Jalani Hobi dengan segenap hati ditemani kerja keras tinggi, kita tidak akan pernah tahu kemana takdir membawamu pergi
“Pagi mbak Attini”
“Pagi” Jawab saya.
Waktu menunjukkan pukul 6 pagi. Adzan subuh berkumandang. Dimusim dingin, waktu Subuh memang mundur. Jam segini masih gelap gulita di India. Mata saya barusan melek, ketek an pula. Saya bergegas menuju ke toilet dengan seribu pertanyaan dalam otak. Kenapa Produser NET TV whatsapp saya pagi pagi gini,ya ? Apa ada berita seru di India dan saya ketinggalan? Saya mengenal Produser NET TV ini setelah beliau menghubungi saya untuk suatu keperluan sebelumnya.
“Mbak Attini, Jam berapa disana ?”
“Kl sekitar jam 10.30 kita google hangoutttg berita Himalaya memungkinkan nggak yah?”
Saya langsung diam terpaku. Seingat saya biasanya kalau mau google hangout Live di NET TV bakalan di email sehari sebelumnya. Saya tahunya dari mbak Ira (keluargapelancong.net). Saya masih inget betul, waktu itu mbak Ira akan di interview untuk esok hari. Malamnya, saya dan teman teman ngerjain mbak Ira habis habis an. hehehe Emak nakal.
Dan lucunya lagi, saya sama mbak Ira sehari sebelum interview ini, kita ngobrolin tentang video on cam. Kita mau coba sekalian video jurnalistik dan nampang dikamera juga. Biar femes dan saingan sama mbak syahroni. Hahaha laaa kok keesokan harinya saya nampang Live di TV. Hidup memang selalu menyajikan letupan letupan kejadian yang tak terduga.
Klepek klepek, secepat ini? pikir saya dalam hati. Saya hanya punya waktu 3 jam saja untuk persiapan. Nggak ada persiapan blasss. Nggak tahu nanti apa yang ditanyakan. Saya harus jawab apa. Tapi saya tetep tenang. Jam segini saya masih rempong ngurusin si kecil. Bangunin Shah Jahan. Bikin teh madu hangat. Nyiapin sarapan pagi. Nyiapin baju, dan sebagainya. Maklum, emak solehah. Halah!.
Setelah nyiapin semua. Saya bales whatsapp sambil nemenin si Kecil, Najin sarapan pagi.
“Beda 1,5 Jam dengan Indonesia”
“InsyaAllah”
“Oh ya, Coba connect hangout jam berapa?”
“Sekitar jam 10.40, Cuma mau test dulu ini, Nanti ada yang hubungi mbak ya”
“Ok”
Sampe jam ini saya masih tenang. Jam 8 pagi Najin berangkat ke sekolah diantar Shah Jahan. Di Indonesia sendiri sudah jam 9.30. Acara NET CJ tayangnya jam 10. Saya whatsapp lagi, bisa coba hangout sekarang.
Sambil nunggu reply dari si mbak yang bertugas, saya lanjutkan bersih bersih apartemen. Nge-lap dapur. Masukin baju kedalam mesin cuci. Kemudian si mbak menghubungi dan kita coba google hangout. Alhamdullilah koneksi lancar, cuman cahaya dalam kamar gelap, jadi wajah imut saya nggak kelihatan. Saya diminta keluar ruangan saja.
Walah! jadi berabe kalau keluar ruangan, rame banget!. Banyak penjual sayur bersahutan menjual daganganya, penjual air, pak rombeng, mobil keluar masuk apartemen, suara anjing, klakson mobil jemputan anak anak sekolah, motor, pokoknya you know lah India selalu noisy.
Akhirnya saya memutuskan tetap dalam kamar apartemen tapi saya nyalakan semua lampu. Oh ya, saya masih pakai gamis yang saya pakai tidur semalam. Saya coba hangout lagi sama mbak yang bertugas kala itu. Lampu sudah oke. Koneksi lancar meski sering freeze. Saya menyaksikan langsung suasana studio NET saat itu.
“Baiklah mbak, stand by terus ya sampai interview nanti”
Apaaaa? Jadi beneran nih? saya langsung gugup. Trus mbok pikir iku lapoo!!!. Ngelindur ta?. Panik, gimana nggak, belum mandi. Masih pakai gamis tidur. Jilbab juga yang slobokan. Untung nggak pakai roll di rambut. Hadew, ke Salon? Mana sempet.
Selama stand by nungguin jam interview, Shah Jahan sudah sudah balik ke apartemen. Lihat saya yang senyum senyum sendiri, dia trus tanya
“So, Live interview ?”
“Yes, InsyaAllah ” jawab saya sambil benerin posisi handphone.
