Quantcast
Channel: Emak Mbolang
Viewing all 174 articles
Browse latest View live

Oleh oleh khas Kota Jember

$
0
0
Oleh Oleh khas Kota Jember

Perjalanan tak selamanya identik dengan tempat yang Indah dan bercanda dengan sahabat. Adanya kalanya kita melakukan sebuah perjalanan demi menyambung Silaturahmi dengan keluarga jauh. Adakalanya perjalanan ditempuh untuk memberikan belasungkawa, berbagi kesedihan dan juga memberikan semangat kepada mereka yang ditinggalkan.

Begitu pula perjalanan saya kali ini ke Kota Jember, Jawa Timur, untuk berta’ziah ke rumah mbak Ira. Saya mengenal Mbak Ira, ketika mulai aktif menulis cerita perjalanan di Media. Ketika itu salah satu Koran Nasional akan menayangkan artikel saya dua minggu lagi. Sembari menunggu, saya cek artikel siapa yang tayang minggu ini. Nah, tulisan yang tayang minggu itu tulisan mbak Irawati Prillia yang tinggal di 'Inggris'.

Akhirnya saya punya keberanian mencolek beliau di twitter. Selain menulis di Media, Mbak Ira juga seorang blogger dan menuangkan cerita perjalanan bersama keluarga di keluargapelancong.net. Dan dari blog ini saya tahu ternyata tulisan perjalanan mbak Ira sudah tayang di berbagai media. Panjang kayak gerbong kereta India. Dan mbak Ira ini nggak tinggal di Inggris melainkan tinggal di Jerman.

Sejak saat itu saya sering 'mengganggu’ mbak Ira melalui social media dan email karena kami sama sama tinggal di luar negeri. Mbak Ira ini baik banget, selalu menjawab pertanyaan bawel saya tentang travel writer. Alhamdullilah, tahun ini kami bisa bertatap muka. Lebaran tahun ini kami sama sama pulang kampung. Sekaligus piknik bareng ke pulau Menjangan.

Berita duka menyapa, Kedua orang tua  Mbak Ira dipanggil sang maha kuasa. Mbak Ira yang waktu itu sudah balik ke Jerman, pulang lagi ke Indonesia. Saya sendiri masih betah tinggal di Indonesia, belum balik ke India.

Saya berangkat sendiri dari Surabaya malam hari dengan menggunakan kereta api. Tiba di Jember pukul 2 Pagi. Sambil menunggu kedatangan teman teman lainnya yang datang dari Malang, saya habiskan waktu bercengkrama dengan penumpang lain yang menunggu jemputan dan sesekali saya berjalan santai di sekitar stasiun. Waktu subuh, tibalah teman teman datang bersamaan dari Malang, Mbak Rien, Tari, Ihwan beserta keluarganya dan Mbak Dewi bersama kedua anaknya. Bagi saya, ini adalah pertama kalinya saya bertemu dengan Ihwan pemilik blog keluargabiru.comdan juga mbak Dewi, penulis buku serial terkenal anak Kos Dodol.

Setelah menjalankan shalat Shubuh dan Sarapan pagi. Roda kendaraan bergerak menuju rumah Mbak Ira. Sesampainya disana kami berbincang banyak hal. Mengingat Jadwal kereta dan penerbangan kami yang berbeda beda, setelah 4 jam bercengkrama kami putuskan kembali Pulang ke kota masing masing. Bersama mbak Ira, kami mampir ke salah satu toko oleh oleh di Jember yang berada di Jalan Gajah Mada. Deretan toko memenuhi Jalan yang terkenal sebagai pusat mencari oleh oleh khas kota Jember. Berikut Oleh oleh Khas  Jember yang bisa menjadi pilihan buat keluarga, teman atau tetangga.

Tape dan Aneka olahan Tape
Tape Besek Jember ini memiliki kesamaan rasa dengan tape Bondowoso. Memang letak kedua kota tersebut berdampingan. Tape Besek ini adalah tipikal tape singkong yang dijual dalam besek. Bisa tahan hingga 3 hari. Rasanya sedikit masam dan legit tapi nggak neg. Saya sendiri lebih suka tape yang masih setengah jadi, jadi tapenya masih agak sedikit keras.

Suwar Suwir ini menjadi kebanggaan dari kota Jember. Suwar Suwir ini sekilas mirip dengan dodol, hanya saja teksturnya lebih keras. Suwar suwir ini terbuat dari tape singkong dan gula Jadi rasanya manis. Dulu, zaman saya sering mbolang ke Daerah Timur pulau Jawa bersama Ayah, Suwar Suwir ini memiliki rasa sirsak saja. Sekarang suwar suwri dibuat dengan aneka rasa., ada rasa nanas, strawberry, coklat, durian dan sebagainya.

Selain Suwar Suwir ada juga aneka olahan Tape lainnya seperti Dodol Tape, Prol Tape, Bakpia Tape dan Brownies Tape. Saya dan ibu paling suka dengan Prol Tape karena menghadirkan kombinasi rasa tape sedikit masam, gurih dan manis karena prol tapenya ditaburi dengan kismis coklat dan parutan keju.

Oleh Oleh Khas kota Jember
Prol Tape bertabur Keju

Oleh Oleh Khas kota Jember
Suwar Suwir

Oleh Oleh Khas kota Jember
Tape besek


Kedelai Edamame dan Aneka olahannya
Edamame atau  kedelai Jepang ini tumbuh subur di Daerah Jember karena memiliki kontur tanah yang pas. Bibitnya diimpor langsung dari Jepang dan hasil panenyapun di eksport ke Jepang. Orang Indonesia sendiri jarang mengkonsumsi edamame.

Edamame dijual dalam dalam bentuk frozen. Pagi pagi ketika saya menunggu teman teman dari Malang datang, banyak sekali penumpang membawa rozen edamame ini dalam kardus khusus. Selain dijual fresh, Edamame juga diolah menjadi hidangan yang sehat dan nikmat seperti cake Edamame dan Bakpia Edamame.

Oleh Oleh Khas kota Jember
Pia Edamame dan Prol Tape


Ada kripik tahu, aneka kripik buah, kripik ikan, kripik paruh dan masih banyak lagi.

Oleh Oleh Khas kota Jember


Sebenarnya ada satu lagi oleh oleh wajib bawa ketika berkunjung ke Jember yakni Buah Naga. Selain Edamame, Buah Naga juga tumbuh subur di kota Jember. Perkebunan Buah Naga ini bisa kita lihat selama perjalanan menuju Jember hingga Banyuwangi. Waktu datang kemari, Buah Naga belum memasuki masa panen.

Setelah mencari oleh oleh, Saya dan Mbak Ira berpisah dengan teman teman yang balik ke Malang. Dan melanjutkan ke kota masing masing Jakarta dan Semarang. Sedangkan saya dan Mbak Ira menghabiskan waktu berbincang di Stasiun Jember hingga kereta menuju Surabaya datang.

Meneguk Kesegaran dan Keriaan di Ciputra Waterpark

$
0
0
Waterpark Di Surabaya

Waterpark terbesar di Indonesia ini menawarkan berbagai wahana permainan yang mengasyikkan

Kemarau di Indonesia tahun ini lumayan panjang. Sejak saya pulang hingga sekarang, jangankan hujan, mendung saja tidak sudi menyapa (mungkin terlalu banyak dosa). Ditambah lagi balada kabut asap disebagian wilayah Indonesa. Lumayan bikin gerah dan panas. 

Hal ini  semakin sangat berat dirasa oleh mereka yang  beraktiftas diluaran rumah. Baik yang bekerja, bermain atau sekedar jalan. Termasuk si kecil Najin, sejak di Indonesia dia lebih suka bermain di luar rumah ketimbang main game dirumah. Selain karena banyak teman, alasan lainnya karena lingkungan di Indonesia lebih bersih ketimbang India yang terkenal jorok dan kotor.

