak hanya disitu saja, dalam tenda juga dilengkapi satu set meja dan kursi kayu dengan komplimentari berisi air minum, teko memasak air, kopi, teh, gula dan krimmer diatasnya. Terdapat lemari lengkap dengan gantungan baju. Dan safety box terbuat dari kayu tebal dengan design unik yang mengingatkan saya safety box yang dimiliki mertua dirumah yang digunakan untuk menyimpan selimut musim dingin. Bedanya, safety box di Trizara dilengkapi dengan colokan listrik.

tempat berkemah yang asyik


Toilet Bersih Plus  air hangat
Kesulitan lain ketika berkemah biasa adalah kebutuhan uninstalledalias buang hajat. Ketika berkemah kita harus mencungkil tanah di tempat yang agak jauh dari tenda dan menutup tanah kembali. Susah bagi yang tak terbiasa. Di Trizara, setiap kamar dilengkapi dengan kamar mandi dengan wastafel dan toilet duduk yang bersih plus fasilitas aliran air hangat. Trizara juga menyediakan handuk besar dan perlatan toiletriesseperti sabun, sikat dan pasta gigi, sampoo hingga body lotion dengan aroma segar.

Glamour Camping di Lembang Bandung
Toiletries

Trizara resort offer glamping
Jujurlah pada diri sendiri


Menjaga Kebersamaan
Bagaimana dengan fasilitas seperti TV dan Telephone? Nah, ini dia. Di Trizara Resort nggak ada TV atau telephone, baik dikamar maupun di lobi. Bukan tanpa alasan karena Trizara Resort mengusung tema kebersamaan. Nggak lucu kan, acara berkemah bersama keluarga, teman atau pasangan malah dihabiskan dengan nonton TV atau ngegadgetsendiri.

Meski tak menyediakan telephone, tamu masih bisa berkomunikasi dengan staff dengan fasilitas komunikasi dengan whatsapp. Wifi disini kenceng. Tapi ingat, Meski ada Wifi jalinlah hubungan yang baik dengan keluarga dan bersosial yang baik dengan teman atau sahabat yang berada didekatmu.

Trizara resort
Mari bersantai dan ngobrol bareng

Nggak usah khawatir booring atau mati gaya, Trizara Resort menghadirkan sejumlah permainan dan kegiatan yang bisa dilakukan bersama. Seperti Yoga, meditasi, Yumba dan masih banyak permainan lainnya hingga berkebun bersama. Menikmati sunrisedan sunset cantik. Dan Barbeque dimalam hari. Untuk yang lagi bulan madu bisa menikmati candle light dinner, huaaaa Romantis abis.

trizara resort
Ayoooo Barbequan Bareng .....


Nih, ya Trizara resort juga menyediakan paket khusus foto Prewedding dan juga paket pernikahan dengan harga yang bersahabat.
  • Paket Prewedding, kamu dan pasangan bisa foto sepuasnya selama 7 jam. Pastinya di Trizara Resort terdapat spot spot kece yang instagramable. Tak hanya lokasi yang cakep untuk foto Prewedding juga kece untuk kamu yang hobi narsis. Paket Foto Prewedding ini dibandrol dengan harga Rp. 1,9 juta sudah termasuk makan dan minum.
  • Paket pernikahan dengan konsep outdoor dan bunga bunga seharga Rp. 85 Juta
  • Paket Honeymoon dengan fasilitas super romantik seperti candle light dinnerdan dekorasi ruang pernikahan. Semua bisa dinikmati dengan membayar 3 juta/ malam atau 5 juta untuk 2 malam.

Nginep di Trizara kau bisa pilih kamar sesuai dengan kebutuhan kamu. Mau Honeymoon, gokil sama teman teman atau menghabiskan weekend bersama keluarga. Dari 47 Tenda yang ada, Trizara menghadirkan3 tipe kamar.
  • Tenda Netra

Netra sendiri berarti penglihatan. Karena tenda luxury yang berjumlah 13 buah ini menawarkan View paling kece di dalam Resort. Bisa bayangin yang tipe biasa saja menghidangkan pemandangan yang ajib apalagi yang Luxury. Dari tenda Netra kita bisa menyaksikan Sunrise dan Sunset sekaligus. Dan juga menatap 3 pegunungan yang mengelilingi kota Bandung, yakni Gunung Perahu, Gunung Burangrang dan Gunung Putri.

Camping bersih dan murah

  • Tenda Zana

Zana berarti Sentuhan. Hohoho dari namanya kita sudah tahu kalau tenda ini dikhususkan untuk pasangan yang lagi pingin berdua dua an.Yang sedang honeymoon cocok ditenda ini. Jumlah tenda Zana terdiri atas 12 kamar.

resort nyaman di Bandung


Trizara resort


  • Tenda Svada dan Nasika

Svada berarti rasa yang bermakna perasaan. Dan Nasika berarti hidung yang bermakna penciuman. Please, nggak usah baper atau mikir mikir yang ngak nggak dulu. Apalagi mikirin adegan Kamasutra *dihuleg.  Tipe tenda Svada dan Nasika ini memiliki tenda yang besar dengan fasilitas dua tempat tidur besar. Bisa dibuat tidur 4 orang dewasa. Atau orang tua dan anak anak. Jadi tenda Svada dan Nasika ini untuk berkemah bersama keluarga atau teman teman.

Tenda Svada dan Nasika ini paling banyak jumlahnya, yakni sekitar 25 unit. Waktu berkemah disini saya menggunakan tipe kamar ini bersama mbak Rien dan Ratna. Kami bertiga gegoleran sepuasnya. Tempat tidurnya gede.

glamping

Masing masing tipe tenda diatas memiliki teras dengan dua buah kursi dan satu meja untuk mengobrol bersama. Nggak usah khawatir tentang kemanan dan tersesat diantara cantiknya taman surga ini, karena setiap saat kamu bisa berjumpa dengan pekerja yang selalu tersenyum ramah yang sedang membersihkan taman atau sedang berjaga. Dan uniknya lagi, petunjuk letak kamar diberikan sebuah papan kayu dengan nama tenda masing masing. Berasa berada disebuah pedesaan alami.

Fasilitas lain yang tersedia di Trizara resort selain restoran, Café, tempat piknik, spot foto yang instagramable adalah keberadaan 3 ruang meeting dalam tenda besar. Jika perusahaan ingin menikmati suasana meeting yang beda, lebih menyentuh alam dan tentu saja membuat pikiran lebih fresh, Trizara resort bisa mengaturnya.

Glaping nyaman di Bandung


Trizara Resort di Lembang Bandung
Spot kece buat narsis

Trizara Resort di Lembang Bandung
Ruang meeting

Sekarang acara berkemah tak lagi harus bersusah payah karena Trizara menghadirkan suasana hotel berbintang dalam sebuah tenda nyaman yang cocok buat kumpul bersama keluarga, sahabat dan pasangan. Semoga kelak saya bisa mengajak keluarga besar khususnya Ibu berkemah di Trizara, biar bisa menikmati sensasi asyiknya tidur dalam dekapan alam bebas.

Trizara Resort


Trizara Resort
Jl. Pasirwangi Weta, Lembang, Jawa barat, Indonesia
Phone : +622282780085


Overland Journey To The Land of Maharaja

$
0
0
Journey to Jaipur

Perjalanan menembus gelapnya malam justru mengajak ingatan menyusupi memori kehidupan yang pernah saya jalani selama bertahun tahun di negeri Hindustani

Malam itu mata ini susah terpejam. Ketika mata mulai beristirahat, tetiba jantung ini berdetak kencang membuat diri terbangun. Sementara si kecil tak bisa tidur sama sekali. Dia terlalu antusias dengan perjalanan kami menuju Propinsi terbesar di India, Rajasthan. Waktu menunjukkan pukul 2 malam, Shah Jahan sendiri sengaja tidak tidur.

Dua jam lagi, mobil dan supir yang kami sewa akan menjemput kami. Rencana semula, perjalanan akan kami jalani dengan membawa kendaraan sendiri. Kami ingin menikmati waktu, berhenti dimanapun hati meminta bersandar.

Tumpukan pekerjaan menjelang keberangkatan membuat kami mengubah rancana. Shah Jahan terlalu lelah. Untung saja, sopir langganan kami, Pak Aminuddin tidak terlalu sibuk. Beliau bersedia mengantarkan kami keliling Jaipur dan Jodphur, Overland.

Satu jam sebelum keberangkatan si kecil justru tertidur lelap. Saya dan Shah Jahan hanya tersenyum melihatnya. Bagus, pikir saya, biar si kecil tidur dalam mobil. Toh, dalam perjalanan malam tak banyak yang bisa kami pandangi. Saya bergegas mandi kembang tengah malam.

Mobil Pak Aminuddin menyorot  terang dalam gerak dijendela kamar. Ransel dan koper masuk dalam bagasi mobil. Sementara Najin digendong Shah Jahan, masih tertidur lelap dalam balutan baju tidur, rambut acak acak an ditambah liur membasahi pipi. “Bismillah, semoga perjalanan lancar” Doa saya dalam hati.

Malam diujung usia ketika roda kendaraan membelah gelapnya malam kota Delhi menuju kota Jaipur, ibukota propinsi Rajasthan, India. Kemacetan diiringi suara klakson membabi buta terdiam dalam dekapan dingin sang malam. Keheningan jalan yang ditawarkan menjadi pilihan kami melipat waktu perjalanan.

Shah Jahan berbincang dengan pak Aminuddin di depan. Bertanya tentang kabar, disusul perbincangan tentang keluarga, ekonomi hingga politik di India. Mendengarkan perbincangan mereka tak ubahnya melihat sebuah wawancara di televisi. Bedanya, mereka berdua sama sama menjadi nara sumber. :)

Sementara dibelakang, Najin tertidur lelap menghamparkan kepalanya diatas pangkuan saya. Pilar penerang jalan nampak berlarian meninggalkan kendaraan. Beberapa mobil dan truk masih menyemarakkan jalanan.

Mata ini menatap jejalan besi beton apartemen bertingkat yang hanya diterangi lampu orange didepannya. Mengingatkan saya pertama kali menatap langit India. Rumah rumah nampak padat menyala dari balik jendela pesawat Malaysia airlines. Maskapai milik negara Malaysia ini menghantarkan kaki saja menjejak India pertama kali, Agustus 2004 tepat pukul 11 malam.

Datang dengan sejuta harapan dan impian menjadi seorang yang ahli dalam bidang teknologi Informasi. Yang Maha mencipta takdir berkehendak lain. Perkenalan, Jodoh dan menikah, semua seolah berjalan cepat. Gerbang kehidupan baru yang dipenuhi dengan cerita yang menguras emosi jiwa. Seperti judul film Kabhi Kushi Kabhi Ghum. Kini, hadir si kecil yang menyemarakkan kehidupan kami.

Semakin malam semakin senyap. Cerita perpolitikkan berakhir. Yang terdengar hanyalah lagu lagu jadul India yang diperdendangkan dari balik radio mobil. Lagu jadul ini menambah dalam rayapan memori kehidupan yang sudah saya jalani di India.

Saya tersenyum sekaligus mengumpat sedih. Lagu lagu itu tak asing bagi saya. Bukan hanya karena Shah Jahan mencintai lagu India jadul, juga  ketika saya masih imut ayah sering “memaksa” gendang telinga bergetar karena lagu lagu tersebut.

Bisa dibilang nasib saya “lebih baik”, karena  kakak perempuan saya malah sering diajak ayah menonton film India di bioskop. Sedangkan kami berdua tak terlalu demen dengan film atau lagu India. Nasib memang, takdir justru menjodohkan saya dengan lelaki India. Ye raat bheegi bheegi…..

Berbeda dengan turis atau traveller yang singgah sejenak, menetap di India berarti merasakan kehidupan nyata di India yang jauh dari gemerlap film nya. Menyaksikan India berkembang selaras dengan kekuatan penduduknya mempertahankan budayanya. 

Bertahun tinggal, semakin lama sisi “eksotisme” India dimata nampak menjadi biasa. Lama menyusuri kenangan yang telah berlalu, otak terasa lelah yang membuat mata ini terpejam.

Rajasthan dan Kashmir adalah dua Propinsi yang ingin saya kunjungi kala menapakkan kaki di India pertama kali. Dua propinsi yang dianugerahi alam yang sangat berbeda yang tak bisa saya jumpai di negeri sendiri. Kashmir, dengan kemolekkan pegunungan Himalaya berselimut salju. Dan Rajasthan, negeri para Maharaja India yang perkasa memiliki padang pasir yang membentang hingga ke perbatasan Pakistan.

Mengunjungi Rajasthan, bagai membuka lembaran panjang kisah sejarah negri ini. Dimana raja raja Hindu berkuasa selama berabad lamanya. Menatap kegagahan mereka duduk diatas gajah, berkumis panjang, turban dikepala dengan sambutan meriah rakyatnya. Seperti di negeri dongeng.

Cerita para Maharaja berserta Istana dengan arsitektur Hindu dengan sentuhan mahakarya design khas Rajasthan selalu menjadi tempat yang ingin saya jelajahi. Kota berwarna merah muda. Berwarnanya baju para wanita dan juga pria. Seperti yang terlihat dalam video iklan sebuah kartu kredit yang diperankan oleh Richard Gere.

Dulu segalanya nampak begitu mengagumkan. Ketika keinginan telah terpenuhi, banyak hal telah dijelajahi bahkan merasakan sesak kehidupan semilyar penduduk, terkadang segalanya terasa menyesakkan. Bahkan ada hal hal yang terasa memuakkan.

Meski demikian pesona dan daya tarik negeri ini masih tersimpan cantik dalam hati. Masih menikmati gedekan kepala ketika berbicara. Beberapa tempat dibalik gunung bersalju dan gurun masih ingin saya jelajahi. Seperti halnya saya ingin menjelajahi seluru pelosok pulau negeri dimana saya dilahirkan.

Perjalanan ini memang menjadi begitu emosional. Perjalanan kami kali ini  mungkin menjadi perjalanan terakhir bersama selama kami tinggal di India. Selanjutnya, perjalanan ke Kashmir dan Nepal, akan saya jalani sendiri bersama si kecil. Shah Jahan tak bisa menemani.

Perjalanan berlanjut pulang, menetap kehidupan baru di tanah air. Keputusan untuk kembali tinggal di Indonesia bukan menjadi hal mudah bagi kami, khususnya saya dan si kecil. Ada gunungan kegembiraan dan juga lautan kesedihan disana. Ahhhh, sudahlah….

Tempat wajib dikunjungi di Jaipur


Mata ini terbuka, tanah Rajasthan berpasir berkilau karena sinar mentari  pagi. Gelapnya malam berteman kenangan kini berubah dengan pemandangan serak perbukitan tandus yang tampak sambung menyambung. 277 KM terlewati.

Senyum tersungging dari bibir, tak banyak yang berubah di propinsi ini, justru nampak semakin mengering. Rumah jarang jarang. Terkadang perkampungan padat menyapa.

Bebatuan cadas  bertengger di perbukitan. Pepohonan perdu berwarna kecoklatan dengan ranting mengering. Dedaunan seolah enggan menyapa pepohonan di daerah ini. Air dan hujan menjadi hal yang begitu berharga.

Shah Jahan dan si kecil masih terlelap ketika Pak Aminuddin berhenti sejenak menikmati hangatnya chai. Kaca jendela disisi Shah Jahan terbuka setengahnya. Selebihnya semua kaca tertutup rapat. Saya duduk terdiam dalam mobil menatapi jalanan.

Sesaat kemudian datang seorang pemuda. Berkulit hitam, rambut tebal berkilau akibat terlalu banyak dipoles minyak, perut sedikit membuncit, mata yang tajam melirik ke Shah Jahan yang berada di depan. Menghentikan langkah di dekat baper depan mobil.

Pikir saya, dia mau mengambil sesuatu dalam mobil. Saya sudah bersiap berteriak. Tapi alangkah terkejutnya saya, ketika dengan entengnya dia membuka celana. Tangannya sibuk meraih tonjolan “benda padat” penghasil ribuan sperma menghantarkan urine tepat di depan mobil.

Saya buka jendela dan bertanya dengan senyuman manis “Kya karo aap”?. Tentu saja itu hanyalah hayalan konyol yang tak mungkin saya lakukan. Saya hanya bisa tersenyum memalingkan muka. Dan tertawa lepas ketika pemuda pergi. Di India melihat batang terpenting dalam kehidupan lelaki bisa dibilang makanan sehari hari. Mereka dengan seenaknya pipis sembarangan. Kata malu seolah pergi menjauh.

Pikiran mellow itu akhirnya berubah menjadi senyuman. Potongan kenangan akan hal hal konyol selama di India tetiba menghampiri. Mulai dicium sapi. Kaki nginjak teletong sapi. Pelototan mata orang orang desa menatap kecantikan saya hingga menyaksikan gaya klasik lelaki India dan masih banyak hal lainnya yang bikin saya ketawa guling guling. India oh India.

Geliat pagi kota Metropolitan Jaipur berpenduduk 4 juta jiwa menunjukkan pesonanya. Lelaki berpakaian tradisional putih mengenakan penutupan kepala warna warni yang dikenal dengan Turban. Wanitanya mengenakan rok dan baju pendek dengan warna ngejreng berjalan tersipu malu, menutup wajah manisnya dengan selendang menerawang. Nuansa tradisional negeri padang pasir kental terasa tatkala pedagang sayur mayur berjualan diatas gerobak  sederhana yang ditarik oleh seekor unta.

Daya tarik kehidupan tradisional masyarakat Rajasthan ini menjadi potret kehidupan masyarakat India di mata dunia. Tak salah jika kota Jaipur bersama dengan kota Agra dan Delhi dijuluki GoldenTriangle. Tiga kota dengan daya tarik wisata sarat sejarah yang mampu menyeret jutaan wisatawan setiap tahunnya.

Jaipur India

Saya guncang tubuh si kecil yang tertidur lelap dalam pangkuan, sementara pak sopir membangunkan suami yang terlelap disebelahnya. Mobil berhenti di tempat parkir yang dipenuhi dengan restoran penjual aneka gorengan. Dihadapan kami yang dibelah oleh jalanan sebuah istana berdiri gagah diatas perbukitan, Amer Fort.



Merayapi Gagahnya Amer Fort, Jaipur

$
0
0
Amber Fort

Istana bergaya arsitektur khas Rajasthan ini berdiri gagah diatas perbukitan dan mengayomi sederet istana megah didalamnya.

Seorang anak kecil menyodorkan menu dihadapan kami. Bandannya kecil, ringkih, kulit sedikit gelap, rambutnya tebal mengkilat mengenakan kemeja bermotif kotak kotak dimasukkan kedalam celana panjangnya, suara sedikit serak menawarkan kami chai. “ha, beta” Jawab saya dengan lirih.

Usianya tak lebih dari 10 tahun, dalam matanya terbaca sederetan kisah kerasnya kehidupan. “Pemandangan” yang sangat biasa melihat anak kecil bekerja di negeri Gandhi ini. Hanya bisa melihat dan tak bisa berbuat banyak sering membuat dada terasa sesak.

Pikir saya, setelah menempuh perjalanan malam selama hampir  5 jam dari Delhi menuju Jaipur, sesampainya disana, saya akan menikmati aneka gorengan khas Rajasthan. Memasuki restoran dan melihat pelayan kecil di hadapan saya, tetiba nafsu makan lenyap. Entah mengapa, setiap saya mendatangi restoran dan melihat anak anak bekerja sebagai pencuci piring, bersih bersih atau mengantar makanan, nafsu makan langsung kisut.