“Like this?” Tanya Shah Jahan sambil senyum natap wajah saya hingga ujung kaki. Waaaksssssss sial, saya langsung sadar masih pakai gamis tidur. Plus pakai sandal jepit. Disitu saya tambah panik lagi. Langsung saya ganti jilbab slobokan yang saya pakai dengan jilbab pink kesayangan. Pasang bros juga. Coat musim dingin nyantol di kamar langsung saya sambar. Teteup pakai baju tidur? He eh. Hehehe nggak kelihatan kok ditutupi sama jilbab dan coat. Gubrak! Don’t worry, keliatan formal dan klemis.
Trus wajah saya? Huaaaaaa Lipstick mana lipstick? Kalang kabut cari dimana bedak dan lipstick. Entah kapan terakhir kalinya saya pakai bedak dan liptick. Tahunan deh kayaknya. Bedak nggak nemu atau mungkin saya nggak punya ya ? hahaha. Baiklah tampil polos tanpa bedak. Lipstik ketemu dengan kondisi mengenaskan. Dan mungkin kedaluarsa. Glodak!. Nggak pa pa lah, dipoles dikit biar kelihatan seger, maklum belum mandi. Hasilnya tetep cakep dan kece meski tanpa apapun. Ngelem awak dewe. hahaha
Detik demi detik berlalu. Semakin lama, Jantung saya berpacu semakin cepat. Musim dingin yang menancapkan gigil justru kayak musim panas. Keringetan badan saya. Gugup minta ampun. Huaaaaaa. Tenang. Tenang. Tenang. “Ya Allah, lancarkan semuanya dan buat hati saya tenang” Doa saya dalam hati. Tik tok tik tok tik suara detik jam di dinding malah membuat saya semakin gugup.
“Halooo mbak, ini mbak Mas Aris sama Mbak Alice ya pembawa acaranya”
“Haloo Mbak”
“Kita coba tes suara dulu ya”
“Ok”
Kami kemudian saling sapa di google hangout. Alhamdullilah lancar. Menit dan detik berlalu, saya semakin gugup. Saya whatsapp kakak dirumah. Saya sempatkan juga tlp Ibu di Indonesia. Norak dikit gpp lah, ya.
“Haloo, Assalamualaikum” suara ibu nan jauh di negeri tercinta.
“Waalaikumsalam. Bu, sampeyan kangen aku nggak ?”
Biasanya saya tanya kabar beliau, karena waktu berlalu cepat. Saya langsung to the point.
“Yo, jelas kangen”
Terharu, pingin nangis “Yo wis. InsyaAllah aku tayang Live nang tipi. NET TV. Sampeyan isok nontok wajahku sing ngangenin iki. Iku looo sing biasane nampilin video travelling ku”
“Oh yo? Kebeneran Ibu wis nang ngarep TV iki“
“Yo wis. he eh, Duangakno lancar yo, Bu. Interviewnya cedak jam 11 engkok”
“Yo, tak enteni” saya tutup telpon.
Sambil nunggu saya rapiin jilbab dan coat. Saya senyum senyum norak di kamera sambil melihat ruangan studi NET TV.
Ceritanya gini. Beberapa bulan ini saya beberapa kali kirim video travelling dan juga berbagai moment festival di India ke NET TV. Alhamdullilah, hampir semua videonya tayang di NET. Sehari sebelum interview ini, saya kirim lagi sebuah video. Masih inget postingan berjudul When Dream come true : guling guling diatas salju. Dalam postingan ini saya cerita tentang liburan musim dingin bersama keluarga ke Manali selama tiga hari. Hari pertama saya keliling kota Manali. Hari kedua kami bermain ski diSolang Valley, Alhamdullilah Video bermain ski di Solang Valley sudah tayang sebelumnya di NET TV.
Nah, hari ketiga kami explore kawasan Kullu. Disini kami mendatangi beberapa museum, taman, istana, air terjun, membelah lembah kullu, Rafting di sungai beas dan mendatangi salah satu monastery di Kullu. Selama hari ketiga ini saya ambil foto dan video dikit saja, karena memang ingin (lebih) menikmati momen kebersamaan bersama keluarga.
Sebenarnya saya datang ke Monastry ini secara tidak sengaja. Pak sopir yang mengantarkan kami kesana kemari bertanya apakah saya tertarik melihat monastery. Saya ragu dalam diam, antara mengiyakan atau melihat pemandangan alam saja. Karena saya sudah melihat Tibetan Monastry di jantung kota Manali sebelumnya.
“The Monastery is so huge and beautiful, madam” Pak sopir meyakinkan kami untuk melihat monastery sejenak. Baiklah, kita kesana sebentar saja. Trus lanjut rafting.