Melihatnya berpeluh peluh keringat setiap kali bermain diluar, terpikir oleh saya untuk mengajaknya beraktivitas bersama diluar rumah dengan nuansa berbeda. Mencari kesegaran. Kolam renang menjadi pilihan. Tapi kolam renang di kawasan kota Gresik hanya untuk berenang tanpa ada fasilitas bermain. Akhirnya, pilihan saya jatuh di Ciputra Waterpak Surabaya. Meski jaraknya lumayan jauh, nggak pa pa lah yang penting dia bisa bermain dalam balutan kesegaran.

Kami berangkat bertiga ke Surabaya, saya ajak Ibu sekalian. Sempat tersesat dijalan. Karena sudah lama sekali tidak mengunjungi Ciputra Water park  yang berada di kawasan Singapore of Surabaya, Citraland. Masuk wilayah Surabaya barat, saat ini sudah dipenuhi dengan perumahan baru. Dulu sepi banget.

Harga Tiket Masuk Ciputra Water park sebesar Rp. 80.000 (Weekend). Untuk Ibu saya berusia lebih dari 60 tahun, tidak dikenakan tiket masuk alias Gratis. Harga tiket masuk ini sudah termasuk nonton film teather 5D. Sistem pembayaran menggunakan smart card sebagai ganti uang tunai. Hal ini mempermudah transaksi, biar nggak ribet dengan  buka tutup dompet.

Setelah ganti dengan baju renang. Najin langsung kegirangan. Sementara saya masih merapikan pakaian dan membuat ibu nyaman, Najin  langsung masuk kolam renang sendiri. Saking pedenya dia lupa belum lihai berenang. Alhasil dia gelagapan. Saya kaget bukan kepalang. Untunglah dia bisa ngendalikan diri dan kolamnya nggak seberapa dalam.

Pedenya minta ampun, nggak mau saya temenin selama bermain. Maunya berenang sesuka hati. Apalagi lihat beberapa pengunjung seusia dia  berenang sendirian. Gengsi gitu, lho. Daripada saya selalu khawatir dan dianya bisa bebas berekspresi, saya sewakan jaket pelampung khusus anak anak. Aman, terserah dia mau ngapain. Saya bisa bersantai ngobrol sama ibu sesekali memperhatikan dan bermain sama dia.

Sebenarnya nggak perlu kawatir juga, ya. Pertama kolamnya nggak terlalu dalam, hanya sepatas pinggang. Bahkan sebagain tempat hanya selutut. Ditambah lagi dengan life guard yang menjaga keamanan tiap wahana. Sayang, nggak ada life guard kayak di film Baywatch. hehehe

Dulu, Ciputra Waterpark ini adalah waterpark terbesar di Indonesia. Entah untuk saat ini karena banyak sekali waterpark baru di Indonesia. Sejak pembukaan hingga sekarang, wahana permainan di Ciputra Waterpark tidak banyak berubah. Ada Wahana rock Tower, permainan menantang Andrenalin dengan meluncur dari ketinggian 15 meter. Sayang, waktu datang kemarin  wahana rock tower sedang dalam perbaikan.

Wahana Simbad, seluncuran dalam jarak tidak seberapa tinggi dan diguyur dengan air dari timba berukuran jumbo. Untuk wahana Sinbad ini dihubungkan dengan jembatan goyang. Tiap kali lewat kesini, saya selalu godain Najin, sampai dia teriak teriak takut sambil tertawa juga. Wahana lain yang ditawarkan Syyracuse Beach dengan gelombang laut buatan, Marina Lagoon dan Chimera Pool. Permainan paling santai dan mendayu adalah menyusuri Syren river dengan tiduran diatas tube mengelilingi keseluruhan wahana di Waterpark. 

Ciputra Waterpark Surabaya

Tempat wisata yang harus dikunjungi di Surabaya
Syyracuse beach dengan gelombang buatan

tiket masuk waterpark Surabaya
Main main sendiri lebih asyik dan bebas

Wisatan keren di Surabaya
Tempat makan terbuka dan teduh

Waterpark
Pakai Jaket pelampung biar aman

Permainan seru di waterpark
Syren River

tempat asyik di Surabaya
Love you mom and son 
Seharian penuh kami bermain. Mulai jam 10 pagi sampai jam 4 sore. Nggak perlu kawatir dengan kewajiban beribadah, Ciputra water park menyediakan Musholla untuk menjalankan Shalat.  Ada food stall yang menyediakan aneka makanan dengan harga bersahabat. Tersedia tempat makan terbuka dipayungi rimbun pepohonan. Berdasarkan pengalaman, tips dari saya untuk menghindari panas yang menyengat sebaiknya datang sekitar pukul 2 hingga sore hari, jangan khawatir, tutupnya jam 19.00. 

Tempat fasilitas mandi juga banyak dan besar. Sayangnya, beberapa pintu rusak. Showernya juga nggak jalan. Sebelum beranjak pulang, saya membeli foto kebersamaan kami berdua yang diambil candidoleh staf foto. Ya Allah, saya terharu, fotonya cakep cakep secakep orangnya. Foto candidnya mengekspresikan keceriaan kami berdua.

Nah, saking capeknya bermain air seharian, Najin langsung tidur di kursi. Kepalanya ditaruh ke meja berbantalkan tangan. Sementara air liur meluncur deras. Hehehe

Baju Renangku Robek Ditengah Lautan

$
0
0
Pulau Menjangan Bali

“Sejak aku nyamperin dibawah laut tadi, baju renang sampeyan sudah robek” ucap si guide. Duh! Malunya luar biasa

Bulan Agustus yang lalu saya bersama sahabat mengadakan trip bareng ke pulau Menjangan. Pulau yang berada di Bali barat ini terkenal akan keindahan Surga bawah lautnya. Saya membawa baju renang favourit yang selalu setia menemani saya menjelajahi alam bawah laut Indonesia.

Seperti biasa, baju renang muslimah saya tutupi dengan baju gamis selama masih dalam perjalanan menuju spot snorkeling pulau Menjangan. Sesampainya disana, saya segera membuka baju gamis dan mengenakan baju renang muslimah saja. Dan berenang menatap susunan keindahan terumbu karang dikerumuni ikan warna warni.

Hari itu angin begitu kencang, badan saya terombang ambing dalam gerakan lincah sang gelombang. Beberapa kali alat bantu nafas snorkelkemasukan air laut.  Membuat mulut saya penuh dengan air dan tersedak, beberapa kali pula saya harus tarik nafas dan membersihkan snorkel.

Diantara kesibukan menatap keindahahn bawah laut, saya merasakan salah satu kaki terasa begitu dingin. Terasa seolah sebuah arus aliran air membelai kulit. Saya abaikan. Sesekali terasa seperti ada seekor ular mengelus kaki, saya sontak melihat kebelakang. Apalagi saya berenang sendiri. Nggak terlihat teman teman. Syukurlah tidak ada apa apa. Saya terus berenang meski saya merasakan sesuatu yang aneh di kaki saya.

Tetiba tangan dwi, guide kami mengandengan tangan saya, so pasti kaget. Dia bilang saya berenang terlalu jauh dan terpisah dengan teman teman lain. Dengan baik Dwi meminta saya menggegam erat tanganya, karena waktu itu angin bertiup kencang, dia kawatir saya terseret arus. Meminta saya untuk tetap tenang dan menjaga nafas, kami lanjutkan snorkeling menikmati alam bawah laut Pulau Menjangan yang berada di Spot satu. Cukup puas, kami bergegas kembali ke kapal apalagi gerak gelombang semakin menggila.

Sesampainya di kapal, Dwi membantu melepaskan Fin. Saya naik tangga duluan. Sementara Dwi masih dibawah. Ketika kaki saya menapaki tangga kapal tetiba Dwi nyeletuk. “ mbak baju renangmu sobek” teriak  guidedengan bahasa jawa medok.  “Apa”???  Kaget. 

Seketika wajah saya bersemu merah muda, merah, hijau, kuning entahlah. Otomatis saya melayangkan pandangan menuju kaki saya. Ladalah, baju renangku sobek disalah satu bagian kaki hingga ke pangkal paha. Sementara Dwi  saya berjenis kelamin laki laki berada tepat dibawah tangga. “Sejak aku nyamperin dibawah laut tadi, baju renang sampeyan sudah robek” tambahnya. Duh! Malunya luar biasa.