Saya jadi nggak tega. Akhirnya kami hanya memesan chaidan dua piring Samosabuat si kecil. Tak banyak yang bisa kami lakukan, hanya bisa memberi tips lebih.

Sisi kehidupan yang terekam disisi jalan ini tentunya sangat berbeda dengan apa yang ada diseberang sana. Sebuah istana megah berdiri gagah diatas bukit yang dikenal dengan Amer Fort atau Amber Fort. Seolah menggambarkan kehidupan nyata di India, betapa si miskin dan si kaya terlihat nyata. Jumlah bilyuner di India meningkat pesat, tapi kemiskinan begitu pekat.

Untuk menuju Amer Fort yang berada diatap perbukitan ada dua cara. Yakni berjalan menanjaki tangga yang meliuk liuk atau menunggang gajah. Shah Jahan bertanya kepada si kecil apa dia mau menunggang gajah. “Noooo, I am Affraid. Elephan so big yaar” heheheaslinya dia pingin naik (emaknya juga) tapi dia udah keder duluan menatap gajah India yang memang super jumbo.

Sesaat kami berdiri menumbukkan pandangan ke arah Amer fort  yang berdiri megah memeluk atap perbukitan. Istana yang dibangun pada tahun 1550 berada diatas Cheel ka Teela yang berarti bukit Elang. Cheel ka teela sendiri merupakan bagian dari rantai perbukitan Aravalli yang membentang sejauh 692 KM di India bagian Utara. Anugerah alam ini tak hanya menyajikan pemandangan cantik berupa serakan bukit menghijau mendekap Cheel ka teela dari segala sisi, sekaligus menjadi benteng pertahanan yang kokoh.

Tepat di kaki bukit menghampar sebuah danau besar dihiasi sebuah taman ditengahnya. Danau bernama Maota yang berada di kaki bukit istana ini merupakan danau buatan untuk menampung air hujan. Difungsikan sebagai pasokan air seluruh istana. Taman ditengahnya konon digunakan Maharaja untuk menanam Saffron.

Amer Fort atau Amber fort yang berada di Kota Jaipur, propinsi Rajasthan, India ini didirikan oleh Raja Shri Maan Sing Ji Saheb atau akrab dikenal sebagai Maharaja Man Sing I. Beliau sendiri adalah seorang Raja dari Amber.

Bersanding dengan danau sebuah taman yang digunakan para pejalan kaki untuk memasuki istana. Taman bernama Dil Aram Bagh yang berarti menenangkan hati ini dihiasi dengan pavilliun yang saling berhadapan. Pavilliun yang menua dihinggapi puluhan burung dara yang asyik bercengkrama. Sementara didepannya sebuah kolam berhias deretan air mancur membelah taman.

Taman yang asik buat leyeh leyeh menatap pesona istana ini menghantarkan kaki kami menapaki liukkan tangga menuju istana yang berada diatap bukit. Tangganya landai dan meliuk liuk. Dari bawah sini, tangga ini membentuk zig zag. Dengan menapakai tangga kami bisa melihat secara jelas perbukitan disekitar yang dimahkotai tembok benteng.

Amer Fort, Jaipur, rajasthan, India

Keseruan menyapa ketika mendekati pintu gerbang utama istana. Kawanan gajah melintas dengan membawa rombongan wisatawan mancanegara. Si kecil langsung ngibrit minggir. Saya dan Shah jahan malah menggodanya dengan memeganginya dan mendekat dia ke gajah. Maksud hati biar dia nggak takut sama gajah. Eh, mukanya memerah, teriak teriak, marah sambil ketawa pula.

Suraj Pol yang berarti gerbang matahari menjadi pintu gerbang utama memasuki Istana. Tinggi menjulang dipenuhi dengan dekorasi elemen bergaya Hindu. Terdapat beberapa jendela berukir yang dipergunakan penjaga untuk mengawasi siapa saja yang memasuki istana. Suraj pol menjadi saksi ketika bala tentara memenangkan peperangan yang disambut dengan suka cita dan kemeriahan disini.

Ingatan ini diajak berkelana dimasa keemasan. Masa dimana para Maharaja Hindu memerintah negeri berjuluk Hindustani ini. Mengenakan Turban dikepala, wajahnya tegas dengan kumis panjang terpelintir diujungnya, pakaian kebesaran berwarna keemasan dan bersepatu Aladdin. Maharaja menunggang gajah gajah diikuti oleh para ksatria menunggang kuda.

Golden triangle


Mengedar pandang ke seluruh bagian dalam istana membuat dorongan diri  terlempar ke masa lalu semakin dalam. Dimana saya berdiri setelah melewati Suraj poladalah tempat para prajurit istana berkumpul. Senjata canon dipajang di pelataran terbuka nan luas dikelilingi deretan tembok tebal. Diatas tembok berderet dekorasi berbentuk kubah. Disinilah para kawanan gajah menurunkan wisatawan. Sampai disini wisatawan tidak dikenakan biaya alias gratis.

Kami tapaki tangga menuju ke bagian utama istana. Untuk memasuki bagian dalam Istana wisatawan asing dipungut biaya  500 Rupees atau  Rp. 100.000. Disini juga tersedia tiket terusan dengan harga 1000 Rupees untuk menuju memasuki Jantar mantar dan City palace.

Amer Fort, Jaipur, rajasthan, India

Sebuah lekuk gerbang berhiaskan lukisan warna warni khas Rajasthan menyambut kami. Pertama kami diajak menengok sisi religius para Maharaja dengan mengunjungi sebuah kuil tua yang berfungsi sebagai tempat beribadah atau pemujaan.

Area kuil berdampingan dengan sebuah bangunan mirip pendopo yang disanggah dengan puluhan pilar berukir. Bangunan bernama Diwan-I-am ini berfungsi sebagai tempat bermusyawarah antara raja dan masyarakat. Tempat ini juga digunakan sebagai tempat perayaan festival termasuk ulang tahun sang Maharaja.

Bersinggungan dengan Diwan-I-am terdapat ruang memanjang yang digunakan sebagai kantor administrasi kerajaan.

Selanjutnya mata ini tersihir oleh dekorasi cantik GaneshaPol. Pintu gerbang berlantai dua ini sering dijadikan ikon utama Amer Fort.  Tak hanya karena designnya yang artistik, juga keseluruhan muka gerbang berlukis bebatuan warna warni dengan eleman khas Rajasthan. Yakni berupa gambar bunga, daun dan juga dekorasi mozaik dengan detail detail yang sangat rumit.

Ganesh Polmengajak kami melewati ruangan  panjang, nampak seperti sebuah lorong beratapkan langit langit penuh dengan lukisan. Setelah itu mata ini disegarkan pada bagian istana yang terbuka dengan taman cantik ditengahnya. Keseluruhan bagian istana ini berfungsi sebagai tempat tinggal Maharaja dan bercengkrama dengan permaisuri.

Taman Mughal ini dibuat dengan bentuk bintang ditengahnya dan dikelilingi taman berbentuk persegi. Hal ini melambangkan keharmonisan antar umat beragama. Lambang bintang sebagai simbol umat muslim sedangan bentuk persegi sebagai simbol umat agama Hindu.

Taman ini membelah Shees mahal dan Sukh Niwas yang saling berhadapan. Sukh Niwas sendiri diciptakan sebagai pendingin ruangan didalam istana. Ruangan ini dipenuhi dengan pipa pipa air dan lengkung lengkung jendela. Aliran udara melalui jendela berhembus melewati pipa air, meciptakan efek segar dan dingin yang menebar ke seluruh istana. Kalau zaman sekarang, fungsinya seperti AC.

Suara kerumunan wisatawan yang saling berbincang menggema di Shees Mahal. Shees Mahal yang berarti istana kaca ini menjadi pusat perhatian utama wisatawan termasuk kami. Berkerumun, sekedar berfoto atau menyaksikan keseluruhan Istana kaca yang dihiasi oleh mosaik bermotif, kaca berwarna dan cermin mulai dari lantai ke langit-langit hingga tembok. Hal yang paling menakjubkan untuk mengamati efek cermin ini adalah ketika satu lilin dinyalakan refleksinya akan menyebar keseluruh ruangan. Menciptakan sebuah gemerlap keindahan istana memukau.

Tiba tiba si kecil berbisik ditelinga “Ammy, aku mau pipis”. Duh, dimana toiletnya? Gerak mata saya berpindah ke kanan dan ke kiri. Shah Jahan menghampiri petugas keamanan untuk menanyakan letak toilet. Beliau bilang, letaknya agak jauh.

Shah Jahan bergegas mengajak si kecil menuju toilet dan meminta saya untuk terus menjelajah istana sendirian. Baiklah, siapa takut. Saya menuju bagian atas istana yang letaknya tepat didepan. Terlihat danau Maota, kota Jaipur dan menatap serak perbukitan yang berada di depan dan samping yang bermahkota tembok pertahanan.

Elephan for explore India


Saya berbalik menuju bagian belakang atas istana. Lengkung pintu dan ruangan membentuk bagaikan sebuah labirin tua yang cukup menyesatkan. Ditambah lagi dengan undakan anak tangga yang menikung tajam menuju ruangan lainnya.

Seorang penjaga mendekati saya. Berperawakan tinggi, berkumis tipis, rambut klemis berbungkus topi dan kulitnya sedikit cerah. Berpakaian seragam dengan tentengan senjata laras panjang. “Madam, please follow me” ucap penjaga. “Duh, mau dibawa kemana dakuw? apa salah ku” huaaaa Jantung berdetak kencang. Apalagi suasana sepi sekali. “Shah Jahan dimana?” umpat saya dalam hati.

Bapak petugas membawa saya melewati ruangan. Menapaki tangga. Berbelok. Melewati lorong. Menapaki tangga lagi. Lorong. Ruangan. Dengan sorot matanya yang tajam, beliau memastikan saya dalam jangkauan matanya. Bahkan ketika melewati tangga dengan kemiringan tajam, beliau seolah memastikan saya melewatinya dengan aman. Semakin lama detak jantung saya semakin cepat. Entah karena takut atau saya mulai … jatuh hati *dikeplaktembak

Berhenti sejenak, beliau menunjukkan saya sebuah ruangan yang sepi. Tanpa kata. Saya menatap ke sekeliling dengan langkah perlahan. Matanya mengarah padaku dan kemudian…berlanjut berjalan lagi. Entah kenapa, saya mempercayainya dan terus mengikutinya.  Jadu hai tera hai jadu….

Dan sampailah saya pada undakan yang sempit dan melikuk tajam. Kemudian disambut dengan sinar mentari dan deretan “tembok china”. Sepi, yang ada hanya saya dan 3 turis dari Tiongkok. Dari sorot matanya seolah berkata kalau bapak petugas meminta saya untuk menikmati pemandangan bagian belakang atap istana. Dan beliau berdiri berjaga jaga disana. Sesekali menatap saya yang asyik menikmati pemandangan disekitar. Saya bingung dengan beliau, apa beliau minta uang sebagai guide? Minta hati? (disitu saya merasa sangat GR) Atau? Ahhh sudahlah. Salah tingkah jadinya.

Perbukitan panjang beratapkan tembok benteng. Sekilas nampak seperti tembok benteng China. Sebuah istana berdiri diujung bukit lainnya.  Angin segar menerpa. Ingin rasanya duduk berlama lama disini.

Ketika saya mulai berbincang dengan ketiga turis dari China, seketika bapak penjaga tersenyum dan meninggalkan saya. Saya salah sangka. Ternyata bapak petugas yang usianya terbilang muda itu ternyata Arjuna. Ketika melihat saya jelajah istana sendirian, beliau ingin menunjukkan dan memastikan saya aman aman saja. Ya Allah, baik banget. Disitu saya merasa berdosa.

Didalam bagian istana ini terdapat pintu rahasia yang terhubungan dengan jalan setapak menuju Jaigarh Fort yang berada di bukit lainnya. Jalanan setapak ini difungsikan untuk melarikan diri bagi keluarga istana jika terjadi serangan oleh musuh. Persis yang seperti di film film, hehehe.

Sendirian, saya langkahkan kaki bersama turis dari Tiongkok menuju bagian istana  lainnya yang dikenal dengan Zenana. Deretan kamar serta dengan lengkung lengkung jendela melingkari keseluruhan Zenana. Disinilah Ibu Ratu, permaisuri serta keluarga istana perempuan tinggal. Termasuk para selir raja serta wanita pelayan istana. Dan di Istana inilah saya berjumpa kembali dengan Shah Jahan dan Si kecil.

Pembangunan Amer fort memakan waktu hingga 64 tahun lamanya hingga nampak megah seperti saat ini. Selain Taj Mahal, Amer fort yang masuk dalam warisan dunia UNESCO ini juga menjadi tempat favourit wisatawan mancanegara. Sekitar 5000 wisatawan berkunjung ke  Amer Fort setiap harinya.

Amer Fort, Jaipur, rajasthan, India


Kami kembali menuju  deretan restoran yang berada disebarang jalan istana. Anak kecil pelayan restoran yang saya jumpai tadi pagi sibuk dengan para pembeli. Dia tak sendirian, masih ada anak anak lainnya yang “berprofesi” sama.

Sejatinya perjalanan tak hanya mengundang detak kekaguman juga menggugah jiwa kemanusiaan dalam diri jika kita peka dengan penglihatan.






Jal Mahal, Istana Unik berada di tengah Danau di Kota Jaipur

$
0
0
Jal Mahal

Istana air yang berada di tengah Danau Man Sagar dibangun sang Maharaja untuk beristirat bersama keluarganya ketika sedang berburu

Mata meninggalkan pandang dari kegagahan Amer Fort ketika terik mentari membungkus petala langit. Siang nan cetar, mengalirkan peluh dari sela pori pori rambut. Jaipur yang berada di propinsi Rajasthan dianugerahi gurun pasir terluas di India.

Anugerah alam ini sekaligus menjadi petaka. Terik yang menantang. Hujan yang enggan menyapa. Air menjadi sumber daya alam yang sangat berharga di propinsi terbesar di India ini. Kekeringan telah menjadi teman tahunan yang kerap menghilangkan sebagian nyawa penduduknya.

Roda kendaraan berputar melindas aspal menuju kearah kota Jaipur, Ibu kota Propinsi Rajasthan. Jalanan meliuk berteman bebatuan besar menancap di kaki perbukitan di sisi jalan. Terkadang jalanan lurus. Serak perbukitan Aravali, pepohonan perdu dengan dedaunan yang jarang jarang, tanah berbatu, istana tua, benteng dan dan kuil menemani perjalanan.

4 KM terlewati. Kendaraan berhenti di sisi kiri jalan. Danau Man Sagar nan luas menghamparkan diri di kaki perbukitan. Rantai perbukitan memeluk danau dari segala arah. Ditengah danau bediri cantik sebuah istana yang terkenal dengan nama, Jal Mahal.

Jal Mahal berarti istana air. Dibangun pada abad ke 18 Oleh Maharaja Jai Sing I dari Amber. Istana ini dahulunya digunakan untuk beristirahat oleh sang Raja dan keluarga ketika sedang berburu.

Jal Mahal, Jaipur, Rajasthan, India

Huek, bau apa ini Ammy? pingin muntah“ keluh si kecil sambil menutup hidung sesaat setelah membuka pintu mobil. Monyong muka unta tetiba mendekati kami. Ditawarkan oleh pemiliknya untuk ditunggai. Kami menolaknya dengan halus, kami memilih berjalan kaki dipayungi terik mentari. Astaghfirullah, sungguh panas.

Segerombol burung putih (mirip burung kuntul) asyik bercengkrama disisi danau. Menyeburkan sebagian mulut kedalam air danau yang kehijauan. Sekedar mencari makan, minum atau mendinginkan badan. Beberapa burung lainnya, duduk cantik diatas badan kerbau hitam berukuran jumbo. Seolah kedua hewan ini telah lama menjalin berbagai cerita persahabatan simbiosis mutualisme.

Penjual sandal Aladdin, baju, sprei, sarung bantal, tas, boneka Rajasthan, kerajinan perak hingga penjual makanan berderat membuka lapak disepanjang jalan disekitar danau. Segerombolan wanita muda dengan tawa nyaring sibuk mengenakan pakaian Rajasthan untuk berfoto. Diseberang jalan berderat hotel berbintang yang menghadap langsung ke Danau Man Sagar.

Kami berjalan santai menyusuri danau. Sesekali berhenti dibawah pohon perdu untuk meneguk air dingin. Beberapa bagian tepi danau dibangun view point yang digunakan para turis untuk berfoto.

Terlihat Ibu ibu tua sibuk membuat adonan makanan. Wajahnya menghitam akibat terpaan sinar mentari. Tangannya berkeriput menggambarkan kerja keras yang beliau lakukan. Hidungnya yang mancung behias cincin. Aksesoris gelang dan kalung imitasi menghiasi bandannya. Bekerudung menerawang Dupatta yang dijatuhkan menutupi sebagian wajahnya. Begitu Khas penampilan wanita Rajasthan.

Adonan makanan (roti india) dibentuk bulatan kecil kecil. Kemudian dijual kepada para wisatawan untuk memberi makan ikan di tepian danau. Anak anaknya sesekali datang, mengambil adonan dan menjualnya kepada para turis. Sesekali mereka bercanda tawa dan bermain.

Saya dan si kecil menuju kebawah tepian danau. Berderet bersama turis lokal lainnya. Ada juga wisatawan lokal (wanita) yang sibuk membuat adonan roti juga. Mereka mebawanya dari rumah. Bersama sama kami melempar adonan makanan ke dalam danau yang dihuni ribuan ikan.

Untunglah, awan abu abu tipis menahan sinar mentari. Saya dan si kecil tak harus berpeluh peluh menikmati setiap lemparan. Karena setiap  lemparan disambut gerombolan ikan. Menampakkan mata dan membuka mulut dari balik air danau berwarna kehijauan.

Jal Mahal


Di India sendiri, memberi makan ikan dan burung dipercaya akan membawa berkah dan keberuntungan dalam hidup. Itulah mengapa banyak penduduk India membeli jagung kering untuk disebar di tempat burung dara berkumpul. Biasanya ketika menebar makanan mereka mengucap sebuah mantra (doa). Saya sendiri kurang tahu, mantra apa yang mereka baca.


Jal Mahal sendiri terdiri atas lima lantai. Berbeda dengan istana lain yang sangat besar dengan deretan istana kecil dan ruangan yang digunakan sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan. Jal Mahal hanya memiliki tempat istirahat yang terbuka dimana bagian atap istana terdapat taman ditengahnya.

Arsitektur istana memadukan gaya Rajput dan Mughal. Rajput sendiri merupakan gaya arsitektur Hindu yang banyak dijumpai di istana lain di Rajasthan. Sedangkan Mughal, merupakan gaya arsitektur Islami yang memadukan gaya Persia dan India. Hal ini dapat dilihat dari empat menara disetiap sudut istana yang beratapkan Chattris. Yakni Sebuah kubah yang disanggah empat atau lebih pillar. Chattrisbiasanya dijumpai di istana peninggalan kekaisaran mughal, seperti Red Fort, Agra Fort dan Taj Mahal.

Dahulunya dilokasi danau ini terjadi depresi air secara alami. Terjadi kekeringan yang panjang. Bencana kelaparan terjadi akibat kekurangan air. Seperti diketahui, Rajasthan merupakan negeri padang pasir di India. Para penguasa Amer yang saat ini lebih dikenal dengan nama Jaipur membangun bendungan disekitar danau untuk memenuhi kebutuhan air bagi penduduk sekitar danau.