Sampai di Monastry saya langsung jatuh hati. Monastery yang dibuka oleh Dalai Lama ke 14 ini membuat hati saya merasa damai. Dhakpo Sherdup Ling Monastry ini dikelilingi oleh bukit dan barisan pegunungan Himalaya. Banyak biksu biksu kecil berwajah Tibet bermain main di pekarangan monastery. Sesekali terdengar suara lonceng berbunyi. Beberapa biksu berpakaian ala Dalai Lama berseliweran kesana kemari. Ada yang membersihkan lonceng, menyalakan dupa. Bener bener damai dan hening terasa dengan pemandangan yang menyegarkan mata. Saya ambil video suasana di Monastery.
Waktu berlalu, video yang saya shootdisimpan cantik dalam hardisk. Sebagai kenang kenangan piknik bersama keluarga. Karena kebanyakan dalam Video ada penampakan si Kecil yang ceria. Nah, ketika menyaksikan NET saya lihat banyak gegap gempita video tentang persiapan imlek. Ramai tentang pernak pernik, makanan dan buah di waktu imlek, dan sebagainya.
Tetiba, saya kepikiran tentang video di Monastery. Apa bisa dikirim ya? pikir saya dalam hati. Saya lihat video satu persatu. Baiklah, video bagus yang nggak banyak narsisnya saya pilih dan edit. Dan saya kirim ke NET dengan judul “mengintip kedamaian di Himalaya”. Jika video lain menayangkan gemerlap imlek, saya menyajikan kehidupan damai para biksu di Monastery.
Alhamdullilah, nggak sampai 24 Jam video itu tayang di NET. Dan diminta interview Live oleh produsernya tentang Monastry dan perjalanan jelajah Himalaya. Dan……Inilah momen saat saya di Interview Live oleh NET TV.
![Interview Live TV Tayang di TV]() |
Add caption |
Alhamdullilah, proses Interview berjalan dengan lancar. Meski saya sempat gugup dan bertanya dalam hati “ jawaban saya tadi nyambung nggak ya dengan pertanyaan pembawa berita”. Hahaha. Ah, sudahlah pengalaman. Interview beberapa menit itu terasa kayak lama sekali. Dag dig ser nya tuh kayak mau ketemu mantan pertama kali.
Saya Whatsapp Produser NET
“Dad dig dug ser”
“Gimana interview saya tadi? nervous”
“Bagus kok Mbak, Terima kasih banyak”
Dan saya dikirimi foto selama proses Interview tadi.
Alhamdullilah wajah saya juga tempil cakep di TV meski tanpa polesan bedak. Setelah interview, rasanya lega. Tapi handphone rame sekali. Cling clong, twing twong. Ternyata email berjejalan dari penggemarblog dan teman teman. Bahkan teman lama banyak yang kontak. “Mbak itu beneran kamu kah?”. “Hai mak nyak, kamu diem diem keren ya sekarang”. “Keren mbak” dan sebagainya. Padahal yang tahu tentang interview ini hanya ibu, kakak dan beberapa teman saja.
Alhamdullilah. Saya tenangkan hati saya untuk tidak terlalu senang, bangga apalagi congkak. Sesekali senyum sendiri membaca semua email yang masuk. Ternyata banyak yang nonton acara di NET TV. Banyak berharap semoga menambah semangat untuk terus berkreasi, bekerja dan menjalani kehidupan sebagai Ibu rumah tangga yang suka mbolang dengan sebaik baiknya. Oh ya, kamu sekalian bisa lho kirim Video Travelling, kuliner dan moment ke NET, caranya klik disini.
Penasaran, jadi pingin tahu reaksi Ibu setelah melihat saya di interview di TV. Saya menelpon beliau. Pikir saya, ibu bakalan bangga. Di elem dan dimanja. Pingin denger aja, biar saya tambah GR *plakkk. Trus Dikasih SIM (Surat izin Mbolang) kemanapun. Alhamdullilah selama beliau memang kasih saya green card mbolang kemana mana asal positif dan bisa jaga diri.
Tut … tut… tut ….suara telpon berdering. Ibu mengangkat telpon, tapi nggak ada suara
“halooo bu, halooo, haloooo” sepi….. tiba tiba terdengar suara
“Zulfa!. Ya Allah nak, pipimu kok tembem seru. Ketok mumpluk pipimu nang kamera. Awakmu kok tambah lemu. Wis ojok tambah lemu, Diet! Diet! Diet!”
Dan ….. Saya terdiam membisu sambil ngemil jajan.
Eniwei, buswayberikut Video Monastry dan eksotisme kota Manali yang tayang di NET TV