Saya bergegas duduk diatas kapal. Untungnya saya menggunakan baju renang muslimah, jadi separuh paha saya masih tertutup oleh renda, tapi tetep saja kaki dan separuh paha saya yang mulus masih “telanjang”. Karena saya gendut, Jika dilihat sekilas nampak seperti baju robek si Hulk. He.. he .. he

Saya duduk tersipu malu diantara guide dan kapten kapal yang semuanya berjenis kelamin laki laki. Sementara teman teman (Mbak Rien, Mbak Ira, Mbak Andrie dan Tarie) melongo menyaksikan ‘panorama’ baju renang. “kok bisa sobek gitu?”, “apa kecantol sama terumbu karang?”, “atau ketendang sama ujung Fin?” sederet pertanyaan yang malah bikin saya bingung. Saya sendiri tidak tahu dan bertanya tanya dalam hati. Selama snorkeling baik baik saja. Apa ada Jin nakal dalam lautan? Ya sudahlah. Sudah terjadi, mau gimana lagi. Hiks, saya hanya duduk seperti orang linglung kehilangan duit semilyar.

Melihat celana jeans Mbak Ira saya langsung berucap “Mbak saya bisa pinjam celana jeansnya  nggak?” tanya saya memelas. Kebetulan dia membawa celana jeans. “Pakai aja nggak apa apa, biar kamu bisa terus berenang bersama kita”. Tanpa pikir panjang, saya segera mengenakan celana jeansnya. Ndelalah, kok saya nggak kepikiran, ya, ukuran badan saya dua kali lipat dari badan Mbak Ira. Duh, Sial!, celana jeansnya kagak muat, terasa mencekik paha. Dan hanya sampe separuh paha saja. Nasib.Nasib.

Dasar sial nasib saya hari itu, sudah jatuh ketimpa tangga pula. Selanjutnya dalam perjalanan menuju spot snorkeling kedua tetiba perut saya berontak. Benar saja, sepanjang perjalanan saya huekhuek nggak karuan, memuntahkan seluruh isi perut. Saya masuk angin, gimana nggak, lhawong saya berenang dengan kondisi baju renang robek diantara ganasnya gelombang lautan.

Lemes, kikuk, malu dan bingung harus gimana. Saya hanya bisa menahan celana jeans mbak Ira dengan tangan, berusaha menutupi paha mulus saya. Sementara angin berembus semakin kencang membuat kapal kami meloncat loncat diantara ombak biru yang dalam.

Tibalah kami di spot kedua, saya hanya tertegun mematung menatap salah satu teman nyebur ke laut. Di spot kedua ini hanya mbak Andri snorkeling, lainnya menunggu kapal. Rasanya pingin nangis nggak bisa nyemplung. Apalagi spot kedua ini adalah spot idola  wisatawan yang membentuk seperti sebuah cekungan, menyelam didalamnya seperti menatap dinding dipenuhi terumbu karang. Sementara saya hanya duduk terdiam kedinginan. Nasib!

Matahari kian meninggi, acara selanjutnya menjelajah daratan pulau menjangan. Dan saya memutuskan memakai baju gamis. Kami melnajutkan turun di Pulau menjangan untuk makan siang. Lanjut jelajah Pulau plus photo shoot. Duileh bahasanya, photo shoot, brasa jadi model. Setelah narsis sana sini kami putuskan kembali mengarungi Samudra menjelajah spot snorkeling yang terakhir.

Sampai di spot ketiga, teman dan guide mulai meracuni pikiran saya dengan cerita susunan terumbu karang yang keren dengan jarak yang begitu dekat. Ikannya juga lebih bervariasi. Duh! Gusti aku harus gimana, celetuk saya dalam hati. Apalagi sejak tinggal senegara (nggak serumah) dengan Amir Khan, saya nggak snorkeling. Kangen juga dengan dunia bawah laut negeri sendiri.

Daripada kedinginan diatas kapal, mengutuki nasib mending nyemplung. Tanpa pikir panjang dan byurrrr…. saya masuk ke lautan dalam keadaan masih menggunakan gamis. Saya mencoba menggerakkan kaki. Terasa bebas. Meski kaki saya tak bisa bergerak sebebas mengenakan baju renang. Nggak nyingkap juga gamisnya. Ternyata asyik juga, ya, berenang dengan menggunakan Gamis Syar’i.

Snorkeling dengan gamis Syar'i
Byurrrr .... awas Ikan paus mau lewat :)

Tetap Syar'i meski Snorkelling
narsis dengan Gamis

Snorkling dengan Gamis
Snorkling cantik dengan menggunakan Gamis Cantik

Menatap kedalam laut, Wah, kece kece lagi terumbu karangnya membentuk kayak tera siring sawah. Banyak ikan berkeliaran kesana kemari. Sesekali saya mengawasi gamis saya. Takut kecantol terumbu karang. Pernah, waktu snorkeling di Karimun Jawa, baju renang yang sama kecantol terumbu karang. Paniknya sampe kayak orang kelelep.

Pengalaman bagi saya pribadi, ternyata bisa kok berenang dengan menggunakan baju Gamis. Kalau ada muslimah yang pingin tetap bergamis ketika snorkeling, boleh dicoba. Tips dari saya, pilih gamis dengan bawahan yang agak melebar, jadi kaki bisa bergerak leluasa. Selalu ada makna dan cerita manis dalam perjalanan.

Menantang Andrenalin di Kedung Tumpang

$
0
0
Tulung Agung

Racikan alam di pesisir pantai selatan berupa gulungan ombak yang dahsyat menyapu bebatuan karang menghidangkan kolam  alami nan cantik.

Pagi merekah di ufuk Timur ketika kami sampai di Desa Pucanglaban, Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulung Agung. Berbatasan dengan kabupaten Blitar. Setelah semalaman membelah jalanan sejauh 150 KM dari kota Surabaya. Melewati jalanan menanjak dan berkelok menggapai perbukitan yang dikerumuni pepohonan tinggi menjulang dalam balutan kabut tebal.

Meski cenderung masih pagi dan sedikit gelap, suasana desa diujung perbukitan ini sudah riuh oleh obrolan para pengunjung yang didominasi anak muda. Sebagian pengunjung bahkan bermalam disini. Tempat parkir sudah penuh dengan mobil bertipe SUV dan bus mini. Kebanyakan dari mereka datang dari kota Surabaya dan sekitarnya.

Kedung Tumpang Tulung Agung

Dahulunya pantai yang dikenal dengan Kedung Tumpang ini hanyalah tempat yang digunakan warga  setempat untuk memancing. Daya tarik kolam alami berupa ceruk ceruk berisi air diatas bebatuan karang yang berada tepat di bibir pantai membuatnya ramai dikunjungi wisatawan sejak 2 bulan yang lalu. Foto keunikannya tersebar begitu cepat melalui sosial media. Diakhir pekan pungunjung membludak hingga mencapai ribuan meski pantai yang terbilang masih perawan ini memiliki akses jalan yang cukup menguras tenaga.

Sampai di tempat parkir, kami berhenti sejenak untuk beristirahat. Perjalanan berlanjut dengan berjalan kaki sejauh 4 KM menapaki jalan setapak yang hanya bisa dilewati oleh sepeda motor.  Jasa ojek tersedia dengan merogoh kocek Rp. 15.000 sekali jalan. Melewati gundukan perbukitan yang landai dipenuhi dengan perkebunan. Menawarkan panorama halimun pagi mengayomi baris perbukitan manghadirkan suasana yang tenang berbalut mistik.

Perjalanan kami tehenti di sebuah bukit dengan deretan warung sederhana beratapkan terpal dengan tiang seadanya. Lokasinya menyebar, ada yang berjualan disekitar tempat parkir dan ada yang menjual di sekitar perkebunan yang digunakan sebagai akses jalan menuju bibir pantai. Kebanyakan mereka menjual makanan dan minuman juga sandal jepit.
Medan menuju bibir pantai sangat curam dan berat. Menguras tenaga dan juga harus ektra hati hati. Terdapat dua akses jalan menuju bibir pantai, melalui jalur kiri dan kanan. Keduanya berupa jalan setapak dengan rimbun pepohonan.