Tak hanya membangun bendungan. Saluran air dialihkan, dua juta ton lumpur beracun dikeruk dari dasar danau, sistem pengolahan air dikembangkan, vegetasi lokal dan ikan dikembalikan. lahan basah sekitarnya diregenerasi dan lima pulau bersarang dibuat untuk menarik burung migran. Hingga saat ini danau Man sagar menjadi habitat alami bagi 150 spesies burung lokal dan juga migrasi.

Perluasan danau ini hingga menyentuh hingga Jal Mahal. Mengakibatkan 4 lantai dibawahnya terendam air. Dan hanya bagian atas yang tersisa. Demi alasan keselamatan dan menjaga kekuatan struktur bangunan, wisatawan baik lokal maupun mancanegara tidak diizinkan menapakkan kaki kedalam istana.

Dari tepian danau ini terlihat beberapa kapal cepat datang dan pergi mendekati istana. Hanya tamu eksklusif dengan izin khusus untuk bisa berlayar mendekati istana. Shah Jahan mencari Informasi agar kami bisa mendekati istana, tapi tak ada yang tahu.

Tak ada rasa kecewa. Meski tak bisa melihat istana lebih dekat, kami tetap menikmati pesonanya. Tak hanya unik karena berdiri kokoh di tengah danau.  Daya tarik  alam disekitar berupa pebukitan dihiasi dengan kuil, benteng dan istana diatapnya. Dan sisi lain kita bisa melihat hiruk pikuk keramaian kota Jaipur dimana banyak penjual pernak pernik khas Rajasthan. Semua nampak melebur menjadi sebuah keharmonisan. Apalagi untuk menikmati keindahan ini, kami tidak dikenakan biaya alias gratis.

Puas memberi makan ikan di tepian danau, Shah jahan meminta kami bergegas pergi. Saya pikir kami akan makan siang di salah satu restoran. Maklum, lapar dan dahaga sangat terasa.

Apalagi semalan kami menempuh perjalanan darat dari Delhi. Belum sempat mandi pagi,  langsung explore destinasi hehehe. Ternyata, Shah Jahan sudah memesan hotel di sekitar Jal Mahal ketika kami asyik memberi makan ikan. Hore, kami bisa menikmati malam dengan menatap Jal Mahal. Setelah mandi, lunch dan istirahat sejenak kami bergerak menuju pusat kota Jaipur yang dijuluki Pink City.

Menjelang sunset semakin banyak turis berdatangan di Danau Man Sagar ini. Penduduk lokal  datang bersama keluarga. Membawa tikar dan makanan sambil bercengkrama.

Semua menikmati gerak sang mentari bersemayan di ufuk barat. Perlahan hilang dibalik serak perbukitan. Ketika mentari tenggelam, Jal Mahal menawarkan pesona tersendiri. Dihiasi dengan lampu lampu hias dan memantul cantik di permukaan danau. Blue hour waktu yang pas menangkap kecantikan Jal mahal dalam lensa kamera.

Malam itu kami habiskan waktu dengan bercengkrama di teras hotel. Suasana begitu sepi dan nyaman. Menatap gelap keheningan danau Man Sagar berhias sinaran lampu istana Jal Mahal.


9 Rahasia Liburan Ceria bersama Anak Ala Emak Mbolang

$
0
0


Rahasia Liburan Ceria Bersama anak

Liburan ceria dimulai dari persiapan yang matang dan menikmati setiap momen yang dihidangkan.

Kenapa kasih tips liburan ceria bersama anak pakai embel embel “ala emak mbolang”? Karena gue kece sejak lahir *huek. Simpleaja, karena saya percaya setiap keluarga memiliki tips “khusus” untuk membuat liburan bersama anak mereka lebih nyaman. Tips tersebut tak hanya berdasarkan pengalaman seberapa sering mereka berjalan, tipe perjalanan yang mereka jalani, juga yang paling penting nih, karakter serta ketertarikan orang tua dan juga anak. Hal tersebut mengambil andil besar dalam menentukan keceriaan sebuah perjalanan.

Misal nih, orang tuanya suka jalan jalan menyusuri bangunan tua sedangkan si anak lebih suka bercengkrama dengan alam. Contoh lain, si emak terbiasa camping sejak muda, sedangkan anaknya ternyata lebih suka tidur nyaman di hotel. Atau, si anak lebih suka naik bus, kitanya lebih suka ngelamun di kereta. Atau si kakak suka mainan di pantai, sementara si adik lebih suka gegulingan di Theme park.

Pengalaman saya ketika mengajak si kecil jalan jalan ke Singapore, dia nggak menikmati sama sekali. Nggak tertarik narsis di ikon Singapura dan melihat gedung gedung modern nan menjulang. Nggak riang sama sekali. Sambil berjalan males, dia bilang “Ke Airport lagi aja Ammy, kita lihat pesawat naik turun sambil makan makan” *gubrak. Yo wis, kita ke Universal studio (sambil menatap nanar dompet). hehehe

Perbedaan ketertarikan akan tempat wisata ini terkadang terlihat sepele. Tapi bisa membawa ketidaknyamanan tersendiri, baik buat diri sendiri maupun anak. Alih alih liburan ceria, yang ada kita malah gaprakanalias saling sewot. Waktu yang seharusnya dimanfaatin untuk mengobrol dan keluar dari rutinitas malah jadi ajang diem dieman. Nggak asyik kan?

Nah, berdasarkan pengalaman kelayapan menjelajah alam dan juga menyusuri peradaban suatu negeri bersama kecil, baik berdua saja, ditemani suami atau ikut bersama teman teman, berikut tips dari saya  agar acara liburan bersama anak kita lebih mengasyikkan.

1. Transportasi
Pilih kendaraan yang nyaman buat anak. Kursi cukup empuk (standart). Bisa disandarkan ke belakang. Atau dalam kendaraan dia bisa rebahan. Biar nggak kecapekan.

Jika anak kita gampang mabok kendaraan, Jangan lupa memberinya obat anti mabok sebelum berangkat. Jangan berikan makanan yang berat berat ketika mau berangkat. Dan ketika mulai pusing, dongakkan kepala keatas. Hindari membaca atau ngegawai.

Anak kecil itu rata rata visual. Mereka lebih suka melihat gambar ketimbang tulisan. Jadi, ketika naik kendaraan pilih tempat duduk dekat Jendela. Baik waktu naik kendaraan pribadi, kereta maupun pesawat. Hal ini bisa mengurangi tingkat kebosanan anak dalam perjalanan. Juga bermanfaat bagi si anak yang suka gawai, dengan duduk di dekat jendela bisa mengalihkan matanya dari gawai atau game.


Tips Liburan Ceria Bersama anak


Melihat hamparan sawah menghijau. Lekuk pegunungan menjulang. Gumpalan awan  menggantung dilangit. Semua suguhan alam itu mampu membebaskan angan mereka tentang perjalanan yang saat ini mereka lalui. Bahkan, terkadang mengundang pertanyaan yang berguna untuk merangsang otak mereka. 

“Ammy, kenapa pohon kok berlarian ke belakang?”
“Kenapa kereta jalannya diatas besi?”
“Kenapa awan menggantung diatas langit”
“Ammy, kenapa pesawat bisa naik keatas langit? kok nggak jatuh, apa nggak kena gaya gravitasi bumi?” Modar! emak e ape njawab opo iki.  Hahaha

Berangkatlah lebih awal, agar ketika kita chek in bisa minta window sheet buat anak. Kalau menggunakan kereta, pilih tempat duduk yang dekat jendela atau minta sama penjual tiket untuk kasih kita window sheet. Kalau naik kendaraan pribadi, atur sendiri, jangan lupa lock pintunya.

Jika menggunakan penerbangan, cek berapa lama penerbangan hingga sampai tujuan. Berbeda dengan kendaraan jalur darat, dimana anak kita bisa berhenti sejenak, jalan kesana kemari. Di dalam pesawat gerak badan anak kita dibatasi.

Jika memang long journey dalam pesawat, misal perjalanan lebih dari 3 jam, usahakan cari penerbangan yang sesuai dengan jadwal tidur anak. Entah siang atau malam. Biar nggak jet flag atau menghindari kejenuhan.

Pilih maskapai yang nyaman. Duduknya nggak terlalu sempit. Tempat duduk bisa dibuat sandaran kebelakang. Kalau budgetmencukupi, pilih yang ada entertaiment plus menyediakan makanan dan minuman.

Pesan tiket jauh jauh hari, harganya lebih bersahabat. Jangan tegesa gesa beli tiket promo. Bandingan dulu antara pesawat berbudget dan yang full service. Anak usia dibawah 2 tahun, gratis tiketnya.

Biasanya nih, ya, pesawat full Service menyediakan diskon khusus untuk anak anak (umur lebih dari 2 tahun dan ambil seat sendiri). Mereka nggak bayar full. Ada yang bayar hanya 50 % atau 75%. Kadang harga akhir jatuhnya sama dengan pesawat budget. Lumayan kan dengan harga sama kita bisa memberikan kenyamanan lebih pada anak dan juga diri kita sendiri.

2.  Memilih Hotel atau tempat menginap
Jika booking hotel, coba cek terlebih dahulu syarat dan kondisi. Batasan usia berapa anak anak belum kena biaya tambahan? Biasanya ada yang dibawah 6 tahun, dibawah 10 tahun bahkan dibawah 15 tahun. Setelah lebih dari 15 tahun biasanya dianggap dewasa dan kena biaya tambahan.

Jika anak masih minum susu, cek juga apakah mereka menyediakan air hangat dalam kamar. Kalau masih ASI sih nggak masalah, tinggal buka BH, susu sudah mancur. Kalau yang usianya lebih dari 2 tahun dan masih ngedot?  nah, ini perlu air hangat.

Cek juga fasilitas lain seperti AC, TV, Heaterjuga Wifi. Termasuk restoran hingga tempat parkir di hotel. Semua kebutuhan tambahan ini tergantung dari kebiasaan keluarga kita, ya. Ada yang perlu, ada yang cuek cuek saja. Contohnya si kecil, Najin, dia nggak peduli apa tipe hotelnya, baik hotel berbintang atau hotel budget. Yang penting hotelnya ada Wifi. Maklum, dia suka ngegawai.

Jika kita memilih camping, pastikan dia terbiasa tidur diatas matras. Kalau tidak terbiasa, biasanya mereka nggak bisa tidur. Dan keeseokan harinya punggungnya sakit. Seringnya juga, mereka masuk angin.

Jelaskan juga, kalau camping kita bakalan mendekat langsung dengan alam. Yang artinya kegiatan seperti pipis dan buang air besar bakalan dilakukan di luar, bersembunyi diantara semak belukar. Kadang ada, lho, yang nggak bisa “keluar” hanya karena tempatnya terbuka. Atau takut pantatnya dicium ular. Persiapkan dengan sebaik baiknya, jika ini memang pertama kalinya dia camping. Ntar kalau sering sering camping, juga terbiasa dengan kondisi itu.

Kecuali kalau campingnya ala Glamping alias glamour camping. Ya, nggak usah khawatir. Tinggal bobok manis dalam tenda.


Tips lengkap Liburan Ceria Bersama anak


3. Bikin Itinerary perjalanan bersama
Kalau liburan akhir pekan dengan satu destinasi, nggak perlu repot repot, ya. Besok ke pantai, main main, makan, langsung pulang atau tidur di hotel semalaman. Selesai. Tapi kalau dah liburan panjang, jelajah sederet kota apalagi negara, mengatur itinerary ini sangat penting.  

Nah, sebelum berangkat kita bicarakan dulu dengan anak anak, tempat tempat yang akan dikunjungi dan kegiatannya apa saja. Jangan sak karepe udele dewe. “Kita bikin aja itinerary, ntar anak anak mau nggak mau pasti ngikut aja”. Lha, ini namanya egois, mak.

Seperti yang saya singgung sebelumnya, tentang beda ketertarikan. Si emak pingin ke Museum, Si kakak pingin bersantai di pantai, sementara si adik lebih suka ke Theme park. Byuuh, nggak mungkin, tho, jalan sendiri sendiri.

Liburan bareng harusnya seneng seneng bersama, bukan asal “nurut” atau “terpaksa”. Dengan membuat itinerary bersama, perbedaan ketertarikan akan tempat wisata yang dituju dapat diminimalisir. Jelaskan juga, kalau hari pertama kita teriak teriak happydi theme park, dan keesokan harinya kita sunbathing di pantai. Dengan begini, anak anak akan saling mengerti dan bermain bersama. Nggak ada lagi acara gondok gondok an.

Ada baiknya, kita jelaskan sedikit tentang tempat wisata yang kita tuju. “Nanti di Sarangkot kita trekking dan nanjak dikit. Setelah sampai atas kita bisa intip gunung tertinggi di dunia, Mt. Everest. Gimana, kepingin nggak?”.

Kalau saya, biasanya itinerary tempat wisata dibuat selang seling. Misalnya gini, saya bakalan mengunjungi sederet kota tua dan juga kegiatan menyapa alam. Hari ini ke kota tua A, besoknya ke danau, lusanya ke Kota tua B dan besoknya lagi menatap lekuk pegunungan. Jadi anak anak nggak bosan. Dengan catatan, jalannya searah.

Bersama anak anak, sebaiknya jangan terlalu ngoyomengejar destinasi. Sehari, loncat ke beberapa tempat wisata. Cekrak cekrek, narsis, langsung pergi. Kita bakalan tidak menikmati. Yang ada malah capek. Ujung ujungnya si kecil sakit. Santai aja, ini bukan amazing race.


Tips rahasia sukses Liburan Ceria Bersama anak



Liburan Ceria Bersama anak


4. Listbarang bawaan termasuk mainan kesukaan, camilan dan Obat Obatan
Selalu bikin list barang bawaan jauh jauh hari (paling tidak seminggu sebelumnya). Percayalah, ini penting sekali. Kenapa? terkadang sekali tulis list, seringnya ada yang terlupa. Ntar kita ke kamar mandi atau melakukan sesuatu baru inget. Oh ya, yang ini atau itu belum aku masukkan ke list. Tinggal tulis.

Ketika mau packing, tinggal lihat list dan ambil barang. InsyaAllah kalau sudah di listjauh jauh hari, nggak ada cerita ketinggalan. Kalau saya pribadi, karena keseringan mbolang, beberapa barang sudah ada khusus buat travelling. Jadi nggak pakai bongkar muat, selalu nangkring dalam ransel.

Apa sih, bawaan emak mbolang ketika liburan bersama anak ?

  • Baju

Jangan lupa cek musim tempat yang akan kita kunjungi, jangan sampai saltum alias salah kostum.Untuk si kecil, buat jaga jaga,  biasanya bajunya saya lebihkan satu stel.




  • Mainan kesukaan

Gunanya untuk menghindari kejenuhan dalam perjalanan. Atau mungkin kena macet, kereta telat atau penerbangan delay. Dulu banyak mainan yang dibawa. Setelah gede dikit yang dibawa sekarang cuman tabletnya.

  • Toiletries

Sabun cair, sikat dan pasta gigi, tisue basah dan kering, body lotion, lip guard(khusus berkunjung ke daerah yang dingin) dan hand sanitizer (kalau ini saya pilih yang spray)

  • Handuk
  • Mukena
  • Payung lipat
  • Bantal leher
  • Jaket dan Syal

Syal ini fungsinya banyak. Bisa digunakan sebagai penghangat badan. Kadang saya buat sebagai sajadah. Bisa juga digunakan sebagai selimut. Buat gegoleran di pantai, buat alas piknik sampe dibuat narsis, hehehe. Multifungsi gini bisa meringankan bawaan.

  • Camilan

Keripik dan wafer selalu masuk dalam daftar camilan. Jangan lupa, bawah buah juga biar lebih sehat dan stamina terjaga.

  • Gawai

Handphone + Charger + Power bank.
Tablet + charger.
Kamera +charger +back up baterei dan memory tambahan. Biar bisa narsis terus.
Gawai sebaiknya diletakkan dalam pouch tersendiri, biar nggak terserak sana sini dalam tas. Charger ini biasanya yang paling sering ketinggalan di hotel.

  • Obat Obatan

Obat obatan ini tergantung kondisi kesehatan anak. Dulu, Najin punya alergi protein dan juga dingin. Kalau kena dingin, meler dan nafasnya sesak. Jadi, obat obatan yang dibawa banyak banget termasuk inhaler dan pritilannya. Obat obatan yang dipakai berdasarkan rekomendasi dari dokter pribadinya.

Alhamdulilah setelah sehat (nggak alergi lagi) bekal obat obatan semakin berkurang. Untuk antisipasi, saya biasanya bawa obat obat berikut :

  1. Obat anti mabok/masuk angin.
  2. Obat mencret dan juga maag.
  3. Permen penghangat tenggorokan, Si kecil gampang banget kena radang tenggorokan. Dan kalau radangnya parah dipastikan dia bakalan demam tinggi.
  4. Obat penurun panas.

“Zulfa, anakmu badannya panas banget “ ucap ibu dengan raut muka kekhawatiran *nggeblak. Rasanya pingin pingsan seketika. Gimana tidak, 6 jam lagi kami harus mengejar pesawat menuju Bangkok. Di lain waktu ketika selesai menjelajah Kashmir, di hari terakhir tiba tiba si kecil kecapean dan badannya sedikit panas. Kalau begini harus istirahat total, seharian dia tidur tiduran di houseboat.

Hal hal yang tidak diiinginkan kayak gini sering terjadi selama dalam perjalanan. Nah, untuk obat penurun panas pada anak, saya percayakan pada Tempra. Baik waktu liburan atau dirumah. Selain praktis dibawa kemana kemana, ada takarannya juga dalam tutup botolnya. Jangan lupa baca dosis dan aturan pemakainnya. Kenapa saya memilih tempra? Karena Tempra mengandung paracetamol yang terbukti ampuh menurunkan demam dan langsung bekerja di pusat rasa sakit. Selain itu Tempra juga aman dan tidak menyebabkan iritasi lambung. Jadi sediakan selalu Tempra.

Tempra Paracetamol

5. Theart of Packing
“Duh jaketnya dibagasi lagi” trus kedinginan dalam kabin pesawat.
“Hadew, camilan aku taruh dimana, ya ?” tangan bergerilya merayapi tas.
“Gimana nih, obat anti mabuk ada dibagian bawah tas” Bongkar ransel. Lelah.
“Pingin muntah lagi, manaaaa minyak nyong nyong manaaa ?“ Belum ketemu sudah huekhuekduluan.

Sering melihat kejadian heboh kayak gini? banget. Selama perjalanan saya sering melihat ibu ibu atau bahkan saudara sendiri kelimpungan cari barang. Hanya karena packing-nya “kurang asik”.

Tips packing simple dari saya
  1. Selalu gunakan dua tas yang berbeda. Satu tas (tas selempang atau daypack) yang selalu melekat di badan (dibawa dalam kegiatan harian) dengan ukuran yang standar. Tidak terlalu besar, juga tidak terlalu kecil serta simple dibawa kemana mana. Sementara tas kedua ini biasanya koper atau ransel besar untuk menyimpan pakaian, handuk, toiletries, sandal dan barang barang lainnya.
  2. Gulung pakaian dan rekatkan dengan karet agar lebih rapi dan hemat tempat. Tata serapi mungkin kedalam koper atau ransel agar mudah diambil. Biar nggak bongkar pasang. Lelah.
  3. Bawa pakaian back up dalam tas selempang atau daypack. Fungsinya sebagai pengganti jika terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Misal, kena tumpahan makanan atau minuman, mungkin anak muntah muntah. Jadi, kita nggak usah bongkar bongkar tas lagi.
  4. Taruh handphone, kamera, dompet, paspor, tiket atau benda benda berharga lainnya serta obat obatan hingga camilan kedalam tas yang selalu kita bawa. Pastikan air minum  dan tissue (basah dan kering) berada di kantong bagian luar agar mudah diambil. Kalau bisa, taruh obat obatan dalam satu pouch tersendiri. Jangan asal dimasukkan tas, biar terorganisir dan gampang di ambil.
  5. Pastikan jaket atau syal berada dalam tas yang kita bawa. Sewaktu waktu angin kencang menyapa atau hawa dingin menyergap, kita tinggal pakai.

6. Budgetting
Satu lagi hal penting lainnya yakni masalah bugetting. Jangan terlalu mepet atau super pelit. Sediakan dana cadangan buat jaga jaga. Namanya juga anak, siapa tahu mereka pingin mencoba jajanan yang berbeda. Atau tiba tiba nafsu makannya banyak. Termasuk beli mainan.

Mungkin juga ada keadaaan darurat yang mengharuskan kita mengeluarkan uang lebih. Misal, rencana pulang pakai bus, eh, si kecil mendadak sakit dan kita diharuskan mengubah perjalanan pulang dengan pesawat. Atur keuangan dengan sebaik baiknya, jangan terlalu pelit atau bahkan terlalu royal.

Jangan taruh semua uang kedalam dompet. Simpan sejumlah uang ditempat terpisah. Jika kecopetan atau terjadi hal hal lain diluar dugaan, kita masih punya uang cadangan. Aman, kan?

7. Jaga stamina tubuh
Makan yang cukup, usahakan mengkonsumsi sayuran dan buah buahan.
Minum air putih yang cukup. Bawa air putih kemanapun kita pergi. Apalagi kalau jalan jalan keliling kota, biasanya membutuhkan banyak air. Selain air putih, saya juga membawa juice buah dalam kemasan botol.
Jangan terlalu memforsir tubuh untuk terus bergerak, seperti jalan jalan juh dan kegiatan menantang lainnya. Jika capek, istirahat badan kita.
Tidur yang cukup. Jangan begadang. Tidur yang cukup tak hanya membuat badan fresh kembali keesokan harinya, juga bermanfaat untuk kecerdasan otak si kecil.


Travelling with children


8. Belajar hal hal baru bersama dan menyapa kearifan lokal
Liburan bukan berarti acaranya bermain main doang. Kita bisa mengajaknya sambil belajar hal hal baru. Misal, datang ke planetarium atau ke Jantar Mantar, yakni sebuah bangunan arsitektur tua untuk mengetahui dasar dasar astronomi. Siapa tahu, setelah liburan ceria, balik pulang dia langsung rajin belajar buat ngejar cita citanya jadi astronot. Aamiin.

Bisa juga berkunjung ke tempat penghasil gerabah. Bersama dengan anak kita bikin adonan tanah dan dibentuk pot bunga atau gelas. Jangan takut kotor.

Satu lagi yang paling penting. Buka jiwa sosial mereka dengan berbaur dengan penduduk setempat. Kenalkan mereka sopan santun, tata karma, budaya dan kesenian daerah yang dikunjungi. Dengan begitu mereka belajar menghormati keaneragaman sehingga mambangkitkan semangat persatuan dan kesatuan. (Dalam banget bahasanya, hehehe)


Jalan jalan asyik bersama anak
Belajar permainan tradisional di Nepal

9. Nikmati setiap momen yang ditawarkan
Singkirkan dulu gawai kecuali buat foto foto an. Jangan sibuk ngobrol sama teman teman arisan di Whatsapp. Nggak usah sibuk pamer di sosial media ketika liburan, itu bisa dilakukan setelah bersantai atau kemudian hari. Ntar, malah sibuk reply komen. Pusatkan saja perhatian kepada anak.

Nikmati aja momennya, setiap permainan, gurauan, perbincangan hingga melakukan hal hal konyol bersama. Nggak usah gengsi ketika orang bilang “masa kecil kurang bahagia” atau “gila”. Yang penting anak kita ketawa lepas dan happy. Kalau ada hal hal kecil yang bikin sebel, senyumin aja.


9 rahasia Liburan Ceria Bersama anak
Senyummu membawa sejuta bahagia
Liburan ceria bersama anak bukan berarti tanpa masalah, lho. Tapi yang terpenting adalah bagaimana kita mempersiapkan dengan baik sehingga meminimalisir permasalahan yang akan timbul ketika liburan. Sehingga semua aman terkendali dan kita bisa menikmati setiap momennya. Liburan menjadi lebih ceria serta mendekatkan kita dengan keluarga.


Semakin sering kita mengajak anak jalan jalan, mereka akan terbiasa mandiri, berwawasan lebih luas dan kehidupan mereka lebih berwarna. Jangan lupa, awali perjalanan dengan berdoa. Yuk, piknik! 


Travelling asyik bersama anak anak


“Artikel ini diikutsertakan dalam lomba blog yang diselenggarakan oleh Blogger perempuandanTaisho

Berwisata sambil belajar ilmu astronomi di Jantar Mantar

$
0
0
Jantar Mantar

Jantar mantar di kota Jaipur merupakan Inovasi arsitektur yang diformulasikan untuk mengukur waktu sekaligus sebagai observatorium terbesar yang pernah dibangun di dunia.

Kebayang nggak hidup tanpa jam di zaman modern gini? gegoleran seharian, eh tiba tiba sore. Malam hari, ngiler, ngorok, ngimpi dilamar Brad pitt, eh, tetiba mentari tersenyum di ufuk Timur. Nggak ada jam Weker. Masuk kantor, sekolah, janjian sama pak penghulu jadi nggak singkron, sak karepe dewe. Kebayang, hidup pasti super berantakan.

Tapi ada kalanya suatu keadaan membuat diri kita ingin menghentikan waktu. Entah ketika kita sedang sangat berbahagia. Atau ketika ada keputusan besar yang menguras air mata harus diselesaikan segera.

Satu detiknya mampu membuat jantung memompa darah lebih cepat. Satu jam saja terasa begitu bermakna. Seperti kata mbak Audi, satu jam saja, hingga kurasa bahagia, mengakhiri segalanya. Aku ki ape ngomong opo sih, kok dadi ngalor ngidul.

Baiklah back to topik. Intinya nih, jam merupakan salah satu penemuan besar sepanjang zaman. Mampu membawa manfaat sejagat dalam urusan dunia akhirat. Tak hanya membantu dalam kegiatan keseharian kita, bahkan juga dalam urusan ibadah.

Sebelum adanya teknologi jam, orang zaman dahulu menggunakan mata telanjang untuk mengetahui waktu. Yakni dengan melihat posisi bayangan matahari di Bumi. Pedoman yang sama untuk menentukan waktu shalat bagi umat muslim sedunia.

Di India sendiri terdapat inovasi arsitektur bangunan yang difungsikan sebagai pengukur waktu secara tepat yang diberi nama Jantar Mantar. Namanya diambil dari bahasa Sansekerta. Jantar berarti instrumen. Dan Mantar berarti calculate atau menghitung.

Jantar Mantar berarti sekumpulan instrumen arsitektur astronomi yang berfungsi sebagai pengukur (menghitung) waktu. Setiap instrumennya memiliki komponen, nama, bentuk dan fungsi yang berbeda. Setiap instrumen yang berada di Jantar mantar ini dibangun menggunakan prinsip prinsip design Astronomi dan adat dari teks teks Sansekerta Hindu Kuno. Instrumen ini memungkinkan pengamatan posisi astronomi dengan mata telanjang.

Di India terdapat 5 jantar mantar.  Masing masing berada di kota yang berbeda. Yaitu di Kota Jaipur, Delhi, Varanasi, Ujjain dan Mathura. Sebelumnya saya bersama keluarga pernah berkunjung ke Jantar Mantar di kota Delhi yang merupakan observatory pertama di India. Kali ini kami berkunjung ke Jantar Mantar yang berada di kota Jaipur.

Jantar Mantar di Jaipur ini merupakan Observatorium terbesar dan terlengkap komponennya di India. Sekaligus menjadi salah satu observatorium terbesar yang pernah dibangun di dunia. Kunjungan ini sebagai bagian dari perjalanan kami menjelajah bumi Rajasthan. Berwisata sambil belajar.

Setelah berpanas panas panas ria di istana air atau Jal Mahal. Beristirahat sejenak di hotel kemudian lanjut ke Jantar Mantar. Letak Jantar Mantar berdekatan dengan City Palace dan Hawa Mahal. Tinggal jalan kaki saja.

Kami datang ketika mentari mulai sedikit bergeser ke arah Barat. Tapi panasnya masih cetar. Maklum, Jaipur masuk dalam negara bagian Rajasthan yang terkenal sebagai daerah padang pasir yang panasnya menggelora. Kalau datang ke Jantar mantar memang pas matahari masih ada. Nggak harus tepat berada di kepala, paling tidak masih dapat melihat bayangan matahari dengan jelas.

Jantar Mantar di Jaipur dibangun oleh seorang Raja Rajput bernama Raja Sawai Jai Singh pada tahun 1738. Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat mencintai dan ahli dalam bidang astronomi. 

Masuk kedalam Jantar mantar, bangunan warna kuning muda mendominasi. Kalau di Jantar Mantar Delhi, semuanya berwarna merah bata. Bangunan dengan berbagai macam bentuk ini memiliki fungsi yang berbeda yang menyebar di halaman seluas 18.000 Meter Persegi.

Masing masing bangunan atau instrument memiliki nama berbeda pula. Dilengkapi dengan skala astronomi. Umumnya, skala astronomi ini ditulis diatas lapisan marmer pada lapisan bagian dalam. Ada juga instrumen yang dipasang dengan perunggu, batu bata dan mortir.

Pertama, ada bangunan mirip dengan sebuah sumur bulat. Persis seperti sumur zaman saya masih unyu dulu. “Sumur” ini dilengkapi dengan undakan untuk melihat kedalamnya.Diatasnya bergelantung perunggu bulat dengan tanda tambah ditengahnya. Perunggu bulat ini digantungkan dengan sebuah cagak batu diatasnya. Fungsinya apa, saya lupa. hehehe

Instrumen lain bentuknya seperti dua buah gong yang menggantung. Cuman bentuknya lebih tipis dan lebar. Ada juga yang berbentuk seperti jeruji motor berbentuk jumbo. Lainnya berbentuk seperti tangga super tinggi dengan kemiringan 45 derajat dengan dua sayap lengkung di kanan dan kirinya. Ada juga yang mirip dengan sebuah lingkar sasaran  anak panah yang dilengkapi dengan garis garis angka.

Total ada 19 Instrumen disini, untuk lebih lengkapnya baca di Wikipedia, ya. Sungguh, saya bukan ahli astronomi yang bisa menjelaskan semua instrument secara detail. Takut salah, malah dikira bodohin orang. Atau malah dikira sok keminter. Halah.

Jantar Mantar in Jaipur, India

Jantar Mantar

Jantar Mantar

Sun dial Time in India


Kalau suka ilmu astronomi atau pingin jadi astronot, datang ke Jantar Mantar terasa begitu mengasyikkan. Tapi kalau kesini kudu pakai guide karena mereka bakalan jelasin fungsi setiap instrumen yang ada secara detail. Sebenarnya disetiap instrumen terdapat informasi lengkap tentang nama dan juga fungsi dari setiap komponen yang ada. Tapi tetep aja, kalau nggak pakai guide, bakalan nggak mudeng *nunjuk hidung sendiri.

Waktu datang kemari pas barengan dengan anak anak sekolah. Saya ngintil sekaligus dengerin penjelasan. Pura pura jadi emak kece yang tertarik untuk belajar. Lumayan Irit duit, kagak pakai guide.

Waktu bersama si kecil datang kemari, dia mengajukan banyak pertanyaan. Saya mencoba menjelaskan sebisanya sesuai umur dia. Jujur, kadang pertanyaan membuat kepala saya mumet mencari jawaban.

“Ammy, pesawatnya pak Astronot terbang dari situ?” sambil menunjuk instrumen dengan anak tangga super tinggi.
“Ini buat main panah panahan?” Nunjuk sebuah bulatan yang dipenuhi dengan tanda dan angka.
“Ini penggaris besar sekali, buat ngukur apa ?” hmmmm Nganu.
“Kenapa kok harus dibentuk kayak gini dan gitu ?” huaaaaaa.

Tips dari saya biar nggak puyeng dan belajarnya lebih asyik, next time cari guide yang bisa jelasin sesuai dengan umur anak kita. Biar mereka lebih paham. Jangan cari yang gratisan atau ngintil dibelakang anak sekolah.

Tiket masuk wisatawan asing 200 Rupees atau sekitar Rp. 40.000. Anak anak dibawah umur 1 tahun gratis. Buka jam 08.00 hingga 17.00.  Bisa juga beli tiket terusan, lebih murah. Tiket terusan ini harganya 1000 Rupees, sudah termasuk Amert Fort, City Palace dan jantar Mantar.

Seiring berjalannya waktu, pada abad ke 18 Jantar Mantar tak hanya mengungkapkan Inovasi arsitektur astronomi. Juga datang bersama ide ide dari berbagai keyakinan agama dan sosial berbeda yang ada di India. Contoh digunakan juga oleh penguasa Islam di India pada saat itu untuk menentukan jadwal shalat yang tepat.

Jantar Mantar yang masuk dalam situs warisan dunia UNESCO ini menjadi bukti bahwa negara India bukan hanya menyimpan peradaban sejarah yang panjang melainkan juga warisan Ilmu pengetahuan. Meskipun pada saat ini keberadaanya tidak dipergunakan lagi sebagai ilmu astronomi, tetapi kita patut memberikan penghargaan yang besar atas ketajaman ilmiah khususnya dibidang astronomi.

5 Aktivitas Liburan Unik di Yogyakarta

$
0
0

Banyak wisatawan berharap mendapattiket promopesawat ke Yogyakarta, pasalnya di sana tersebar begitu banyak objek wisata menarik dan aktivitas unik yang bisa Anda lakukan. Hal-hal menarik apa saja sih yang bisa Anda lakukan untuk menambah pengalaman liburan Anda. Simak yuk, keunikan yang mungkin cuma bisa Anda dapatkan di Kota Gudeg ini.

1.       Masangin
Kegiatan melewati pohon beringin kembar di alun-alun kidul atau alun-alun selatan ini terbilang unik, lantaran pengunjung diharuskan melewati tengah-tengah kedua pohonnya dengan mata tertutup. Konon, mereka yang berhasil melewatinya akan diberi kemudahan rezeki dan kesuksesan, bahkan keinginannya bisa terkabul. Jika belum berhasil melaluinya, berarti belum memiliki hati yang bersih. Mengejutkan, sebab ternyata banyak yang gagal meski sudah berulang kali mencobanya. Permainan ini sungguh lucu dan menghibur untuk dilakukan atau sekedar mengamatinya. Jangan lupa membawa slayer penutup mata Anda saat berkemas.


Sumber : www.omahsemar.com


2.       Sandboarding di Gumuk Pasir Parangkusumo
Sandboarding adalah kegiatan berseluncur di atas pasir dengan memakai papan seluncur. Kegiatan ini bisa dilakukan di area Pantai Parangkusumo, Yogyakarta, sebab pantainya memiliki gundukan pasir yang bergumuk-gumuk akibat pembentukan abu vulkanik Gunung Merapi selama ribuan tahun. Gumuk-gumuk pasir yang mirip gurun pasir di Sahara ini terbilang langka di dunia. Adanya aktivitas sandboarding di pantai ini menambah daya tarik Pantai Parangkusumo untuk dikunjungi wisatawan lokal dan luar daerah. Anda juga bisa ketagihan.


Sumber : http://heri-sugianto.blogspot.co.id/


3.       Menonton Pagelaran Sendratari Ramayana di Candi Prambanan
Pagelaran Sendratari Ramayana adalah sebuah pementasan seni tari wayang orang yang mengangkat kisah epik Ramayana, dengan tokoh cerita Rama dan Shinta. Pementasan ini diadakan di halaman panggung terbuka Candi Prambanan yang juga menjadi latar belakang setting panggungnya. Candi Prambanan di malam hari nampak luar biasa megah lantaran lampu-lampu taman dan lampu candi yang menyorot keanggunannya. Kalau musim penghujan pementasan digelar di panggung tertutup. Anda bisa menontonnya tiap hari Selasa, Kamis, dan Sabtu, pukul 19.30 hingga 21.30, di bawah sinar rembulan. Di sini, kadang-kadang diselenggarakan pagelaran seni kelas Internasional yang mengundang penari-penari dunia untuk ikut tampil dalam pementasan Sendratari Ramayana.


Sumber : http://yogyakarta.panduanwisata.id/

4.       Berkendara Super Blink Car atau Mobil Neon
Selepas senja, Anda bisa mengunjungi Alun-alun Selatan atau Alun-alun Kidul untuk mencari hiburan ringan yang menyenangkan. Di tempat ini Anda bisa menemukan berbagai permainan unik, salah satunya adalah berkendara mobil neon. Anda bisa melihat beragam mobil unik terbuka yang berhiaskan lampu-lampu neon warna-warni pada seluruh rangka bodinya, dan digowes mengelilingi alun-alun. Lampu-lampu neonnya amat terang, kontras dengan warna langit yang semakin gelap. Mobil-mobil ini dilengkapi audio yang mengeluarkan suara kencang dan TV mini. Untuk bisa menggowes mobil neon ini berkeliling alun-alun Anda cukup membayar Rp. 15.000 sekali putaran. Foto-foto selfie Anda bersama mobil neon ini pun akan unik dan keren.

5.       Membuat Kerajinan Batik, Perak, Gerabah, dan Kulit
Selain unggul dalam pariwisata, Yogyakarta juga terkenal akan seni kerajinan tradisional dan produk-produk lokalnya. Banyak wisatawan datang berbelanja, atau sekedar cuci mata, mengamati produk-produk hasil karya para pengrajin di kota ini. Kalau Anda tertarik mempelajari cara pembuatannya, ada berbagai tempat yang menawarkan kursus singkat dan bisa Anda kunjungi, misalnya kursus batik di area Keraton atau Taman Sari, kerajinan Perak di Kota Gede, Gerabah di Kasongan, dan kerajinan Kulit. Menariknya lagi, hasil karya Anda nantinya boleh dibawa pulang sebagai kenang-kenangan.


Sumber : www.tamasyaku.com



Sumber : http://paketwisatajogja.net/

Kini Anda tidak perlu bingung menghabiskan waktu liburan di Yogyakarta, jangan juga mati gaya kalau merasa bosan dengan objek wisata yang itu-itu saja. Cobalah melakukan aktivitas-aktivitas unik ini bersama keluarga, kekasih, atau teman-teman Anda, maka liburan Anda akan lebih berwarna dan berkesan.

Pastikan Diri Menjadi Bagian Dari Kesuksesan Ekonomi Digital Indonesia

$
0
0
Indonesia Makin Digital

Ketika Indonesia Makin Digital, angka 0 dan 1 bakalan mampu mendongkrak lahirnya ide ide inovatif yang melahirkan wirausahawan baru di Indonesia

Penuturan om Bill Gate pada saat itu mungkin terlihat klise. Bahkan sebagian orang tersenyum, memustahilkan apa yang ada dalam “ramalan” beliau. Prediksi itu tidak berdasarkan kekuatan supranatural tapi hasil dari rancangan pemikiran yang meloncat puluhan tahun bahkan abad ke masa depan.