Kami memilih karena Jalur kiri karena lebih landai dan relative lebih mudah tapi harus menempuh jarak lebih panjang yakni sekitar 400 meter. Pertama, kami menapaki jalan setapak menurun dengan kemiringan 30 derajat diantara perkebunan singkong, jagung dan Pisang. Dimusim kemarau, tanah menjadi kering membentuk butiran butiran kecil yang membuat kaki mudah terpeleset.

Kemudian mendekati bibir pantai jalanan bertambah terjal dengan kemiringan 45 derajat. Jalan sempit yang hanya bisa dilalui satu orang saja dengan undakan sederhana dari tanah. Terkadang gundukan batu menyembul dari balik tanah membuat kami merangkak untuk melaluinya. Terdapat tali tampar yang dikaitkan di pepohonan yang memudahkan untuk berpegangan.

Jalan Menuju kedung Tumpang

kedung Tumpang


Undakan tanah dan tali tampar ini dibuat atas inisiatif warga setempat untuk memudahkan wisatawan menuju bibir pantai. Bayangkan saja, diatas jalanan terjal dengan kemiringan 45 derajat kita harus mengantri dengan pengunjung lainnya. Salah langkah, bisa terjatuh dan menimpa pengunjung lainnya dan dilahap jurang yang berujung bebatuan karang. Kaki saya gemetar ketika terpeleset melewati tanah kering bergeragal. Ketegangan semakin bertambah dengan  dentungan suara ombak memecah dengan ganasnya.

Sejatinya, Kedung Tumpang bukanlah pantai seperti pada umumnya, dimana garis bibirnya dipenuhi dengan hamparan pasir. Ketika kami sampai yang tersuguh adalah orkhestra alam berupa tebing dengan hamparan bebatuan karang yang tersusun sehingga dikenal sebagai Tumpang, sedangkan Kedung sendiri berarti ceruk yang berisi dengan air.

Kedung Tumpang diapit oleh dua pantai, yaitu Pantai Molang dan pantai Lumbung di sayap Timur serta Pantai Glogok di sayap Barat. Berbeda dengan Kedung Tumpang yang terjal dengan hamparan bebatuan karang, Pantai Molang dan Lumbung relative lebih landai, mamanjang dengan hamparan pasir, ombak pantai Molang menawarkan gulungan ombak yang tinggi, sangat cocok bagi mereka pecinta olahraga berselancar.

Menebar pandang jauh ke depan tampak hamparan Samudra Hindia menghantarkan gelombang yang kuat menghantam bebatuan karang dimana kami berpijak. Berwarna biru kehijaun.Tebing bebatuan menjorok kelautan sehingga nampak bagaikan sebuah teluk kecil. Suara dentingan ombak menggema, menghantarkan semburat busa dilangit langit yang membuat baju kami basah. Payung langit biru bergaris awan putih menjadi pelengkap panorama keindahan yang ditawarkan.

Untuk menuju kolam alami kami harus berjalan lagi sejauh 100 meter melewati bebatuan karang yang terjal dan naik turun. Sesekali ombak datang menyapa menampari bebatuan. Tinggi ombak disini tidak dapat diprediksi, terkadang rendah bahkan hingga setinggi 10 meter. Beberapa penjaga membunyikan peluit panjang pertanda gelombang tinggi datang. Meminta para pengunjung menjauh dari bibir pantai dan bergegas menuju batu karang yang lebih tinggi.

Benar saja, dari kejauhan nampak gulungan ombak yang tinggi dan memanjang. Merinding. Detak jantung terdengar begitu jelas seiring dekatnya ombak. Saya bergegas menuju batu dan berpegangan erat, meski sudah berada didataran tinggi tetap saja semburat air laut menyapa punggung. Menegangkan!

kedung Tumpang

Wisata Jawa Timur

Pantai Keren di Indonesia


Sesaat, penjaga meminta kami berhenti sejenak menunggu hingga ombak tenang dan bisa melanjutkan perjalanan. Bergidik ngiri ketika melihat sapuan ombak yang menyeret segala yang diterpanya. Lanjut lagi dan berhenti, begitu seterusnya.Terkadang kami harus gegas melewati bebatuan yang landai. Bahkan harus merangkak menaiki bebatuan yang terjal dan licin.

“Ayo mbak cepat bergerak, air akan semakin pasang ketika mendekati jam 9” ucap bapak penjaga. Jika tidak lekas bergerak, kami bisa terjebak dan diterjang ombak. Balik lagi maupun terus menuju kedung akan dihadapkan dengan ombak. Sedangkan dibelakang kami tebing tinggi yang tidak mungkin untuk didaki.  

Alhamdullilah, akhirnya kami sampai di kolam alami yang menjadi ikon Kedung Tumpang. Dengan pengorbanan sandal kami jebol. Kolam kolam yang berada tepat dibibir pantai ini memiliki bentuk tidak beraturan. Ada yang bulat, lonjong, semua berdampingan satu dengan yang lainnya. Kedalamannya juga berbeda satu dengan yang lainnya. Kolamnya jernih nampak lebih natural apalagi bebatuan disekelilingnya dibalut lumut hijau.

Kolam kolam disini terbentuk akibat kikisan ombak yang menghantam bebatuan karang selama bertahun tahun. Warnanya yang indah dan masih belum tersentuh oleh banyak tangan manusia menjadi alasan wisatawan datang kemari. Sayang sekali, ketika kami datang, tidak diperbolehkan berenang didalam kolam karena deburan ombak  terus menerus datang menyapu kolam.

Bau akik alami paling banyak diminati


Disini terdapat beberapa pedagang menjual minuman. Bahkan penjual batu akik cantik yang didapat dari sekitar pantai. Puas bersantai menikmati deru ombak kami kembali dengan melewati jalur kanan yang menanjak, terjal dan curam. Mendaki bukit dengan mengandalkan tali tampar dan kekuatan tangan. Seru! Kenikmatan ini kami akhiri dengan menyesap kesegaran es kelapa muda dengan suguhan alam pantai Lumbung.

Tips
  • Persiapkan energi yang cukup
  • Gunakan sandal atau sepatu trekking
  • Datanglah pagi hari untuk dapat berenang di kolam alami
  • Menjauhlah dari bibir pantai demi keselamatan
  • Bawalah sampah anda kembali agar kebersihan dan keindahan Kedung Tumpang tetap terjaga




Kecantikan Danau Tiga Warna di Phutuk Krebet

$
0
0
Phutuk Krebet Tulung Agung

Alam tak pernah berhenti menyuguhkan keindahannya meski manusia  mengexploitasinya

Cinta bertepuk sebelah tangan. Istilah ini tepat sekali menggambarkan antara Alam dan Manusia. Betapa besar nafsu manusia mengexploitasi keindahannya. Alam tak pernah berhenti mencintai manusia. Terus memenuhi kebutuhan pun tak berhenti menebar keindahan meski tangan kita telah merusaknya.

Ibarat seorang gadis perawan ditangan lelaki pengeruk nafsu. Direbut keperawanannya. Dan diperdagangankan untuk mengeruk pundi pundi uang. Sang Gadis tak pernah membantah dan menjalani apa yang sudah ia sebut sebagai ‘nasib’. Bahkan terus memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada lelaki yang dicintainya. Meski hancur, sang gadis terus memberikan senyum manis dan melayani dengan sebaik baiknya. Berharap suatu saat lelaki itu suatu saat memberikan cinta yang sama kepadanya.

Alam dicipta untuk kebutuhan manusia. Kita memanfaatkannya. Sudah tugas kita menjaga dan melestarikannya. Tapi tak semudah berkata, ketika dollar dihadapan mata. Alam terus dikeruk dan diambil manfaatnya kemudian ditinggalkan begitu saja. Menyisakan tanah gersang, lubang menganga. Meski tak terurus, seiring berjalannya waktu, alam menebar keindahannya lagi.