Waktu berlalu, ramalan itu sekejap menjadi nyata. Terlahir deretan pemuda penuh gairah dengan letupan ide segar dan inovativ berbasis teknologi digital Internet. Pemuda penghasil milayaran dollar dari sebuah Ide pemanfaatan teknologi digital seperti Mark Zuckerberg, pendiri raja social media Facebook. Disusul dengan pengembangan dunia komunikasi terbaru yang “membunuh” SMS yakni Whatsapp. Dapat dipastikan, aplikasi terbaru apapun saat ini menggunakan internet sebagai dasar idenya.

Siapa sangka, Internet yang merupakan bagian dari dunia digital yang hanya mengenal angka 0 dan 1 sebagai basis datanya kini mampu mengubah wajah perekonomian dunia. Dunia bergerak menuju era digital dimana hampir seluruh pekerjaan kantor dikerjakan secara komputerisasi dan terintegritas melalui teknologi Intenet.

Bagaimana dengan negara Indonesia? Ketika #IndonesiaMakinDigital dimana Internet menjamah hampir seluruh golongan hingga ke pelosok negeri, lahirlah start up baru  yang memanfaatkan teknologi digital sebagai ide bisnisnya. Logikanya, semakin meningkat jumlah pengguna internet dan pengguna smartphone semakin meningkat pula pangsa pasar sebuah usaha.

Bayangkan, Jika internet menjadi market itu sendiri. Nggak ada lagi cerita jualan dengan berbatas waktu. Tak ada lagi batasan kerja 8-9 jam. Internet jalan 24 Jam. Artinya aktifitas internet itu sama dengan bisnis 24 jam. Internet Mean Business.

Apalagi Indonesia digadang gadang bakalan menjadi pemain ekonomi digital terbesar di Asia tenggara. #IndonesiaMakinDigital mengiringi gerak laju pertumbuhan ekonomi Digital. Bukan tidak mungkin ekonomi digital menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.

Salah satu contoh dari fenomena ekonomi digital yang sukses pada saat ini yakni GoJEK. Start up baru dengan Ide segar yang berhasil mengambil peluang dengan mengawinkan dunia transportasi dan dunia digital. Contoh sukses lainnya, yakni Tokopedia yang menjadi raja penjualan online dengan menghubungkan penjual dan pembeli dalam dunia maya.

Ketika dunia bahkan Indonesia sukses menjadi bagian dari pemanfaatan teknologi digital, hal ini tentu membawa perubahan signifikan terhadap aspek aspek perekonomian. Termasuk bidang kepenulisan. Selama terjun ke dunia penulisan, saya melihat bagaimana media cetak tumbang satu persatu. Beralih ke jurnalisme digital.

Dulu, dalam satu bulan saya bisa mengirimkan  beberapa tulisan perjalanan ke media berbeda. Rajin banget nulisnya. Semangat, bukan hanya karena candu kenikmatan yang ditawarkan ketika menulis juga karena pundi yang dihasilkan cukup buat jalan jalan lagi. Tapi sekarang terkadang dalam sebulan belum tentu ada hasil seni tulisan perjalanan saya dimuat di media cetak.

Berhenti menulis? sedih? Tentu tidak. InsyaAllah saya tidak akan meninggalkan dunia kepenulisan yang  saya sukai. Apalagi rezeki ada yang atur, nggak akan ketukar. Satu pintu rezeki tertutup, seribu pintu lain terbuka. 


IndonesiaMakinDigital
Salah Satu Tulisan Yang Tayang di Majalah
Selain travelwriter, saya juga aktif menulis cerita perjalanan di blog ini. Justru ketika era media cetak berubah wajah menjadi jurnalisme digital, peluang untuk menulis terbuka lebih lebar. Banyak pemilik web web besar mencari contentwriter.

Disisi lain, blog emakmbolang.com dilirik oleh beberapa perusahaan untuk diajak bekerjasama. Mulai contentplacement hingga review produk. Sungguh diluar dugaan, hal yang saya lakukan sebagai hobi dan pengisi waktu luang ternyata mendatangkan rezeki.

Ketika #IndonesiaMakinDigital dengan kemudahan akses internet dalam genggaman dengan harga lebih terjangkau, dunia travel blogger memasuki era baru yakni vlogging alias video blogging. Hal ini menjadi tren diseluruh dunia, dimana masyarakat lebih menyukai sebuah informasi dan kepenulisan yang diramu dalam sebuah video menarik.






Kebetulan urusan membuat video perjalanan bukan hal baru. Saya aktif mengirimkan video perjalanan ke NET TV.  Dan Alhamdulilah, video petualangan perjalanan sering tayang di NET.
Untuk mengupload video video tersebut tentu saya membutuhkan jaringan internet yang cepat dan stabil. Apalagi satu file video dengan kualitas highresolution berukuran besar, yakni sekitar 300 MB.

Untuk memperlancar seluruh pekerjaan, saya membutuhkan akses internet cepat tanpa batas. Saya mendatangi beberapa internet provider. Ada yang menawarkan pakai modem yg bisa dibawa kemana kemana. Katanya ‘unlimited’ tapi dengan pembatasan kuota. Ada yang nawarin murah dengan bonus plus plus, eh, ternyata super lelet.

Upload video sangat lama. Tak jarang berhenti ditengah jalan. Mengharuskan saya mengirimkan ulang. Tak hanya bikin emosi, justru hal ini malah nguras kuota dua kali alias boros.

Suatu ketika keponakan memperkenalkan saya dengan Indihome produk telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkomsel. Maklum, tinggal bertahun tahun di luar negeri saya kurang tahu berbagai provide internet dalam negeri.

“Mbak Zulfa kan sudah ada telpon rumah, tinggal ke kantor Telkom aja, minta sambungan Indihome”
“Cepet nggak internetnya?”
“Cepet dan stabil mbak, kalau buka youtubenggak pakai Buffering sampe baju kering”

Akhirnya saya gegas ke kantor Telkom. Mbak costumerservice yang ramah menjelaskan ke saya beberapa produk pilihan Indihome. Produk Indihome yang terbaru menggunakan kabel fiberoptik dengan kecepatan up to 100 Mbps

Untuk produk Indihome unlimited biaya perbulan  sekitar Rp. 500.000 sudah termasuk PPN. Awalnya sempat ragu ketika pasang indihome dirumah dengan biaya yang lumayan bikin dompet mengempis. Setelah saya pikir ulang, mengingat kebutuhan yang banyak dan pengalaman yangg tidak mengenakkan selama ini, akhirnya saya memantapkan diri menggunakan Indihome 100% fiber. 

Alhamdulillah, dengan jaringan internet yang stabil berkecepatan hingga 10 Mbps urusan upload video lancar. Nggak pernah berhenti ditengah jalan. Kirim foto highresolutionke editor juga cepat. Posting tulisan dengan deretan foto di blog juga lancar. Alhamdullilah, urusan rezeki juga semakin lancar juga.




Sebagai seseorang yang  hobi mbolang tentu saya suka berselancar di internet melahap banyak informasi tentang destinasi baru. Tak hanya mencari informasi howtogetthere dan tip perjalanan, seringnya saya mencari foto foto atau video keren di web untuk melihat destinasi tersebut. Kegiatan ini pastilah membutuhkan banyak kuota.

Belum saya sering hunting tiket promo. Atau membandingkan harga satu maskapai dengan maskapai lainnya untuk destinasi incaran. Berlanjut dengan booking hotel. Dengan akses internet tanpa batas, saya bisa mencari informasi lengkap dan mendapatkan harga yg terbaik.
Dengan Indihome lebih hemat waktu, tenaga dan juga uang. Dan yang paling penting nih, disela sela kesibukan menulis dan bekerja dirumah, saya masih bisa mengawasi dan bermain dengan si kecil dirumah.

Dengan Rp. 500.000 per bulan (sudah termasuk PPN) pakai Indihome tak hanya menawarkan paket sungguhan unlimited internet, juga termasuk produk  kabel U see TV. Menghadirkan puluhan channel baik dalam maupun luar negeri.

U See TV menjadi teman ibu dirumah. Tak lagi menonton sinetron tidak mendidik. Dan untuk si kecil bisa menikmati  film karton kesayangannya di kidschannel. Program program menarik juga dihadirkan dalam beberapa chanel, ada entertaiment, movie, kids, knowledge, livestyle, music, news, sport, TV series hingga religious.

Ada juga pilihan toko film. Menyuguhkan berbagai variasi film pilihan. Ada film Indonesia, karton dan film Hollywood boxoffice pilihan. Si kecil biasanya sebelum tidur nonton film MU (Monsteruniversity).  Nggak pernah bosen. Sampai hafal semua dialog. Dia suka semangat Mike Wacowski yang nggak pernah menyerah dan terus berusaha meski orang orang disekelilingnya memandanganya sebelah mata.

Tak hanya itu saja. Dalam paket Indihome juga tersedia free telpon selama 100 menit baik local maupun interlokal. Lumayan, bisa telpon saudara jauh diluar kota atau pulau. Silaturahmi tetap terjaga.

Telkom juga memberikan kemudahan dalam pembayaran. Yakni dengan  bekerjasama dengan visa kartu kredit. Saya nggak harus repot repot  kantor Telkom atau kelupaan bayar pada jatuh tempo karena secara otomatis akan ditagihkan ke kartu kredit.

Dengan kecepatan 10 Mbps yang setara dengan kecepatan 4G, saya bisa mendengarkan lagu dari Youtube tanpa tersendat sendat. Ampun kencengnya. Cari informasi web langsung kebuka. Pikiran jadi nambah fresh nggak ada lagi acara lelet yg bikin otak mandek dan greget.
Selain paket unlimited, Indihome 100% fiber juga menghadirkan alternatif paket pilihan sesuai kebutuhan. Untuk lengkapnya silahkan cek di www.Indihome.co.id


IndieHome Telkomsel
Sepaket Perangkat IndieHome dan U See TV dirumah

Memiliki akses internet tanpa batas tak membuat saya lupa diri. Apalagi ketika saya mendengar hasil analisa dari Ernst and Young, bahwa pertumbuhan nilai penjualan dari bisnis online setiap tahunnya meningkat hingga 40 persen. Fyi, di Indonesia sendiri jumlah pengakses internet mencapai 93,4 juta. Dan sebanyak 71 juta jiwa mengakses internet melalui handphone.

Ini berarti 93,4 merupakan ladang pasar yang cukup luas. Terpikir untuk memulai bisnis online. Tapi produk apa ?

Disela sela kesibukan menulis saya mencoba keberuntungan yang baru. Lagi lagi, saya nyemplung ke usaha baru yang tak jauh jauh dari e- commerce. Karena e-commercesaat ini menjadi gaya hidup bagi golongan menengah keatas.

Ide itu melintas secara tidak sengaja. Mungkin juga karena thepowerof kepepet. Selama ini ibu sering mendapat order membuat otak otak bandeng yang merupakan salah satu makanan khas kota Gresik. Terpikir oleh saya untuk melebarkan usaha secara online.

Untunglah, ketika menjadi finalis Nokia Fellowship dibidang Entrepreneur saya dibekali pembelajaran tentang membuat model bisnis. Saya implementasikan setiap alur kerja serta kendala yang dihadapi. Untuk kendala yang ada saya mencari beberapa solusi dengan melahap banyak referensi di internet. Tak usah khawatir fakir kuota. Kan ada indihome di rumah.  

Bisnis kuliner online tak semudah membalikkan tangan. Banyak hal yang harus dipertimbangkan dan diperhitungkan. Misal, otak otak bandeng buatan ibu tidak mengandung bahan pengawet. Tanpa MSG. Sedangkan untuk mengirimkan ke luar kota membutuhkan waktu cukup lama. Bagaimana menyiasatinya agar makanan tetap terjaga kualitas nya dan hygienist.


Tak hanya otak otak Bandeng khas kota Gresik, pernah saya meliput makanan yang terbuat dari aneka telur ikan. Video liputan nya tayang di NET. Responnya bagus, ada yang tanya beli dimana dan minta dikirim.  

Alhamdulillah, sejak memulai bisnis kuliner online beberapa order mulai berdatangan baik dari dalam maupun luar kota. Kendala yang ada teratasi dengan baik. Termasuk penyesuaian rasa berdasarkan kebiasaan lidah masing masing daerah. Dari sini saya tahu setiap daerah memiliki selera tersendiri. Misal, orang Jawa Timur cenderung menyukai masakan berbumbu tajam dan pedas. Sedangkan orang Jawa Barat, menyukai bumbu ringan dan sedikit manis.

Beberapa minggu belakangan ini, saya juga disibukkan dengan mendata beberapa UKM (Usaha Kecil Menengah). Juga menghubungi beberapa teman yang bergerak dibidang seni kerajinan lokal. Terpikir oleh saya bagaimana usaha kecil di Indonesia mampu bertahan dan bersaing di tengah pasar bebas. Bisa mendampingi mereka mengembangkan usaha menuju era perekonomian digital. 

Sama dengan usaha kuliner, industri kecil atau rumah juga menghadapi kendala. Selain keterbatasan modal, mereka juga susah mencari jejaring untuk menjual produk mereka. Hal ini dikarenakan kurangnya informasi yang mereka dapatkan. 

Dengan akses internet cepat dan tanpa batas Alhamdulillah daya bisa melahap informasi sebanyak banyak nya. Dunia dalam genggaman. Berjejaring dengan beberapa pengusaha dan distributor. Semuanya cukup saya lakukan dirumah. Istilah kerennya membangun SOHO (Small Office Home Office). Harapan besar saya, UKM mampu mengekpansi bisnisnya ke seluruh Indonesia dan menggurita ke seluruh dunia.

Sebuah impian besar  tertanam dalam pikiran saya untuk  kemajuan negeri. Yakni #IndonesiaMakinDigital tak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat perkotaan saja tapi juga bisa menyentuh seluruh lapisan  hingga ke pelosok pedalaman. Hal ini tentu akan membawa dampak positif peningkatan perekonomaian di Indonesia. Baik dibidang pertanian, pendidikan hingga teknologi.

Misal, ketika para petani mendapatkan edukasi yang baik, mereka bisa meningkatkan hasil pertanian dalam  jangka waktu yang relatif lebih singkat. Komunikasi dan informasi yang lancar akan memutus alur distribusi yang panjang sehingga terhindar dari adanya penimbunan bahan makanan. Hal ini tentu saja akan berimbas pada harga jual hasil pertanian yang lebih terjangkau di masyarakat.

Di bidang pendidikan, dengan #IndonesiaMakinDigital, anak anak yang hidup dipedalaman mendapatkan  kesetaraan untuk memperoleh informasi. Sering kita mendengar, anak anak dipedalaman tidak mendapatkan buku selayaknya anak anak di perkotaan. Ditambah lagi jalan yang rusak. Guru yang jarang datang. Bahkan saya baca dari blog agustinuswibowo.com, kapur sekolah merupakan hal langkah disana daerah pedalaman Irian jaya. Mereka harus jalan kaki naik turun bukit memasuki hutan belantara. Menyeberangi sungai.

#IndonesiaMakinDigitalmenjamah daerah pedalaman seperti ini, anak anak bisa belajar online dan terbuka melihat dunia baru dalam genggaman. Atau perpustakaan online. Tak ada lagi pembodohan dan terkuras sumber daya alamnya. Negara dikatakan sejahtera jika bisa memakmurkan seluruh wilayahnya sehingga tidak terjadi kesenjangan sosial yang memacu pada tindakan pemakaran dan memerdekakan diri.

#IndonesiaMakinDigitalberimbas pula pada peningkatan jumlah Technopreneur. Sebenarnya banyak inovator muda Indonesia dengan ide cemerlang. Hanya saja banyak temuan mereka berhenti ditengah jalan. Dikarenakan kurangnya dana untuk membuat penelitian lebih lanjut atau tidak ada perusahaan untuk berinvestasi dan memproduksi hasil inovasi tersebut.

Untuk mencari investor sendiri dari luar negeri pastilah membutuhkan dana lebih. Butuh dana lagi untuk tiket keluar negeri, transportasi dan juga akomodasi. Belum lagi harus membawa peralatan atau bahan bahan untuk presentasi.

Nah, disini peran serta dunia digital memberi kemudahan. Inovator muda bisa mempresentasikan karyanya secara online. Sharingdengan beberapa investor dari luar negeri yang tertarik untuk memproduksi masal produk tersebut. Bukan tidak mungkin investor bersedia mendanai dan membuka perusahaan di Indonesia. Lahirlah para Technopreneurbaru sehingga tercipta lapangan kerja. #IndonesiaMakinDigital akan membawa dampak positif dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia.

Negara dikatakan maju jika memiliki wirausahawan setidaknya 2 persen dari total jumlah penduduknya. Jika saat ini penduduk Indonesia mencapai 250 juta Jiwa, maka dibutuhkan setidaknya 5 juta wirausahawan. Jika #IndonesiaMakinDigital bersinergi dengan peningkatan jumlah Enterprenuer, bukan tidak mungkin Indonesia menjadi negara maju.

Kalau saat ini kamu masih menggunakan internet hanya untuk chatting dan narsis di social media, pikirkan kan kembali. Dalam genggaman tanganmu ada sejuta peluang bisnis yang bisa diraih. So, kembangkan ide, tentukan langka, jangan menyerah. Maksimalkan peranmu menyongsong era perekonomian digital dengan #IndonesiaMakinDigital.

#IndonesiaMakinDigital Jalan Sukses Menuju Ekonomi Digital


Perjalanan Mempertemukanku Dengan Dalai Lama

$
0
0

Dalai Lama

Perjalanan selalu menyuguhkan kisahnya tersendiri, mulai kejadian yang terkadang membuat naik pitam hingga sebuah pertemuan unik yang menghadirkan kebahagiaan, begitu pula perjalananku kali ini ke Dharamsala, bertemu dengan biksu baik hati yang ‘membawaku’ bertemu dengan Dalai Lama.


Senja mulai merekah ketika  sampai di Dharamsala. Tepat hari ke 5 perjalanan Jelajah Himalaya India Utara. Saya Bersama teman teman berencana mengunjungi Dharamsala sehari semalam. 

Dharamsala adalah sebuah kota kecil yang berada di kaki pegunungan Himalaya, Propinsi Himachal Pradesh, India. Kota perbukitan yang menyuguhkan gugusan pegunungan Himalaya dengan puncuk puncuk saljunya. Dharamsala bagaikan magnet surga dunia yang menawarkan kedamaian bagi para pencari tujuan hidup.

Dharamsala dahulu dikenal dengan nama Bhagsu dibawah kepemimpinan dinasti Katoch. Dinasti yang dipercaya sebagai keluarga kerajaan tertua di dunia. Pada tanggal 29 April 1959 Dalai Lama ke 14, Tenzin Gyatsoyang bersama pengikutnya melakukan perjalanan panjang dari Tibet menuju India untuk mengungsi karena terjadi konflik politik dengan negara China.

Disini Dalai Lama hidup dalam pengasingan dan mendirikan CTA (Central Tibetan Administration). Sejak saat itu Bhagsu dikenal seluruh dunia sebagai Dharamsala. Dalam bahasa Sansekerta Dharamsala berarti  rumah atau tempat beristirahat bagi para peziarah keagamaan. Ditahun berikutnya para pengikut Dalai Lama berbondong bondong datang ke Dharamsala. Menjadikan Dharamsala dijuluki Little Lhasa.