Tak hanya di Belitung yang memiliki danau besar dan Indah akibat aktifitas penambangan bertahun tahun. Di beberapa tempat di Indonesia, lahan lahan sisa penambangan menjelma menjadi tempat wisata.  Salah satunya Phutuk Krebet yang berada di Bukit Phutuk Krebet, Desa Panggunguni, Kecamatan Pucanglabang, Kabupaten Tulung Agung. Berbatasan dengan kanupaten Blitar. Sisa galian tambang timah  yang membentuk sebuah lubang yang dalam dan menjadi tadah air hujan. Bertahun tahun diterpa hujan terus menerus kemudian bermertamorfosis menjadi danau yang menyuguhkan warna air yang tak biasa.

Ada yang berwarna biru tosca, mengingatkan saya akan telaga warna Dieng. Ada yang hijau sekali seperti lumut. Dan lainnya berwarna hijau kehitaman, juga mengingatkan saya akan telaga warna yang dilihat dari sisi lainnya. Perbedaan warna ini diakibatkan kandungan sulfur atau bahan kimiawi  alami yang dihasilkan oleh lahan tambang.

Lebar danau pun tergantung musim. Kalau musim hujan, danau lebar sekali. Sedangkan musim kemarau danau menjadi lebih kecil, tapi lebih bening. Waktu saya datang kemari bertepatan dengan musim kemarau panjang, jadi danau mengecil. Sebagian danau dikelilingi tebing tebing batu vertical berwarna kecoklatan berdegradasi putih. Nampak begitu kontras dengan warna danau.

Pesona Indonesia

Phutuk Krebet

Wisata keren Jawa Timur

Phutuk Krebet

Phutuk Krebetbukan satu satunya wisata tambang yang saya kunjungi. Sudah empat kali ini saya bertandang ke tempat wisata yang notabene adalah bekas galian tambang. Pertama kali ketika saya mengunjungi Bukit Kapur yang berada di Sumenep, Madura.  Yang kedua di Bukit Jamur, Gresik, Jawa Timur dan yang kedua Asolla Bhatti Lake yang berada di Delhi, India.

Perjalanan melihat warna warni danau di Phutuk Krebet ini adalah ‘bonus’ wisata Kedung Tumpang. Kebetulan letaknya berdekatan. Saya pergi kesana bersama Agus. Teman mbolangdengan motor dulu yang kini sibuk dengan open tripnya. Dalam perjalanan ini saya mengikuti salah satu open tripnya.

Jadilah saya pergi bareng bersama teman teman baru lainnya. Nah, sampai di Kedung Tumpang, ketambahan salah satu teman Agus lagi yang sedang jalan jalan bersama putranya, umurnya sekitar 8 tahun. Saya lupa nama si mbak dan anaknya. Setelah dari Kedung Tumpang, kami bersama sama mengunjungi Phutuk Krebet.

Mendekati area lahan pertambangan, panas terasa. Kering dan gersang. Rumah penduduk juga jarang jarang. Pohon kelapa dan jajaran pohon Jati mendominasi. Tanah berdebu dengan tekstur berbatu. Berwarna putih kecoklatan. Dipenuhi dengan batuan kerikil. Jalan harus berhati hati, salah langkah bisa terpeleset.  Bisa bisa masuk danau, karena danau ini tanpa pagar pengaman.  

Seperti kebanyakan lahan pertambangan lainnya, dimana ada lubang menganga dan dikelilingi  timbunan tanah hinga membentuk gundukan. Nah, gundukan tanah galian ini  berbentuk kerucut nampak bagaikan bukit kecil.

Phutuk Krebet
Si anak yang nekat menuju puncak Bukit sendiri

Phutuk Krebet Tulung Agung
Pohon jati disekitar Phutuk Krebet

Putranya si Mbak ini aktif sekali. Tiba tiba lari, naik bukit sendirian. Hilang. Eh, tiba tiba mendekati sudah berada di bibir Danau. Nekad, tanpa rasa takut sama sekali. Saya yang sibuk membidikkan foto jadi  khawatir sendiri. Karena tekstur tanah berkerikil, mudah terpeleset. Bagaimana kalau jatuh dan masuk danau. Jadilah, saya sering teriak teriak untuk mengingatkan si kecil tidak terlalu dekat.

Untung saja, selain sehat, aktif, anak si mbak ini memakai sandal gunung, jadi cengkaraman sandal lebih kuat dan tidak mudah terpeleset. Tapi tetep harus hati hati.  Melihatnya yang terus berlari kesana kemari saya jadi teringat Najin dirumah, sama aktifnya. Kalau diajak jalan jalan pasti lari kesana kemari.

Tips dari saya kalau datang ke Phutuk Krebet yakni pakai sandal gunung yang kuat. Jangan lupa oleskan sunblok ke wajah, meski dikelilingi hutan jati tapi lahan tambang terasa panas dan terik. Gunakan kaca mata hitam biar nggak silau. Pakai masker kalau tidak tahan dengan debu. Trus minum yang banyak juga untuk menghindari dehidrasi. Lagian, di areal pertambangan tidak ada penjual makanan dan minuman.

Selesai mengunjungi Phutuk Krebet, terbesit dalam hati saya. Betapa alam tak pernah berhenti menebar keindahan meski kita telah menjamah dan merusaknya. Tak hanya cinta sesaat yang cukup mencitai diri kita saja, Kelak alam juga memberikan cinta yang sama kepada anak cucu kita. Ada baiknya kita memberikan cinta yang sama kepada Alam. #selfreminder

Letupan Kelezatan Nasi Gurih Ayam Lodho

$
0
0
Nasi Gurih Ayam Lodho Khas Tulungagung

Kelezatan ayam kampung bakar dalam balutan kuah santan kental

Saya sudah kasih maklumat. Pokoknya setelah mbolangdari Kedung Tumpang dan Puthuk Krebet, harus nikmati makanan lokal yakni Nasi Gurih Ayam Lodho. Bukan Ayam Londo apalagi ayam kampus. Agus yang mengatur trip ke Tulung Agung mengiyakan. Apalagi dia tahu salah satu restoran yang menjual Nasi Gurih Ayam Lodho yang enak.

Setelah selesai Trip, kendaran bergerak meninggalkan kota Tulungagung. Duh, hati saya jadi gundah. Kupikir mungkin dia lupa. Baiklah, mending lanjut tidur dalam mobil. Sesampainya di Kota Blitar, salah satu teman yang ngetrip bersama anaknya turun dari kendaraan. Rumahnya memang di Blitar. Kemudian disusul teman yang lain yang turun di Kediri. Laaa, terus  kapan makan nasi Lodhonya?

Ahhh, mending lanjut tidur daripada galau. Tak berselang lama, kendaraan kami berhenti di salah satu depot yang berada di kota Kediri. Namanya depot Enna. Keluar dari ke kendaraan, Agus bilang mereka meyediakan Nasi Ayam Lodho yang enak.

Saya memesan Nasi Gurih Ayam Lodho. Teman teman lainnya ada yang memesan Botok dan Soup Balungan sapi. Memang, depot Enna tak hanya menyajikan Nasi Ayam Lodho saja, juga beberapa menu lainnya seperti Sop Jamur, aneka Botok, Pecel, Ayam Goreng, Empal dan masih banyak menu lainnya. Semua menu terpotret cantik di dinding restoran.

Tak lama kemudian sepotong ayam tersaji dalam mangkok sedang. Potongan ayam lumayan besar hingga nampak menonjol dalam mangkok. Sedangkan kuah kentalnya cukup menenggelamkan sepertiga bagian ayam. Warnanya coklat kalem dengan lapisan hitam nan tipis. Karena ayamnya sebelumnya dibakar terlebih dahulu sebelum dimasak dalam kuah kental. Mengingatkaa saya akan salah satu menu Mughlai yakni Butter Chicken.

 Uap tipis melayang diatas mangkok. Menghantarkan aroma gurih dengan sedikit sensasi aroma “bakar”. Disajikan bersama nasi dan urap urap. Biasanya yang digunakan nasi Uduk, nasi yang dimasak dengan  santan. Makanya sering disebut Nasi Gurih Ayam Lodho.

Nasi Gurih Ayam Lodho


Hmmm, rasanya tak sabar pingin segera melahap. Sepotong ayam tadi saya taruh kedalam piring saji. Saya coba incip kuahnya terlebih dahulu. Rasa super gurih meletup kedalam mulut. Rasa gurih ini tak hanya dihasilkan dari santan tapi juga dari kemiri. Tercipta aneka rasa bumbu alami seperti kencur, merica dan lengkuas. Rasanya menyatu dalam balutan pedas cabe dan merica.

Ayamnya tidak terlalu lunak (agak keras) karena yang digunakan memang ayam kampung. Bumbunya meresap kedalam ayam dengan sensasi rasa bakar. Karena memang  Ayam Lodho ini sebelum dimasak dalam kuah santan yang kental, ayamnya dibakar terlebih dahulu. Jadi tingkat kelezatannya bertambah mantap.

Saya makan lahap sekali sampe piringnya jadi bersih, licin dan tak bersisa. Doyan banget alias doyan mbadok. Satu kekurangannya, tonjokan pedasnya tak terasa di lidah saya. Maklum, pecinta rasa pedas. Seporsi Ayam Lodho dijual dengan harga Rp. 22.000. Sudah kenyang dan puas tentunya. Kalau ke Tulungagung, Trenggalek dan sekitarnya jangan lupa cobain lezatnya Nasi Gurih Ayam Lodho.


Menara Qutub Minar Tayang di NET CJ

$
0
0
Cara mengirim Video di NET CJ

Menara Batu tertinggi di India ini  menjadi salah satu Jejak Islam di India

Hari minggu kemarin kami sekeluarga jalan jalan ke Qutub Minar. Entah, sudah tak terhitung berapa kali kami mengunjungi qutub Minar. Karena masih dalam kota Delhi, tempat tinggal kami saat ini. Menara yang masuk dalam warisan Dunia UNESCO Ini dibangun sejak abad ke 11. Dindingnya dihiasi dengan ukiran lafazh Al – Quran. Selengkapnya tentang Qutub Minar bisa dibaca disini.

Kawasan Qutub minar ini luas sekali, dikelilingi taman berkarpet rumput Hijau. Di Musim dingin, Qutub Minar ini cocok untuk duduk santai menikmati hangat mentari. Ada yang santai duduk (piknik) bersama keluarga. Ada yang leyeh leyeh sambil baca buku. Ada yang belajar Fotografi. Hingga belajar sejarah jejak Kejayaan Islam di India.

Video travelling tayang di TV
Turis Jepang lagi duduk santai,  yang berdiri itu belajar Fotografi,  trus dua gadis india ini lagi ngerumpi

Qutub Minar ini tak pernah sepi dari kunjungan wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Tak heran jika banyak bule duduk santai bersama teman teman. Nah, setiap kali datang kemari Shah Jahan dan Najin mesti sibuk main kejar kejar an. Kadang ngejar tupai dan burung di taman sekitar Qutub Minar. Atau gulat berdua. Seringnya saya dicuekin. Kalau udah gini saya bakalan sibuk menyisir kawasan sendirian sekedar belajar motret, mengambil video Kawasan Qutub Minar. Atau sekedar cuci mata. hehehe

Eniwei, Keesokan harinya (senin) saya edit video Qutub Minar. Pilih Video yang jelas dan bagus. Trus kirim ke NET Media. Alhamdullilah, hari Jumat kemarin tanggal 11 Desember 2015, Video Travelling tayang di NET CJ di NET 10. Berikut Video nya



Tertarik mengirim Video Travelling ke NET CJ, berikut cara mengirim video ke NET CJ
  1. Daftar ke web NET CJ di netcj.co.id
  2. Kamu bakalan dapat Akun member di NET CJ  dan akan digunakan setiap kali upload Video.
  3. Persiapkan Judul Video. Tulis deskripsi video sepanjang 3-4 paragraf. Deskripsi video meliputi unsur 4W + H ( Where, Who, What, When and  How). Sedikit Deskripsi tapi mengena (Makjleb istilahnya). Hindari menjelaskan tempat tersebut secara bertele tele. Ambil poin point penting saja. Pakai Suara? nggak harus. Tapi kalau ada sesi wawancara, sebutkan nama dan siapa dia. 
  4. Upload Video di web NET CJ. Oh ya, panjang Video sekitar 3 menit. Nanti yang tayang di televisi sekitar 1 - 1,5 menit, bakalan diedit oleh pihak NET CJ. Ketika upload video kita akan diminta memasukkan judul, deskripsi dan pilihan jenis liputan video. Ada tentang kuliner, travelling, peristiwa/moment. Dsb.
  5. Setelah Video sukses ter-upload. Duduk cantik dan Tongkrongin NET CJ jam 10 Pagi #NET10 setiap hari. Atau kalau kamu sibuk ngantor atau tinggal di luar negeri bisa pantengin TL twitter @NET_CJ.
  6. Jika Video kamu tayang di NET kamu akan lihat melalui Tweet seperti foto paling atas di postingan ini. Dan kamu juga bakalan dapat email konfirmasi  bahwa video kamu telah tayang. Horeeee
  7. Nunggu Tayang berapa lama? Tidak pasti. Biasanya kalau video moment, cepat sekali tayangnya. Kayak Video Festival Diwali di India, nggak sampai 24 Jam sudah tayang. Kalau Video Kuliner tentang masakan Mughlai, nunggu 3 hari. Trus Video Qutub Minar ini, menunggu 4 hari saja. Nggak lama kan ?
  8. Dapat Honor? Alhamdullilah dapat. Beda Negara/Benua dan Peristiwa bakalan dapat honor yang berbeda pula. Lumayan buat jalan jalan lagi.
  9. Fyi, Persiapkan scan KTP (Passport), scan buku tabungan dan Scan kartu NPWP buat honor nanti.
  10. Berdoa dan Do your best.

Gimana? Siap Video tarvelling ditonton orang se Indonesia ? Yukkk buruan kirim.

Terpaku Megahnya Kota Hantu

$
0
0
Fatehpur Sikri Palacae or Ghost Town

Kota Hantu yang berada di Kota Agra, India justru mengundang detak kagum dengan kemegahan arsitekturnya.

Mentari merekah di ufuk timurketika kami sampai di kota Agra, propinsi Uttar Pradesh, India. Setelah 3 jam lamanya berkendara membelah jalanan yang masih gelap buta dari Kota Delhi. Taj Mahal nan melegenda dan Istana merah Agra menjadi tujuan kami sebelum berangkat menuju kota hantu.

Kota Hantu berjarak sekitar 37 KM dari Taj Mahal,berada diujung perbatasan kota berpadang pasir, Rajasthan. Kami datang diawal musim panas,tapi panasnya benar benar memaksa kami meneguk air dingin terus menerus. Bahkan kami tak merasakan dinginnya AC dalam mobil.

Perlahan tanah berubah berwarna kemerahan sedikit berpasir. Hawa terasa kering dengan dominasi tanaman perdu. Fatamorgana jalanan beraspal nampak sepertitarian liuk liuk air yang terbang keudara. Sedangkan dipinggir jalan, jajaran tumpukan teletong sapikering yang sudah dibentuk piringan.

Masuk dalam daftar 10 kota hantu di dunia atau akrab dikenal ghost town. Dahulunya, kota ini bernama Fatehabad. Berasal dari bahasa persia Fateh yang berarti Kemenangan. Didirikan oleh Kaisar Mughal generasi ketiga lebih dikenal dengan sapaan “The Great” Akbar.

Berbeda dengan kota hantu lainnya yang membuat bulu kuduk berdiri. Kota Fatehabad seyogyanya adalah sebuah kota dikelilingi tembok benteng sejauh 5 mil. Didalamnya terdapat deretan istana megah dengan design spektakuler dan juga Masjid menawan. Bahkan UNESCO memasukkanya dalam daftar warisan dunia.

Pada awal abad ke 15, Kaisar Akbar bermaksud memindahkan ibukota pemerintahan dari Red Fort Agra. Beliau kemudian membangun kota berikut istana diatas tanah perbukitan bernama Sikri sebagai pusat pemerintahan baru. Hingga saat ini kota ini lebih dikenal dengan nama Fatehpur Sikri.