Bertemu Dengan Biksu Baik Hati

Pagi itu, setelah tersesat di Patankotsemalam, sampai di terminal Dharamsala kami langsung menuju ke kawasan Mcleodganj. Orang menyebutnya sebagai Dharamsala bagian atas. Disini tempat  Dalai Lama tinggal. Kuil dan stupa bersanding mesra dengan deretan hotel dan toko.

Sesampainya di hotel, kamar yang sudah kami booking melalui internet ternyata masih ditempati oleh tamu. Kami mengerti, karena kami memang datang terlalu pagi. Tak ingin menyia nyiakan waktu, kami menitipkan ransel di lobby hotel dan memutuskan berjalan jalan menyusuri kawasan Mcleodganj. Saya berjalan bersama Lamda dan Jerome, teman seperjalanan ketika bertemu di Kashmir. Sedangkan Rani, Fery dan bang Wilson memilih beristirahat sebentar di hotel.

Jalan disekitar Mcleodganj nampak mulai menggeliat. Beberapa biksu berpakaian merah maroon berjalan kesana kemari dengan membawa tasbih di tangannya. Warga negara asing, wanita Tibet mengenakan baju khasnya nampak berseliweran. Baju panjang dengan penutup (mirip celemek) bermotif garis didepannya.

Dilangit langit menjulur bendera Doa dengan aksara Tibet. Meski nuansa Tibet kental terasa, aroma India tak hilang begitu saja, lenggokan sapi  berjalan dengan santai di jalanan.

Toko toko disekitar mulai buka. Beberapa membersihkan lapaknya. Dan yang lainnya sibuk meletakkan dagangannya diatas lapak. Kami memasuki salah satu toko buku untuk mencari Peta Dharamsala. Barusan saja mau membuka pintu tetiba seorang biksu menyapa kami.

Good morning” sapanya dengan ramah dan senyum mengembang. Seorang biksu degan usia sekitar 60 tahun. Menggunakan pakaian merah Maroon dan mengenakan kacamata. Dari raut wajahnya nampak bahwa beliau barusan berjalan tergesa gesa. “Morning” jawab saya dengan senyuman. “Are you come from Indonesia?” dengan berjabat tangan dengannya, saya menjawab “Yes, I am from Indonesia”. Rasanya bahagia banget. Karena selama tinggal dan jalan jalan di India, semua orang selalu mengira saya dari Malaysia.

“How do you know I am from Indonesia. Well, because everybody tought that I am from Malaysia”. Tanya saya dengan senyum dan keingintahuan “Well, I know it from scarf you wearing and your charm face”. Muka saya langsung bersemu pink.

Ternyata, beliau memang ingin berbincang dengan saya yang berasal dari Indonesia. Dia bahagia ketemua dengan orang indonesia. Kebahagiian beliau tanpa alasan, bahwa sepatu yang beliau pakai saat ini adalah pemberian dari seorang pemuda dari Indonesia. Dan jarang sekali orang Indonesia dating ke Dharamsala. Kemudian kami berbincang bincang dan beliau bercerita banyak hal tentang Dharamsala.

Ditengah perbincangan, beliau bertanya “All of you did registration already?” saya dan teman teman saling pandang. “registration? What registration?”. “oh, all of you doesn’t know it?”. Kami semakin heran. “Ah OK, tomorrow there is a meeting with Our Dalai Lama with Public and today is last day for registration to meet with Him” . “Really ?” mendengar hal tersebut kamu langsung loncat kegirangan. Beneran nggak menyangka, rasanya pingin jingkrak jingkrak rock end roll.

“Do you have picture?”tanya beliau kepada kami. Saya sendiri selalu memiliki pas foto di dompet ketika traveling. Lamda juga menyimpan foto diri. Sedangkan Jerome tidak punya pas  foto. Dengan baik hati, sang Biksu mengantar kami ke tempat tukang foto.

Kami berbincang banyak, kebanyakan tentang kehidupan Biksu dan penduduk Tibet yang tinggal di Dhramsala. Ditengah perbincangan, saya dan Jeroma saling pandang. Kegelisahan yang sama menyelimuti pemikiran. “Kami harus bayar berapa untuk pertemuan ini?” .

Jujur saja, sebagai seorang backpacker kami hanya membawa uang yang cukup untuk perjalanan saja. Bahkan demi menghemat uang, kami rela menggunakan Bus Himachal yang sungguh mengenaskan untuk jelajah Himalaya. Apalagi dari banyak buku perjalanan tentang Tibet yang kami baca, banyak Biksu yang meminta uang untuk befoto. Akhirnya dengan ragu dan lirih saya jujur bertanya pada beliau
“How much we have to pay for registration ?”
“Ahhh, No money, No business here”Jawab beliau sambil senyum mengembang.

Duh, Gusti maafkan dakuw bertanya seperti. Sesaat rasanya pingin naruk muka di comberan. Malunya minta ampun. Pelajaran berharga di hari itu, kelak suatu saat ketika  saya menjejakkan kaki di Tibet, takkan menanyakan hal yang sama.

Beliau bahkan rela menunggu hingga Jerome befoto dan tercetak bagus. Senyuman dan cerita menarik terus bergulir. Beliau kemudian mengantarkan kami hingga ke tempat registrasi. Kamu berucap terima kasih dan selamat tinggal. Setelah beliau pergi, kami berdua saling tanya “Who is his name?“ ladalah, ternyata kami berdua lupa menanyakan nama beliau.  Sungguh terlalu. Dalam hati saya berharap, semoga saya dipertemukan kembali dengan beliau.

Di kantor registrasi berjubel warga negara asing. Mereka mengantri untuk mengisi form registrasi. Setelah mengisi form, kami masuk ke sebuah ruangan untuk menyerahkan form registrasi, foto dan passport. Mereka kemudian mengecek passport kami dan memasukkan identitas kedalam komputer.

Tak lama kemudian petugas kantor menyerahkan form kembali kepada kami. Tertempe foto, stamp dan menuliskan jam pertemuan. Meminta kami untuk datang tepat waktu yakni Pukul 7.30 pagi.

Tertulis tangan dalam form saya nomer 4920. “What number is this”? tanya saya kepada petugas registrasi sambil menunjuk ke nomer tersebut. Beliau tersenyum dan menjelaskan bahwa itu adalah nomer urut registrasi untuk bertemu Dalai lama. Mengetahui begitu banyak pengunjung, saya dan teman teman saling memandang dan tersenyum. Membayangkan betapa banyak pengagum Dalai lama dan ramainya Monastry besok pagi.


Dalai Lama in Dharamsala India
Jerome, Biksu baik hati, Lamda dan Rani



Dalai Lama live
Form Registrasi


Mengantri bersama ribuan traveller
Keesokan harinya, pukul 7 pagi kami sudah bersiap meninggalkan hotel. Mengganjal perut dengan minum segelas chai hangat dan sepiring momo, dumpling ala masyarakat Tibet. Jalanan masih nampak sepi. Sengaja kami datang 30 menit lebih awal agar  tidak mengantri terlalu lama.

Meski datang lebih awal, perkiraan kami meleset. Berjarak 400 meter menuju Dalai Lama temple Complex yakni tempat tinggal Dalai lama, juga monastry dan asrama, barisan antrian sudah mengular panjang. Ada yang berkulit putih, kuning, coklat sawo, hitam, anak anak hingga orang dewasa. Seolah semua penduduk dunia dari berbagai benua  tumplek blek membanjiri tempat ini.

Kebanyakan para pemuda berusia sekitar 20 tahunan. Lebih banyak turis berkulit putih. Antrian berjalan lambat. Kami habiskan waktu saling berbincang. Semakin lama antrian semakin panjang, menengok kebelakang yang terlihat hanyalah antrian mengular tanpa ujung.

Melintas beberapa biksu dan biksuni. Dan juga beberapa warga setempat yang kebanyakan membawa tasbih ditangannya untuk beribadah pagi menuju Monastry. Tak disangka, melintas biksu baik hati yang kami temui kemarin. Kami berbincang sejenak dan berfoto.

Selang 1,5 jam berdiri mengantri, kami sudah sampai di pintu gerbang Dalai Lama Temple Complex. Berderet beberapa asrama para biksu dan juga museum Tibet. Pengamanan sangat ketat sekali. Pengunjung laki laki dan wanita dipisahkan untuk pengecekan. Kami tidak diizinkan membawa ponsel dan kamera. Petugas mengecek setiap lekuk tubuh kami. Memastikan semua aman dan tidak membawa perlatan elektronik lainnya. Bahkan, petugas meminta kami untuk meminum air putih yang kami bawa.

Kemudian kami masuk dan berkumpul disebuah aula besar. Aula ini berada diantara pelataran Monastry dan tempat tinggal Dalai lama yang saling berhadapan. Aula terbuka ini lumayan besar dengan beratapkan sebuah kanopi. Suara gemuruh terdengar nyata disini. Ribuan orang dari seluruh dunia saling berbincang.

Berderet beberapa kursi, satu meja dan sebuah mixterpajang di pelataran Monastry menghadapy ke aula dimana kami berdiri. Nampak begitu sederhana. Di Aula berukuran besar ini kami masih harus menunggu hingga semua pengunjung memasuki aula. Para pengunjung saling berkenalan dan betegur sapa. Membaur dalam kedamaian dan keharmonisan. Meski lama menanti, lelah tak terasa. Tak hanya karena berbincang dengan suka cita, juga perasaan bahagia karena memiliki kesempatan langka untuk bisa bertatap muka dengan Dalai Lama.

Tetiba, seorang moderator menuju ke depan mixyang berada di depan monastry, memberitahu dalam bahasa Inggris. Kami yang berasal dari benua Amerika diminta untuk pindah ke sayap kanan. Warga negara dari benua Eropa diminta untuk berpindah di sayap kiri. Warga negara India diminta untuk berada di tengah Aula. Sedangkan Kami yang berasal dari Asia, diminta berdiri didepan tempat tinggal Dalai lama.

Pertukaran ini begitu santai dan tertib. Moderator juga menjelaskan bahwa pengelompokan ini dimaksudkan untuk keperluan sesi foto bersama Dalai Lama. Dan kami bisa mengunduh foto foto tersebut di web www.Dalailama.com. Suara sorak dan bahagia terdengar begitu gemuruh dalam aula ini. Jujur saya, ketika kami tidak diperbolehkan membawa kamera dan handphone pikiran saya sempat gundah, bagaimana saya bisa mengabadikan momen yang begitu berharga ini.

Sampai di kelompok benua Asia. Kami pun masih dibagi dalam dua kelompok lagi. Warga negara Jepang dan Korea dipisahkan. Kemudian warga negara Non Korea dan Jepang berkumpul bersama.

Disini saya berkumpul dan berkenalan dengan beberapa traveller dari Singapura, Malaysia, Taiwan, Thailand, Myanmar dan dua biksu Dari Mongolia. Kami saling bercerita tentang pengalaman kami selama perjalanan di India hingga ketidaksengajaan kami bisa berkumpul hari ini untuk bertemu dan berbincang dengan Dalai Lama.

Dua Biksu dari mongolia bercerita. Betapa bahagia mereka hari ini bisa bertemu Dalai lama. Setelah perjalanan jauh yang melelahkan dari negeri Mongolia. Dan menunggu bertahun tahun lamanya akhirnya bisa bertemu. Mereka mengatakan bahwa Dalai lama adalah Biksu suci yang menjadi tauladan bagi mereka.  Dapat bertemu dengan beliau adalah sebuah keajaiban.


Dalai Lama




Bersalaman dan Berbincang dengan Dalai Lama
Tak lama kemudian, suasana begitu hening. Beberapa penjaga tersebar kemana kemana. Sang Biksu Suci  Dalai Lama berjalan santai keluar dari tempat tinggalnya dengan senyum bahagia. Diiringi beberapa biksu dan panjaga keamanan dibelakangnya. Salah satu Biksu membawa dupa dalam sebuah wadah dari kuningan yang mengantung di tanganya.  Dupa digerak gerakkan disepanjang langkah di depan Dalai Lama. Suara Sorak tepuk tangan dari kami semua, diselingi teriakan “We Love You Dalai Lama”. Disitu rasanya pingin nangis terharu.

Betapa beruntungnya kami, Sang Dalai Lama mendatangi group kami terlebih dahulu. Dan momen itu tiba, pertama kali beliau menyodorkan tangannya didepan saya, sambil bersalaman dan tersenyum lebar beliau berucap “Are you come from Indonesia ?” Seakan masih tidak percaya bahwa saya bisa bertemu dan berjabat tangan dengan Beliau. Antara bengong, kikuk, haru, pingin nangis dan bahagia yang membuncah saya berucap “Yes, I am from Indonesia”. Mengembangkan senyumnya beliau kemudian berucap “Ah, beautiful country”.  

Hanya beberapa yang diajak berjabat tangan dan berlanjut sesi pengambilan foto. Setelah sesi pemotretan, pengunjung berusaha untuk bisa mencium dan menjabat tangan beliau. Seorang Gadis disebelah saya hingga menangis terseduh dan membawa sebuah hadiah khusus berupa selendang untuk beliau.

Meninggalkan kami, Dalai Lama menuju group dari Jepang dan Korea yang berada dihadapan kami. Hingga hari ini saya tidak bisa melupakan tangan beliau yang begitu halus dan kenyal. Saya terkejut, tangan saya “dikeroyok” oleh traveller lain. Mereka bilang, saya beruntung dan ada berkah ditangan saya. Dengan memegang tangan saya, mereka berharap mendapatkan berkah yang sama. Huaaaa happy tak terkira.

Kami menunggu sejenak hingga Dalai Lama menyapa seluruh pengunjung. Terkadang sorak tawa terdengar begitu membahana. Teriakan “We Love You Dalai lama” terkadang terdengar diantara kerumunan. Selanjutnya, teriakan “We Love You Dalai Lama” selalu mengiringi  hingga  acara pertemuan dengan Dalai lama selesai.

Selesai menyapa pengunjung, seluruh pengunjung dipersilahkan bercampur kembali di Aula. Tak ada lagi Amerika, Eropa , India dan Asia, semua membaur. Kemudian Sang Dalai Lama melakukan ritual Ibadah dalam Monastry. Dan tak lama kemudian beliau muncul kembali dan duduk dikursi yang sudah disediakan didepan pelataran Monastry. Beliau duduk menghadap ke arah seluruh pengunjung yang duduk bersila di aula.

Disebelah beliau beberapa biksu dan Bodyguard. Berjajar polisi berseragam dan juga pakaian biasa menggunakan senjata laras panjang. Meski penjagaan yang begitu ketat tapi kami tak merasakan ketegangan sama sekali.

Mendengarkan dakwah dan kata kata mutiara beliau mengalir begitu santai. Penuh makna membawa kedamaian dalam hati. Beliau bercerita tentang hakekat hidup, kedamaian, kebahagiaan dan saling menghormati budaya serta agama. Sesaat kami semua hanya terdiam, seolah terhipnotis dan hanyut dalam pandangan memaknai hidup. Sesekali beliau mengeluarkan kata bernada Guyonanmembuat kami tertawa riang.

Acara dilanjutkan tentang sesi tanya jawab dengan beliau. Pertanyaan mulai politik, kebiasaan beliau, perdamaian dunia hingga curahatan hati kepedihan hidup dari pengunjung. Beberapa dari mereka menitikkan air mata, menceritakan segala duka yang terjadi dalam kehidupan mereka. Dan membawa isak tangis diantara kami semua. Kebanyakan dari mereka meminta Dalai lama untuk mendoakan.

Beliau memberikan pandangan hidup, untuk menjalani hidup ini dengan penuh  keikhlasan agar kedamaian terasa. Terus berjuang meski kedukaan menerjang dengan mengendalikan pikiran kita. Kata kata Mutiara beliau sungguh terpatri kuat dalam diri saya pribadi. Mungkin juga pengunjung lainnya.

Dan diakhir perbincangan dan segala gejolak yang terjadi beliau berkata “We Don’t hate Chinese. We love them, they all our brother and sister. Let’s make this world peace in Harmoni”. Suara sorak dan tepuk tangan menyambut ucapan beliau. Tentu saja dengan teriakan “We Love you Dalai Lama”.


Live of Dalai Lama



Mengintip Ritual Adat Kematian Yang Unik Dari Berbagai Daerah Indonesia di Museum Kematian

$
0
0
Museum Etnografi Surabaya

Museum unik ini menyajikan berbagai ritual adat kematian yang unik dari  berbagai daerah di Indonesia lengkap dengan replika tengkorak bahkan disini kamu bisa bertatap muka dengan Jailangkung

Bau kemenyan menguar di udara. Beberapa tengkorak bergelantungan disudut ruangan. Suasana sepi, yang ada hanyalah kami berdua dan seorang perempuan berbaju putih dengan rambut panjang terurai.

Perempuan itu menundukkan pandang. Duduk terdiam diatas sebuah kayu panjang.  Apa dan siapa gerangan?

Perlahan saya mantapkan kaki memasuki museum meski nyali menciut. Segudang pertanyaan mengutuki diri sendiri.

”Zulfa, kamu ngapain kesini?”
“ Kamu nggak takut dicolek penampakan? “
“Ntar pulang dari museum ada makluk tak kasat mata ngikutin kamu sampai rumah gimana?”

Pertanyaan ini berubah “nyata” tatkala perempuan yang sedari tadi duduk terdiam tiba tiba berdiri. Perlahan memalingkan wajahnya kearah kami. Dan … seraut wajah seram penuh luka dengan lototan mata lebar seperti di film film horror yang ada dalam pikiran saya langsung pudar ketika wajah manisnya berucap “selamat datang”.

 “Dari mana mbak?”  tanya si embak dengan senyum ramah.
Bangkit dari kubur hehehe. Edisi kebanyakan nonton film horror.

Oh, ternyata si embak manis ini adalah salah satu staf museum. Setelah berbincang sejenak dan mengisi buku tamu, saya mengedar pandang ke seluruh Museum Etnografi yang berada di Fakultas Ilmu sosial dan Politik, Kampus B, Universitas Airlangga, Surabaya. Universitas Airlangga akrab disapa UNAIR.

Tak seperti kebanyakan museum lainnya yang terlihat tua, kusam, kaku dan bikin ngantuk. Museum Etnografi tampil dengan gaya modern. Dindingnya dipenuhi dengan tulisan yang menarik mata untuk membacanya. Suasanya lebih mirip dengan suasana caffee yang nyaman dan gaul.

“Etnografi sendiri berasal dari bahasa Yunani. Ethnos yang berarti rakyat dan graphia yang berarti tulisan. Etnografi seperti yang saya kutip dari Wikipedia, adalah strategi penelitian ilmiah yang sering digunakan dalam ilmu sosial terutama dalam Antropologi dan beberapa cabang social. Juga dikenal sebagai bagian dari Ilmu sejarah yang mempelajari masyarakat, kelompok etnis dan formasi etnis lainnya, etnogenesis, komposisi, perpindahan tempat tinggal, karakteristik, kesejahteraan sosial, juga budaya material dan spiritual mereka.”

Museum Kematian

Khusus untuk museum Etnografi yang berada di kampus Unair ini mengambil tema sangar yakni tentang informasi yang berkaitan dengan kematian. Oleh sebab itu museum yang berada di Jalan Darmawangsa ini lebih dikenal dengan nama Museum Kematian.