Untuk mendesign dan membangun istana dengan panjang 3 KM dan Lebar 1 KM ini, dibutuhkanwaktu hingga 15 tahun lamanya. Setelah selesai dibangun, hanya berselang satu tahun kota Fatehpur Sikri ditinggalkan karena kurangnya pasokan air. Dan juga terjadinya sebuah peperangan di daerah kekuasaanya yang lain. Istana menjadi terbengkalai yang menjadikannya dikenal sebagai Ghost Town atau kota hantu.

Sesampainya di kota Fatehpur Sikridan melewati tembok benteng pertahanan,jalanan mulai menanjak tajam dan meliuk liuk. Sekitar 15menit perjalanan akhirnya kami sampai di depan Istana yang tepat berada dipuncak bukit.  Untuk memasuki istana dikenakan Tiket masuk seharga 250 Rupees atau sekitar Rp. 50.000.


Keseluruhan Istana dikeliling tembok beteng diketiga sisinya.  Sedangkan  salah satu sisinya terhampar sebuah danau. Istana didominasi warna merah bata. Sang arsitektur bernama Tuhir Das, membangun keseluruhan istana dengan elemen Islami yang dipengaruhi gaya Hindu dan Jain.

Memasuki istana, disebelah kiri berdiri megah The Shabistan-I-Iqbal dikenal jugaJodhbhai’s Palace. Berdiri sebuah pintu masuk dengan hiasan dua buah jendela mungil. Atapnya berornamen dua buah chattris, yakni kubah dengan empat buah penyanggah atau lebih. Chattris ini menjadi ornamen khas bangunan di era kekaisaran Mughal.

Masuk kedalamnya,terhampar tanah lapang yang luas dikelilingi bangunan dua tingkat dengan hiasan ornamen chattris diatapnya. Arsitektur bangunan yang saling berhadapan ini nampak sama. Atapnya dihiasi dengan sebuah pavillion berlapis tegel warna biru. Keduanya digunakan tempat tinggal permasuri di waktu musim yang berbeda.

Disinilih tempat JodhaBaitinggal, salah satu istri kaisarAkbar. Beliau adalah seorang putri dari Rajput yang juga dikenal dengan nama Mariam-uz-Zamami.Jika anda pecinta sinetron India berjudul Jodha Akbar, istana ini adalah istana asli Ratu India, julukan lain bagi permaisuri Jodha.

Seluruh  dinding penuh dengan ukiran berbentuk geometri dengan detail yang rumit. Meskipun memiliki arsitektur Islami,dekorasi dalam istana seperti pilar dan langit langitnya didominasi ornamen bergaya Hindu. Sedangkan balkoninya diukir mirip gebyok Jawa. Hal ini dikarenkan sang permaisuri tetap beragama Hindu,meski Kaisar Akbar beragama Islam.
Menariknya lagi, dibeberapa tembok didesign sebuah kotak persegi mirip jendela. Tepinya dibingkai oleh hiasan batu bergaya Hindu. Konon, kotak persegi dalam dinding ini digunakan sebagai kuil peribadatan sang permaisuri. 

Fatehpur Sikri Palace
Istana Jodha Akbar ayang dinobatkan sebagai Ratu India

Meninggalkan megahnya istana permaisuri Jodha. Kami melangkahkan kaki menuju bagian lain dalam istana. Berbeda dengan Jodhbai’s palace yang nampak terpisah. Bagian istana lainnya nampak berdampingan tanpa sekat tembok.

Terdapat sebuah kolam dengan sebuah panggung ditengahnya. Terhubung empat buah jembatan berukir dari setiap sisi kolam menuju panggung. Konon, tempat bernama Anop Talao ini menjadi tempat hiburan.Tempat para penyairmembaca bait bait puisi penuh makna dan juga senandung lagu serta tari tarian.

Disisi barat Anap talao,berdiri megah Panch Mahal. Panch berarti lima, Mahal berarti istana. Hal ini mengacu pada bangunan istanayang memiliki lima lantai. Uniknya, semakin keatas ukuran lantai semakin mengecil, bentuknyanampak seperti kerucut.Setiap lantainya terdapat  puluhan pilar, membentuk seperti sebuah kolom. Total keseluruh kolom dari setiap lantai berjumlah 176 kolom.

Tempat ini dipergunakan sebagai tempat rekreasi, hiburan dan  tempat bersantai sang Kaisar beserta seluruh anggota keluarga. Lantai paling atas yang penuh dengan dekorasi ukiran dipergunakan Kaisar Akbar untuk bersantai menikmati udara segar di sore hari dan juga memandang cahaya bulan pada saat musim panas. Para Permaisuri Kaisardapat menikmati hiburan dari lantai 3 yang terhubung langsung dengan Haramsara atau tempat tinggal para istri sang Kaisar.

Berdekatan dengan Panch Mahal, berdiri Diwan-I-Khas. Berbentuk persegi dilengkapi dengan  empat buah Chattris putih disetiap ujung atapnya. Selain memiliki dua lantai, temboknya dihiasi lengkung lengkung jendela dengan hiasan bermotif bunga dan geometri.
Masuk kadalamnya, ukiran berporos persegi delapan nampak melayang dilangit langit ruangan. Bagaikan sebuah jembatan gantung yang terhubung dari setiap sudut ruangan menuju inti ruang.Berbentuk bulat yang disanggah oleh sebuah pilar yang tepat berada ditengahnya.

Diwan-I-Khasdigunakan sebagai tempat bermusyawarah. Disini Kaisar Akbar memanggil perwakilan dari berbagai agama. Membahasa tentang agama dan memberikan pandangannya tentang agama secara pribadi. Kaisar Akbar memang dikenal sebagai Kaisar yang sangat menghormati perbedaan agama. Hal ini terbukti dengan pernikahan beliau dengan permaisuri Jodbhai dan tetap membiarkan istrinya beragama Hindu.

Tak terlewatkan oleh kami beberapa bagian istana lainnya. Seperti Ibadat Khana yang dipergunakan sebagai tempat beribadah. Hujra-I-Anup, Dewan-I-Aam, Naubat Khana, Parchi Court, Haramsara,dapur permasuri, The Treasury yang dipergunakan untuk menyimpan perhiasan dan harta benda. Serta Birbal, sebuah lorong panjang saling berhadapan dengan deretan puluhan pilar.


Fatehpur Sikri
Haramsara, tempat tinggal para permaisuri


Fatehpur Sikri Palace
Pancah Mahal, Istana tingkat Lima yang digunakan sebagai tempat beristirahat para keluarga Kaisar Akbar


Dahulunya digunakan sebagai Madrasah

Dewan-I-Khas
Dewan-I-Khas, digunakan sebagai tempat bermusyawarah

Kami kemudian melangkahkan kaki menuju Masjid Jama Fatehpur Sikri yang berada disampingnya. Kita disambut beberapa anak tangga dan sebuah pintu gerbang berukuran jumbo. Mata ini disuguhi sebuah masjid terbuka tanpa atap,dikelilingi tembokdengan deretan  pilar menyangga atapnya yang bermahkota chattris, cantik sekali. Ditengahnya terdapat sebuah kolam air mancur yang dipergunakan untuk berwudhlu.

Terdapat dua gerbang utama memasuki Masjid. Kamimasuk dari gerbang sebelah Timur. Gerbang lainnya berada disebelah Selatan. Disebelah baratnya adalah Mighrab Masjid dengan 3 buah kubah diatapnya.

Ayat ayat Al-Quran terpahat diatas setiap mighrab. Lengkung lengkung jajaran pintu begerigi dengan ukiran berbentuk daun menghiasi. Pilar pilar berukir didalam masjid menambah keindahan arsitektur Masjid. Hampir keseluruhan tembok dipenuhi dengan ukiran daun, bunga, bulatan, geometri dan ayat Al-Quran.

Di sisi Utara Masjid terhampar beberapa makam dengan Jamaahyangsibuk membaca Al-Quran dan memanjatkan Doa. Selain puluhan makam tersebut, disini terdapat dua bangunan makamberdampingan lengkap dengan kubah diatapnya.