Aura kematian memang terasa ketika pertama kali memasuki museum. Jika biasanya museum identik dengan benda benda bersejarah atau barang barang antik, disini hal tersebut praktis tidak ditemui. Didalam museum kematian ini pengunjung disuguhi berbagai macam ritual adat kematian yang unik dari berbagai daerah di Indonesia lengkap dengan replikanya.

Disebelah kiri pintu masuk museum terdapat tengkorak yang “tertidur” di lantai. Badannya berselimut kain sedangkan kepalanya dibiarkan terbuka apa adanya. Keseluruhan badan kemudian ditutup dengan bambu berbentuk prisma.

Bagian atas tengkorak dilengkapi dengan kendil dengan tertanam dupa yang berasap menyala. Terserak beberapa besek terbuat dari anyaman, salah satunya menyimpan piring. Diatasnya dilengkapi dengan payung berwarna biru keemasan.

Replika ini merupakan gambaran tradisi pemakaman desa Trunyan. Ialah nama sebuah desa yang berada di daerah Kintamani, Bali. Jika biasanya umat Hindu di Bali melaksanakan ritual ngaben yakni dengan cara dibakar, masyarakat Bali Aga yang mendiami desa Trunyan memiliki ritual khusus bagi orang yang meninggal dunia yang dikenal dengan tradisi Mepasah.

Dalam ritual kematian ini, jenazah diletakkan ditanah, badannya diselimut kain dan bagian kepala dibiarkan terbuka. Kemudian ditutup dengan bambu berbentuk prisma yang disebut Ancak Saji. Berfungsi sebagai pelindung dari binatang liar. Jenasah dibiarkan membusuk dan terurai hingga tinggal tulang rangkanya saja. Informasi tentang tradisi pemakaman desa Trunyan tersaji didinding, lengkap bersama foto asli lokasi pemakaman.

Bergeser ke sebelah kanan. Sebuah pohon menjulang, terdapat lubang lubang yang terutup dengan anyaman ijuk. Diatasnya terjuntai akar akar.

Pemakaman bayi di pohon Tarra di propinsi Sulawesi seperti gambaran diatas dikenal dengan pemakaman Kambira. Pemakaman khusus bayi sebelum giginya tumbuh. Pemakaman ini dimaksudkan agar bayi kembali ke rahim ibunya dan menyelamatkan bayi bayi yang akan lahir kemudian.

Semakin menyelami lebih dalam museum ini, mata ini dibikin melek. Jujur, ya, biasanya kalau saya datang ke Museum bawaan mata ini pingin tidur. Bosan. Tapi di museum Etnografi yang dirintis sejak bulan September tahun 2005 ini justru mengundang rasa ngeri ngeri sedep. Menggunungkan rasa keingintahuan saya tentang kematian unik di negri pertiwi ini dan menggerakkan hati untuk segera menyaksikan ritual adat dengan mata kepala sendiri di daerah asalnya.

Selanjutnya, sesosok manekin jenasah wanita tua mengenakan baju adat Toraja bediri menyendiri. Mengenakan baju hitam dengan kombinasi sewek motif bunga dilengkapi dengan selendang motif garis menggantung dibahunya. Di dinding belakang sebuah foto seorang bapak memegang jenazah tua yang masih utuh.

Ritual menggantikan baju jenasah di tanah Toraja ini dikenal dengan Ritual Manene. Ritual mengganti pakaian ini berlangsung tiga tahun sekali. Jenasah biasanya diletakkan kedalam peti dan diberi pengawet.

Selanjutnya andrenali saya membuncah ketika bertatap muka dengan Jailangkung. Batok kelapa utuh yang disambung dengan kayu berbentuk salip. “Badannya” berselimut kain putih. Seumur umur baru kali ini saya menatap langsung “boneka” Jailangkung. Biasanya saya hanya bisa menatapnya di film film horror Indonesia yang membuat saya tak bisa tidur setelah menontonnya. Girap girap jere mbah.

Museum Kematian

Menurut penuturan Arief, staf museum Etnografi, Jailangkung ini biasanya digunakan untuk memanggil arwah yang sudah meninggal dunia. Arwah akan datang dan masuk kedalam Jailangkung. Untuk kemudian diajak berkomunikasi. “Datang tak diundang, Pulang tak diantar”.

Selain tradisi kematian unik tersebut diatas, disini juga tersaji ritual adat kematian unik lainnya di Indonesia, seperti tradisi Brobosan dari Jawa Timur, Saur Matua dari Sumatera Utara dan masih banyak lagi.

Ketika melangkahkan kaki dimuseum bertegel putih ini, perhatikan langkahmu. Beberapa tegel diberi warna berbeda nan mencolok. Tegel ini bertuliskan informasi berbagai mitos yang dianut nenek moyang kita.
Museum Kematian Surabaya
Museum Etnografi juga mengkoleksi aneka benda yang berhubungan dengan kematian. Seperti kain kafan, Waruga, Jailangkung, dan masih banyak lagi. Museum ini juga menyimpan benda benda gawan, maksudnya benda benda yang dibawa ke liang lahat ketika jenasah dimakamkan.

Sesuai dengan namanya, tak hanya tentang kematian Museum Etnografi juga berfungsi sebagai sumber pengetahuan atau edukasi tentang evolusi dunia, khususnya pemahaman tentang Antropologi. Hal ini bisa dilihat ketika kita pertama kali masuk, diselelah kanan terpampang informasi sejarah persebaran manusia modern (homo sapien) di dunia.

Museum Kematian Surabaya, Jawa timur

Disini juga menyimpan keramik zaman pra sejarah, batu batuan, fasilistik (alat bantu kelamin pria), kain tenun dan batik, gerabah, jerami, pecut Madura, manekin hingga baju adat istiadat daerah.

Hal yang paling menarik disini adalah keberadaan tengkorak manusia (mumi) dari zaman pra sejarah. Sekitar tahun 1040 SM yang diperkirakan  berusia lebih dari 3040 tahun. Mumi ini dimasukkan kedalam peti khusus.

Adat istiadat di Indonesia

Universitas Airlangga

Terakhir, saya bertanya kepada mbak manis berbaju putih tadi

“Saya baca dari beberapa informasi di Internet, bahwa ada beberapa replika disini menggunakan tengkorak asli, yang mana, ya, mbak ?”

Saya sengaja bertanya ini setelah berkeliling, biar tak ada rasa takut ketika menelisik seluruh isi museum ini. Dasar penakut!

“Oh, yang itu mbak” sambil menunjuk kearah pemakaman Mesapah.
“Apa, yang itu?” bulu kuduk langsung berdiri. Disitu rasanya saya mau pingsan, karena saya tadi memandangi, memfoto dan mengambil video kerangka itu cukup lama. Berikut liputan Video Museum Etnografi yang tayang di NET TV.



Untuk masuk kedalam museum, kamu nggak perlu takut lagi apalagi sampai mati berdiri seperti saya. Karena disini ada beberapa staf yang selalu siap membantu pengunjung menggali informasi benda benda yang ada di museum. Museum ini buka mulai hari Senin-Jumat mulai jam 09.00-15.00 WIB dan pengunjung tidak dipungut biaya alias gratis.

Museum Etnografi pernah menyabet sejumlah penghargaan, lho. Pada tahun 2014, museum Etnografi meraih juara II bidang tata pamer tingkat Propinsi. Tahun berikutnya, Museum Etnografi meraih juara harapan 1 bidang tata pamer tingkat Propinsi.

Kita perlu berbangga dan memberikan apresiasi tinggi kepada Univesitas Airlangga atas dibukanya Museum Etnografi didalam ruang lingkup Universitas. Di Indonesia sendiri, hanya ada dua universitas yang membuka museum untuk masyarakat. Salah satunya, Univeristas Airlangga. Keren kan?

Dengan dibukanya museum untuk masyarakat umum, hal ini menjadi bukti nyata bahwasanya Universitas Airlangga tak hanya menjadi sarana edukasi bagi mahasiswa, juga bagi masyarakat. Dengan adanya Museum Etnografi, masyarakat bisa mengenal berbagai macam ritual adat kematian unik dari berbagai suku di Indonesia. Kematian bukan lagi menjadi hal mistis yang perlu ditakuti, karena sejatinya kematian adalah bagian dari siklus kehidupan.

That’s my fun experience with Airlangga University, how about you ?







Staycation at Zen Rooms, Quality Room With Low Budget

$
0
0
Hotel budget Surabaya


Zen Rooms menawarkan kamar yang nyaman dan berkualitas dengan harga hemat                                                     

Konsep pencarian hotel yang ditawarkan Zen Roomssangat berbeda. Tak usah gundah membandingkan harga hotel yang satu dengan yang lain untuk mendapatkan harga termurah. Karena harga kamar yang ditawarkan Zen Rooms lebih murah dibandingkan dengan rate harga hotelnya sendiri. Lho, kok bisa?

Bisa banget. Jadi gini, Zen Rooms adalah Virtual Hotel Operator (VHO). Aapan tuh? Yaitu merupakan jaringan hotel yang berpatner dengan hotel hotel budget di Indonesia, Singapore, Thailand, Filipina, Sri Lanka hingga Brazil. Untuk memberikan pengalaman travelling yang lebih efesien dan menyenangkan, Zen Rooms didukung oleh tim terbaik dan teknologi terbaru.





Di Indonesia sendiri, Zen Rooms telah hadir di beberapa kota seperti Jakarta, Bandung, Jogya, Surabaya, Bali, Batam dan Malang. Dengan semakin meningkatnya permintaan, Zen Rooms akan ekpansi ke beberapa kota lainnya di Indonesia dan juga dunia.

Hotel budget pilihan Zen Rooms bukan sembarangan apalagi murahan. Tapi memiliki kualitas dan standart kenyamanan tersendiri. Hal ini saya rasakan sendiri ketika Minggu kemarin saya mendapatkan kesempatan staycation di Zen Rooms Surabaya. Tepatnya, di hotel Everbright yang berada di Jl. Manyar Kertoarjo.

Kebetulan tawaran ini datang setelah si kecil berjuang dengan ulangan harian seminggu penuh di sekolah. Ditambah lagi beberapa bulan sebelumnya saya disibukkan dengan menjaga ibu dirumah sakit. Dan saya nggak sempat mbolang kemana mana.

Tubuh dan pikiran membutuhkan relaksasi. Travelling keluar kota yang memakan waktu beberapa hari tidak mungkin bisa saya lakuan. Mengingat kondisi ibu masih dalam proses pemulihan.

Staycation menjadi pilihan. Sejenak menjauh dari kesibukan keseharian untuk bersantai dalam dekapan kenyamanan hotel. Dilayani oleh pelayan yang ramah dan sigap setiap saat. Si kecil bisa nonton TV, Youtube dan main game online sepuasnya. Dan saya sendiri bisa meluangkan waktu seharian dengan membaca buku

Setiap kali kami staycation, si kecil selalu kasih wejangan yang bikin saya tersenyum gemes. “Ammy, klo staycation kamu nggak boleh ngomel ngomel, lho,ya. Nyuruh ini, nyuruh itu. Belajar. Nggak boleh gini, nggak boleh gitu. Pokoknya kita happy happy”. Kalau sudah gini saya nggak bisa ngomong apapun. Gemes, langsung aja cium pipinya yang pinky itu. Sambil “cubit” manja bibirnya. Hehehe


Zen Rooms menawarkan kenyamanan yang saya inginkan. Seperti yang saya bilang, meski masuk dalam hotel budget tapi kenyaman yang ditawarkan tak jauh beda dari hotel berbintang. Semua fasilitas ada, bahkan lengkap. Fasilitas apa saja yang saya dapatkan ?

Ruangan yang bersih dan nyaman
Ruangan yang bersih, AC central yang bisa diubah ubah sesuai kebutuhan.

Wifi kenceng

Ini sangat penting bagi si kecil. Karena kalau dah liburan, itu kesempatan bagi dia bermain tablet sepuasnya dan nonton TV. Maklum, dalam keseharian kegiatan ini saya batasi, biar nggak ganggu pelajaran dan membuatnya addict dengan gawai.

Zen Rooms tahu benar kalau Wifi saat ini menjadi kebutuhan. Baik traveler atau perjalanan bisnis. Tak hanya untuk bekomunikasi dan sosial media, wifi membantu pekerjaan lebih mudah seperti cek email, video call, transfer data, dsb.


Zen Rooms


TV Jumbo
Tak hanya TV layar datar dan lebar yang memberikan kepuasan mata. Juga menghadirkan beberapa channel pilihan. Ketika mata mulai kelelahan membaca, saya habiskan waktu dengan melihat chanel chanel program kesukaan. Yakni travelling, cooking dan tak lupa Net Geo Wild. Biasanya kalau sudah lihat TV sekalian tak sambi bales email penggemar blog, reply comment hingga aktif di medsos. Dan sesekali bercengkrama bersama dengan sahabat lama di group Whatsapp.

Kamar mandi dalam
kamar mandi bersih dilengkapi dengan hot and cool water, handuk empuk dan bersih, toiletries dan hairdryer. Yang menyenangkan dalam kamar mandi ini adalah keberadaan kaca pembesar di dinding. Berbentuk bulat dan leluasa digerakkan. Saya dan si kecil membuat mimik lucu di depan  kaca sampai ketawa guling guling. Mulai mimik menakutkan ala monster Inc hingga mimik sok imut. Bahagia itu sederhana.


Hotel budget in Surabaya


Kulkas
Tersedia kulkas mini untuk menyimpan minuman dingin dan buah buahan.

Pouch cakep
Mendapat pouch cakep berisi notebook, ballpoint, hand sanitizer dan handuk cantik.
Hotel Budget di Surabaya


Restoran
Tak hanya nasi goreng saja untuk menu breakfast tapi juga menyajikan berbagai variasi menu makan pilihan dala prasmanan. Seperti mie goreng ayam, capcay, ayam kecap, gurami asam manis, kentang dan sosis goreng. Ditambah dengan bubur ayam dan roti dengan pilihan topping berbeda. Lengkap dengan buah buahan pilihan. Jangan takut bosen, menu breakfast disini disajikan berbeda setiap harinya.


Zenrooms Surabaya

Ketika staycation, meski memiliki hoby berbeda bukan berarti kami melewatkan kebersamaan dalam kehangatan. Kami tetap bersenang senang bareng. Mulai main smack down. Berbincang heart to heart sampai menatap hujan kembang api bersama. Kebetulan kamar kami berada di lantai 6. Dan malam itu ada sebuah perayaan tak jauh dari hotel. Menatap hujan kembang api dilangit langit mengingatkan saya pada festival Diwali di India.

Fasilitas kamar Zen Rooms ini bervariasi dari satu hotel dengan hotel lainnya. Tergantung fasilitas yang dimiliki hotel tersebut. Tapi tentu saja, fasilitas yang diberikan sesuai dengan standart kenyamanan dan kualitas yang sudah ditentukan oleh Zen Rooms. Yaitu kamar bersih, tempat tidur yang nyaman, kamar mandi dalam, TV dan WiFi yang kenceng. Ini adalah kualitas dasar yang dibutuhkan traveller.

Berikut saya kasih alasan kenapa kamu mesti memilih Zen Room
  • Pilihan hotel terbaik
  • Kualitas terjamin selalu
  • Harga hemat dan jujur
  • Proses booking mudah


Zen Rooms Reward
Kehangatan Zen Rooms tak berhenti disitu saja. Zen Rooms menawarkan Zen Reward, yaitu ZEENROOMS loyalty program yang memberikan “1 free night” ( 1 malam gratis) jika melakukan pemesanan kamar sebanyak 6 kali atau 6 malam. Reward ini berlaku untuk pemesanan yang dilakukan melalui aplikasi atau website Zen Rooms.


Hotel budget in Indonesia


Tertarik untuk menikmati kenyamanan Zen Room? langsung aja intip penawaraan menariknya di www.zenrooms.com atau download aplikasinya di App store.

Zen Rooms, where smart travellers stay

Itinerary Jelajah India

$
0
0

Itinerary India ini untuk destinasi wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan seperti Golden triangle dan Khasmir

Selain tentang cowok India, pertanyaan yang sering nyasar ke email adalah tentang itinerary perjalanan jelajah India. Diikuti dengan pertanyaan tentang budget keliling India.

Seringnya ketika mendapat pertanyaan tentang Itinerary jelajah India saya nggak langsung jawab. Saya malah justru balik tanya. Karena untuk bikin itinerary, selain kota yang ingin dituju, ada beberapa hal yang memang harus diperhatikan ketika menyusun itinerary perjalanan, seperti

1. Arrival dan departure di kota mana?
2. Berapa hari di India ?
3. Budget

Tanpa pertanyaan ini, biasanya pertanyaan selanjutnya bakalan panjang dan lama Nggak selesai selesai, bredel sana, bredel sini. Misal saya bikin itierary A, ternyata waktunya kurang. Ganti dengan itinerary B, ternyata duitnya kurang. Ganti itinerary C, anaknya manja dan nggak bisa jalan ala backpacking. Hadew! Itu satu orang. Dan hampir setiap harinya saya menerima beberapa email tentang itinerary perjalanan ke India.

Kadang saking banyaknya yang tanya, saya sering bingung sendiri. Ini itinerary yang mana? Dia arrival dan departure dimana? Kalau sudah gini mau nggak mau saya harus buka keseluruhan email lagi untuk mengetahui jalan cerita. Baru bisa reply.

Lelah? kadang Iya, karena pekerjaan saya segambreng. Penulis, vlogger, manicure, padicure, chef, bersih bersih rumah, ngojek, kora kora, ngosek jeding, dll. Halah!.

Belum lagi yang curhat tentang cowok India atau prahara rumah tangga. Panjang, ngalah ngalahin bab skripsi. Tapi bagaimanapun, sebagai seorang blogger yang baik hati dan tidak sombong saya selalu berusaha menjawab semua petanyaan, meski nggak langsung jawab hari itu juga. Sharing is caring. Anggap saja ibadah karena bisa membatu orang lain.

Nah, biar saya nggak jawab hal yang berulang ulang dan terkadang memiliki kesamaan pertanyaan, berikut saya buatkan beberapa itinerary perjalanan jelajah India yang sering dikunjungi wisatawan.

Tapi sebelum membuat itinerary ada baiknya kamu lihat peta India berikut ini.

Dah melototin peta sebaik baiknya? India luas banget. Seperti yang saya bilang dalam tips mencari tiket penerbangan murah ke india dan juga tips hemat keliling India. Dalam tulisan tersebut saya jelaskan bahwa India memiliki daratan terluas ke 7 sedunia. Jadi untuk kesana kemari dibutuhkan waktu yang lama, kecuali kamu punya budget lebih buat naik pesawat.

Jarak dari satu kota ke kota yang lain jika dilalui melalui perjalanan darat memakan waktu yang cukup banyak. Lebih gampangnya untuk meraba raba seberapa besar negara India, bisa dibandingkan dengan luas daratan Indonesia.

Peta negara ASEAN

Peta India
Peta diambil dari MapofIndia.com


Saya sering lihat banyak traveller bikin itineraryAmazing Race. Maksudnya apa? Saking nafsunya pingin melihat semua destinasi, bikin Itinerary nya sungguh kacau. Tanpa mempertimbangkan jarak sesungguhnya.

Misal jelajah Propinsi Rajasthan dalam sehari. Jaipur, Jodhpur dan Jaisalmer digasak dalam satu hari. Atau explore Gulmarg, Sonamarg dalam sehari. Ladalah, ini bukan lagi Amazing Race tapi mission Impossible. Kecuali kamu minta bantuan ama penduduk alam goib.

Baiklah, setelah mengamati peta India, berikut itinerary perjalanan jelajah India ala backpacker. Dengan asumsi arrival dan Departure di Delhi. Dan biasanya rata rata pesawat dari Kuala lumpur landing ke Delhi malam hari, antara pukul 19.00 -22.00.


1. Itinerary Golden Triangle

Itinerary keliling India

Golden Triangle India atau wisata segi tiga emas India. Dikatakan demikian karena ketiga kota tersebut jika dilihat di peta membentuk segitiga. Emas, karena ketiga kota tersebut banyak dikunjungi wisatawan. Ketiga kota tersebut tak hanya mengayomi arsitektur bangunan dengan mahakarya nilai seni tinggi tapi juga menggambarkan peradaban panjang negeri Mahabarata.

Jika waktumu terbatas, masing masing kota bisa dijelajah dalam waktu sehari. Berikut itinerary Golden Triangle India

Day 1 : Agra
00.00 : OTW to Agra
05.00 : Taj Mahal
10.00 : Agra Fort

Day 2 : Jaipur
07.00 : Amer Fort
10.00 : Jal Mahal
11.00 : Komplek Pink city
City Palace
Hawa mahal
Pasar Seni Jaipur

Day 3 : Delhi
08.00 : Qutub Minar
11.00 : Humayun’s Tomb
17.00 : Rashthrapati Bhawan dan India Gate




Note  :
> Hawa Mahal bagian luar (Jaipur), Rashtraphati bhawan dan India Gate (Delhi) sebaiknya dikunjungi di akhir hari (sore). Karena ketiga tempat tersebut bisa dikunjungi dimalam hari. Dan berada di jalan raya.

> Biar badan nggak terlalu capek. Atau kamu bawa orang tua dan anak kecil, saya sarankan explore Delhi terlebih dahulu, baru disusul Agra dan Jaipur.

> Jarak ketiga kota tersebut jika ditempuh dengan perjalanan darat perkiraannya adalah sebagai berikut
Delhi - Agra : 4 Jam
Agra - Jaipur : 3 - 4 Jam
Jaipur - Delhi : 6 - 7 Jam

> Jika menginap di Delhi, bangun Jam 3 pagi dan mulailah perjalanan menuju Agra. Agar bisa menikmati sunrise di Taj mahal. Di pagi hari Taj Mahal masih sepi. Kamu bisa foto sepuasnya tanpa antri atau keroyokan orang di belakangmu.

> Jika itinerary kamu ubah dari Jaipur menuju Agra, maka kamu nggak bisa menikmati sunrise di Taj Mahal. Tapi bisa menikmati sunset Taj Mahal yang tentu saja bakalan crowded. Hal ini dikarenakan letak Fatehpur sikri berada dekat perbatasan kota Agra dan Jaipur. Japi kalau dari kota Jaipur, otomastis ke Fatehpur Sikri dulu baru masuk kota Agra.

> Jika kamu super bakcpaker yang punya otot kawat balung wesi alias kuat, plus super duper irit dengan budget, ketiga kota tersebut bisa kamu jelajah tanpa menyewa hotel. Alias nggak nginep sama sekali. `Nginepnya` dalam kereta. Manfaatkan perjalanan malam dan ambil kereta kelas sleeper.

> Kalau punya banyak waktu, silahkan lebih santai menikmati hari dan destinasi.



2. Itinerary Golden Triangle Dan Kashmir


Kashmir berada di ujung utara negara India. Perjalanan darat dari Delhi menuju Srinagar, Ibu kota Kashmir dibutuhkan waktu kurang lebih 24 jam lamanya. Jika kamu arrival-nya di India selatan, misal di Kota Hyderabad atau Chennai, persiapkan waktu setidaknya 2 hari perjalanan menuju Kashmir. Karena perjalanan kamu dari Ujung India selatan ke ujung Utara India. Cucok bagi kamu yang menyukai perjalanan dengan kereta.

Day 1 : Delhi
19.00 : Arrive at Delhi
Istirahat di Hotel

Day 2: Explore Delhi
08.00 : Qutub Minar
11.00 : Humayun’s Tomb
13.00 : Old Delhi, Red Fort dan Jama Masjid
17.00 : Rashthrapati Bhawan dan India Gate
21.00 : OTW by Train Delhi to Jammu

Day 3 : OTW Jammu to Srinagar 
06.00 : Arrive di stasiun di Jammu,
07.00 : lanjut naik share cost taksi ke Srinagar
18.00 : Sampai di Srinagar - Kashmir
Day 4 : Sonamarg
Day 5 : Gulmarg
Day 6 : Pahalgham


Day 7 : Explore Srinagar
08.00 : Explore Dal Lake dengan Shikara
10.00 : Keliling taman taman dan Masjid di Srinagar
15.00 : Balik ke Delhi atau kota tujuan selanjutnya

Day 8 :
02.00 : Sampai stasiun Jammu
06.00 : OTW To Delhi atau Agra dengan menggunakan kereta
(sesuaikan dengan jadwal kereta masing masing)

 Day 9 : Agra
06.00 : Taj Mahal
10.00 : Agra Fort
13.00 : Fatehpur Sikri

Day 10 : Jaipur
07.00 : Amer Fort
10.00 : Jal Mahal
11.00 : Komplek Pink city
City Palace
Jantar mantar
Hawa mahal
Pasar Seni Jaipur

Day 11 : Delhi
Shopping and Go Home




3. Itinerary Golden Triangle Dan Himalaya Utara


Himalaya Utara yang dituju Khasmir, Dharamsala, Manali dan Shimla

Day 1 sampai day 8 sama dengan itinerary diatas (Golden Triangle dan Kashmir)

Day 9 : OTW to Dharamsala
00.00 : Arrive di stasiun Jammu
01.00 : Bus menuju terminal Pathankot
03.00 : sampai di Pathankot
07.00 : Pathankot to Dharamsala


Day 10 : Mcleodganj
16.00 : OTW to Manali

Day 11 : Solang Valley
06.00 : Arrive at Manali
08.00 : Manali to Solang Valley
14.00 : Balik ke Manali. Istirahat trus lanjut Jalan jalan cakep keliling kota Manali. The Mall, Taman dan Tibetan Monastry. Letaknya saling berdekatan.

Day 12 : Rohtang Pass
05.00 : OTW to Rohtang Pass
15.00 : balik ke Manali

Day 13 : Kullu
08.00 : OTW Ke Kullu
Explore old Manali, explore pedesaan di Manali, fort, Monastry dan rafting
18.00 : OTW Shimla.

Day 14 : Shimla
03.00 : Arrive di terminal Shimla
05.00 : Jalan kaki menuju kawasan The Ridge, The Mall dan Jakho Temple.
16.00 : OTW to Delhi menggunakan bus

Day 15 : Agra
02.00 : Arrive at Delhi
Jam 04.00 : OTW to Agra

Day 15, Day 16 ikuti Itinerary Agra dan Jaipur

Day 17 : Delhi, Shopping and ready to go home

Note :
> Untuk itinerary diatas dibutuhkan stamina yang kuat. Karena sebagian malam dihabiskan dalam perjalanan malam.

> Jika itinerary kamu tanpa Dharamsala. Dari Pathankot kamu bisa langsung ambil bus ke Manali. Atau bahkan langsung ke Shimla. Terminal Pathankot ini menghubungkan ke berbagai daerah di Himachal Pradesh.

> Dari Kullu, biasanya tidak balik ke Manali lagi. Jadi packing baju sekalian. Mobil yang disewa buat explore Kullu biasanya mengantarkan kamu sampai Mandir. Langsung naik bus menuju Shimla atau Delhi dengan menunggu bus di depan Mandir. Temple/Mandir ini berada di tepi jalan yang dialui berbagai bus menuju kota lain. Dengan catatan, kamu sudah membeli tiket bus di Hotel atau tiket konter sebelumnya. Nanti diberi tahu nomer bus dan nomer telepon.

> Jakho Temple berada diatap bukit. Lumayan nanjak jalannya dan banyak monyet berkeliaran. Jika dirasa nggak kuat, bisa naik taksi.

> Bus terminal Shimla ada dua, Old Bus Stand Shimla dan ISBT (Inter State Bus Terminal) Shimla. Biasanya bus arrive di terminal lama. Dan berangkatnya dari ISBT yang berjarak sekitar 3 KM. Jika bus berhenti di terminal lama, kamu bisa jalan kaki ke kawasan The Ridge dan The Mall.



4. Itinerary dengan Destinasi Tambahan Lain

  • Varanasi

            Delhi - Varanasi - Agra - Jaipur Delhi

  • Amritsar

          Delhi - Amritsar - Agra - Jaipur - Delhi

Jika Pesawat arrive dan departure dari Kolkatta, dengan destinasi berikut
  •  Kolkatta - Varanasi - Agra - Jaipur - Delhi - Kolkatta
  •  Kolkatta - Delhi - Amritsar - Kashmir - Agra - varanasi - Kolkatta


Catatan Penting Dalam membuat Itinerary perjalanan India.

  • Menuju destinasi yang terjauh tempatnya terlebih dahulu.

Dalam hal ini destinasi yang terjauh dari kota Departure. Yakni kota terakhir ketika kita meninggalkan India. Kenapa? Selain luas, sistem transportasi darat (khususnya bus) di India tidak teratur. Jalanan yang tidak semulus paha penyanyi K-Pop. Banyak orang dan ketidak disiplinan membuat moda transportasi darat amburadul. Kereta sering terlambat. Normalnya kereta India telat 1-2 jam. Belum lagi ditambah dengan cuaca, khususnya musim dingin yang terlalu banyak fog. Atau tanah longsor.

Antisipasi jarak dan ketidakteraturan transportasi dengan menjangkau yang jauh terlebih dahulu, kita bisa mengatur itinerary ulang jika terjadi hal hal yang tidak tidak diinginkan. Misal kita terjebak dalam kemacetan atau jadwal kereta kita terlambat hingga 24 jam. Dengan begitu kita masih punya waktu mengejar pesawat dengan menyunat destinasi selanjutnya yang tentu saja sudah mendekati kota dimana kita departure. Tanpa drama ketinggalan pesawat.

 Misal kamu masuk india melalui kota Kalkota. Dan pulang melalui Delhi. Dan destinasi kami Golden triangle, varanasi, Amritsar dan Kashmir. Maka Itinerary kamu seperti berikut Kolkatta - Varanasi - Kashmir - Amritsar - Agra - Jaipur dan Delhi.

Jika kamu terjebak dua atau tiga hari di Kashmir. Kamu bisa cut destinasi kota Amritsar dan Jaipur. Dan masih bisa ke Agra memandang penuh cinta Taj mahal. Dan tentu saja, Agra sudah dekat dengan Delhi (Kota Departure).


  • One day Free

Kasih waktu satu hari lebih dalam itinerary. Misal, dalam Itinerary kamu butuh waktu 15 hari buat jelajah India. Usahakan penerbangan kamu hari ke 16. Kasih waktu jedah 12- 24 jam antara perjalanan terakhir dan jadwal penerbangan pulang. Jadi kamu sudah sampai di kota Departure H-1.

Kenapa? sama seperti alasan sebelumnya, untuk antisipasi keterlambatan biar nggak ketinggalan pesawat. Jika perjalanan kamu lancar, kamu bisa gunain waktu buat explore kota terakhir dimana kamu bakalan terbang balik ke Indonesia. Atau manfaatkan waktu mencari oleh oleh. Misal kota Departure kamu dari Delhi atau Kolkatta. So, manfaatkan hari terakhir keliling kota tersebut. Dengan begitu perjalanan kamu jelajah India lebih santai dan nggak bikin spot jantung.

Nikmati perjalanan. Nggak usah terlalu nasfu ngejar destinasi. Dengan mengatur itinerary yang cakep, kejutan apapun yang negara India hadiahkan, perjalanan tetap mengasyikkan.

Phir Milenge India 

Sadisnya Kelezatan Rasa Kare Rajungan Khas Kota Tuban

$
0
0

Salah satu kuliner khas kota Tuban ini memiliki rasa gurih menggigit dikombinasikan dengan rasa pedas membakar lidah

Minggu yang lalu saya berkunjung ke kota yang dijuluki Bumi Wali yaitu Kota Tuban, Jawa Timur. Maksud hati kepingin ketemu temen, eh, ternyata yang dikunjungi lagi holiday keluar kota. Dan jadwal saya sendiri padat merayap.

Akhirnya saya tetep berangkat dengan motor kesayangan tanpa itinerary pasti. Malam sebelum berangkat, saya browsing beberapa tempat yang wajib di kunjungi dikota Tuban. Mulai dari Goa, pantai, air terjun hingga wisata religi.

Dan dari beberapa wisata yang ada sebagian sudah saya datangi. Karena memang beberapa kali saya kerap berkunjung ke Tuban bersama almarhum Ayah. Setiap kali datang ke Tuban, tak lupa kami selalu menikmati beragam kuliner seafood yang memang menjadi andalan makanan khas kota Tuban.

Nah, setelah seharian menikmati keunikan goa Akbar. Dilanjut wisata religi ke Sunan Bonang serta mengunjungi Masjid Agung Tuban. Dan terakhir bermain main ke pasir putih Remen. Sekarang waktunya bikin si perut gendut happy.

Biasanya kalau ke Tuban bersama keluarga besar, kami selalu menikmati cumi cumi hitam dan gimbal/rempeyek udang yang gede gede. Kali ini sedikit beda, tapi tentu saja nggak jauh jauh dari menu seafood. Nggak afdol rasanya datang ke Tuban tanpa mencicipi seafood. Untuk sementara lupakan kadar kolesterol tubuh yang kian hari kian mengganas.

Kota Tuban yang juga dijuluki Kota Seribu Goa dianugerahi garis pantai yang memanjang di pesisir Utara Jawa Timur. Hal ini membuat kota Tuban memiliki kekayaan laut yang berlimpah. Hal ini pula berpengaruh pada kuliner khas setempat yang didominasi seafood dengan rasa pedes menggigit.

Ntah mengapa kuliner Tuban cenderung pedes. Bukan sekedar pedes. Tapi beneran membakar lidah. Selevel dengan Mie Setan. Bahkan, saya yang suka pedes masih dibuat nangis nggak ketulungan.

Salah satu kuliner seafood khas Tuban yang menghadirkan sensasi pedas adalah kare Rajungan. Wait, sebelum mbahas lebih jauh tentang tendangan rasa kare rajungan  ada baiknya kamu kenalan dulu sama rajungan.

Apa sih rajungan itu? dan apa bedanya dengan tuan crab atau kepiting? Rajungan itu sejenis kepiting yang hidup di air laut saja. Kalau kepiting hidup di dua alam, laut juga tawar. Rajungan memiliki supit yang agak panjang di banding dengan kepiting biasa. Dan cangkangnya biasanya ada totol totol (bintik bintik) warna putih. Dan ini nih yang membuat saya lebih menyukai Rajungan dibanding kepiting, yakni dagingnya lebih gurih dan lembut.

Tak susah menemukan kare rajungan di kota Tuban. Di daerah perkotaan dan sepanjang jalan utama yang menghadap langsung ke laut banyak kita jumpai penjual seafood dan kare rajungan. Tapi kare rajungan yang paling menggelitik lidah dan menantang itu milik rumah makan Manunggal Jaya.

Rumah makan Manunggal jaya buka sejak 30 tahun yang lalu. Setiap harinya menjual sekitar 50 kwintal rajungan. Jadi sudah bisa dipastikan kalau kare Rajungan disini disediakan fresh setiap harrinya.

Letak rumah makan Manunggal Jaya berada di Jl. Manunggal, daerah kota. Berada dijalan utama Surabaya-Semarang. Berderet mobil terparkir didepannya. Rumah makan terlihat sederhana dengan deretan meja dan kursi kayu tertata rapi di bagian dalam dan luar ruangan.


Mengedarkan pandang, beberapa pengunjung khusyu` melahap makanan. Memotong, mengupas dan menyesap daging rajungan. Mulutnya monyong sedikit kemudian meng-nguah ngguah alias ngeweh ngeweh kepedasan(emboh opo klo diterjemahkan dalam bahasa Indonesia) . Ditambah dengan bulir keringat bercucuran diwajah. Sesekali nyruput minuman sabil gedek keenakan.

Ahhh, ngeces nih mulut. Tak lama setelah saya pesan, seporsi kare rajungan, satu piring nasi hangat dan teh manis sudah siap dilahap didepan mata. Dalam seporsi kare rajungan terdapat dua rajungan mekangkang berukuran besar.

 Bagian cangkangnya sudah diambil. jadi lebih mudah memakannya. Sebagian badannya tenggelam dalam kare bersantan yang encer. Diatasnya bertabur bawang goreng.

liukkan aroma harum rempah begitu menggoda diatas piring saji. Tak butuh waktu lama ketika sesendok nasi dengan guyuran kare santan menyapa lidah. Dan… rasane edan tenan! 

Rasa gurih santan berpadu mesra dengan rempah. Meski memadukan berbagai macam rempah seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, merica, kemiri, lengkuas, jahe, kencur, daun jeruk purut dan sereh tapi rasanya nggak terlalu tajam.

Tapi pedesnya itu, lho. Sungguh sadis, tak hanya membakar lidah tapi juga bikin ces pleng kepala. Mata yang kelelahan langsung dibikin melek. Saya yang doyan pedes dibikin nangis.

Saking pedesnya, banyak yang menyebut kare Rajungan milik Manunggal jaya ini sebagai Rajungan Remason. Ya, karena itu, pedesnya minta ampun.

Jadi selama menyantap makanan, mata ini tak henti hentinya melinangkan air mata. Hidung meler. Dapat tiga suapan saya langsung nyeruput air. Dan pedesnya ini sungguh `aneh` , bukannya bikin orang berhenti makan malah bikin lahap. Nyandu pokok e.

Apalagi dagingnya banyak, lembut dan gurih. Ditambah lagi dengan bonus telur. Rajungan ini dihidangkan dalam kondisi bertelur. Jadilah, rasa gurih pedas yang enak bertambah kelezatannya dengan letupan gurih telur rajungan.  

Selain dimakan bersama nasi hangat, kalau kamu suka, disini juga tersedia berbagai macam krupuk ikan untuk disantap bersama. Kalau saya pribadi lebih suka makan apa adanya sambil menikmati the art of kreket kreket rajungan.

Oh ya, kalau makan sebaiknya dengan menggunakan sendok. Biar tangannya nggak wedangen. Istilah orang Jawa buat tangan yang kepanasan karena cabe. Tips lainnya, jika kamu nggak tahan banting dengan rasa pedas, ambil kare nya jangan terlalu banyak dalam suapan. Sesuikan dengan lidahmu.




Seporsi kare rajungan yang berisi dua ekor rajungan dijual dengan harga terjangkau Rp. 100.000. Cukup buat dua orang atau dua porsi nasi. Karena saya makan sendiri dan rajungannya ukurannya lumayan gede, jadinya rajungan satunya lagi saya bungkus. Sampai dirumah, kare rajungan ditambah dengan santan kental biar nggak terlalu pedes dan si kecil bisa menikmati.

Selain kare rajungan di rumah makan ini juga tersedia menu lainnya. Seperti cumi cumi, garang asem, sate kambing, gulai, dll. Kalau kamu pecinta seafood nan pedas, kota Tuban bisa jadi referensi kulinermu.

Jangan ngaku pecinta rasa pedes sebelum mencoba Rajungan Remason!

Viewing all 174 articles
Browse latest View live