Bangunan makam didominasi marble putih adalah makam seorang Sufi bernama Salim Chisti. Kaisar Akbar sangat menghormatinya. Pada saat itu setelah lama menikah, Kaisar Akbar tak juga mendapatkan keturunan. Beliau kemudian mendatangi Salim Chisti dan diramalkam memiliki keturunan sebagai penerus tahta kekaisaran. Tak lama setelah sekembalinya beliau dari rumah Salim Chisti,beliau dianugerahi keturunan dan diberi nama Salim atau lebih dikenal dengan nama Kaisar Jahangir.

Berdampingan dengan makam Salim Chisti adalah makam Islam Khan I. Didominasi warna merah bata dengan kubah besar ditengahnya dan dikelilingi36 chattris. Islam Khan I adalah cucu dari Salin Chisti. Beliau adalah seorang jendral besar pada masa Kaisar Jahangir.


Masjid Jama Fatehpur Sikri
Mighrab Masjid Fatehpur Sikri


Fatehpur Sikri
Makam Sufi Salin Chisti dan cucunya Islam Khan I yang berada ditengah Masjid

Fatehpur Sikri
Puluhan Pilar yang menyangga Masjid
Terakhir kami menuju Buland Darwaza (foto paling Atas) yakni pintu gerbang Masjid disebelah selatan yang menjulang setinggi 54 meter. Buland Darwaza adalah pintu gerbang tertinggi di India. Arsitekturnya begitu unik, dari luar nampar berbentuk persegi delapan. Sedangkan bagian dalam berbentuk persegi dengan design undakan yang dipenuhi dengan Chattris. Dibawah pintu gerbang sekaliguslorong masjid, beberapa penjual souvenir khas India menggelar dagangannya diatas lantai.

Kami kemudian keluar melihat kehidupan penduduk sekitar. Beberapa rumah dan tanah yang nampak lapang dan luas. Hanya di tumbuhi pohon perdu. Tak nampak mistik dan misterius. Justru rasa kagum akan arsitektur istana yang menjadi kiblat arsitektur bangunan lainnya di era kekaisaran Islam Mughal.

*Tulisan ini tayang di Koran Kedaulatan Rakyat Sabtu, 12 Desember 2015



Fatehpur Sikri Tayang di Koran Kedaulatan Rakyat


India National Street Food Festival

$
0
0
Street Food

Menyajikan Street Food dari 25 Propinsi di India yang dimasak secara tradisional

Zulfa, there will be India National street food festival
“Really! Where?” Jawab saya kalem tapi aslinya pingin lunjak lunjak plus gegulungan
in Delhi, Jawharwal Nehru stadion
“When?” Tanya sambil cengingisan plus elus elus perut gendut
“This Week end” (11-13 Desember 2015)
“Chaloo Chalooo” ucap saya sambil mata berbinar.

Saya yang doyan mbadok plus pecinta street food India langsung klepek klepek ketika Shah Jahan kasih tahu kalau ada festival jajanan tradisional India. Nggak bisa nolak. Dan lupa sama program Diet (emang kapan diet? Hehehe). Apalagi selama ini saya nggak bisa sembarang mencoba street Food di Delhi yang dijual Bhai bhai (abang abang ) jalanan karena seringnya kena Delhi Belly.

Shah Jahan bilang kita bakalan kesana hari terakhir. Kecewa sudah, apalagi iler sudah mulai berjatuhan. Dia bilang, karena hari pertama, tepat hari Jumat, pengunjung bakalan membludak. Keesokan harinya, bertepatan dengan malam minggu, bakalan lebih rame lagi. Pun ketika kami kesana di hari terakhir, masih penuh dengan pengunjung.

Gimana nggak membludak karena India National Street Food Festival yang berlangsung setiap tahun ini menyajikan street food khas berbagai daerah dari 25 propindi yang ada di India. Fyi, India terdiri atas 29 Propinsi. Terdapat puluhan food stall yang siap menggoyang lidah ratusan ribu pengunjung yang menjejali stadiun Jawaharlal Nehru, New Delhi, India. Seperti saya bilang sebelumnya, Festival ini berlangsung selama tiga hari saja. Buka mulai pukul 12 siang hingga 10 malam.

Kami datang kemari setelah menjalakan shalat Maghrib. Cuaca dingin terasa  menusuk kulit selama dalam perjalanan. Sampai di jalanan stadium Jawaharlal Nehru suasana rame. Banyak kaum muda dan keluarga datang bersama. Sampai susah cari tempat parkir mobil. Ketika ada mobil keluar, langsung pasang ancang ancang. Alhamdullilah dapat tempat parkir.

Masuk kedalam area festival, saya makin terperangah, rame sekali. Kayak semut mengerumuni gula. Puluhan stalltertata rapi di pinggir bangunan. Sedangkan ditengahnya tanah lapang dipenuhi dengan meja dan kursi yang dipenuhi penikmati kuliner melahap makanannya. Ada live music yang menampilkan musik tradisional dan modern.

India National Street Food Festival

Masing masing food stall bertuliskan Informasi asal kota dan nama jajanan tradisional yang dijual. Menarik lagi dari festival ini adalah makanan dimasak secara tradisional. Kita bisa menyaksikan secara langsung proses pembuatan hingga proses memasak. Tak ayal, kepulan asap yang menghantarkan aroma menggoda ini membuat perut bergoyang India. Makanan disini disajikan hangat dan cocok disantap saat musim dingin seperti saat ini di Delhi.

Food stallpertama menyajikan street food Dari Delhi. Yakni Ram Ladoo, Aloo Tiki, Bread Pakora dan masih banyak lagi. Ram ladoo ini kesukaan saya. Kalau pas belanja ke Lajpath Nagar Marketselalu beli Ram Ladoo. Berupa gorengan bulat bulat kecil. Kadang gorengannya diisi dengan cabe hijau utuh. Kemudian ditambahkan dengan salad bawang diiris tipis tipis, daun ketumbar dan parutan lobak. Trus disiram dengan chutney (sambal encer) merah dan hijau. Rasanya Nano nano, manis, asam, asin, pedas, semburat rempah dan pastinya gurih plus lezat.

India National Street Food Festival

Festival ini tak hanya menyajikan menu vegetarian,juga menyajikan menu non vegetarian.Seperti menu ikan, ayam hingga kambing. Untuk kaum muslim tak usah khawatir karena menu Non vegetarian disini sebagian disajikan secara halal. Masih di Food Stall Delhi, disini juga menyajikan makanan Khas muslim yang pada hari biasanya berpusat di Kawasan kota Tua Delhi.DisekitarMasjid I-Jahan-Numa.

Saya yang doyan menu Mughlai ini langsung kalap. Saya cari menu yang beda dari menu yang biasanya saya makan di restoran langganan, Al-Karim. Saya tertarik mencoba chicken Afghani. Sementara Najin tetep dengan sosis ala Indianya, Sheehk Kebab. Chicken Afghani beneran endang gulindang. Rasanya super gurih. Terdiri atas ayam bakar yang sudah dibumbui kemudian disiram dengan cream yang sudah ditaburi bumbu. Gusti, rasanya nggak berhenti ngunyah. Keduanya dimakan bersama salad bawang yang sudah disiram dengan yoghurt. Duh duh duh, sampe ngiler saya waktu nulis artikel ini.

Festival in India

Melihat kami makan sangat lahap, Shah Jahan tanya apa mau pesan lagi? dalam hati sih iya, pingin lagi. Tapi pingin juga mencoba menu lainnya dari propinsi berbeda. Kami menolak untuk pesan lagi. Takut nggak muat perut gendut ini. Bayangkan masih ada jajanan dari 25 propinsi yang tersedia disini. Pingin lah mencicipi semua. Kemaruk, hehehe.

Selanjutnya kami mencicipi fish pakora dari Propinsi West Bengal India. Pakora ini sejenis gorengan. Fish Pakora berarti gorengan yang berisi Ikan. Najin langsung Hepi, dia suka sekali makan Ikan. Sementara selama kami tinggal di India, jarang sekali makan Ikan. Karena ikan yang dijual disini ikan kolam dengan bau amis tanah. Kami kurang suka. Kami lebih menyukai ikan dari laut. Propinsi West Bengal ini memang terkenal sebagai penghasil ikan laut di India. Fish Pakora dan Udang Jumbo yang digoreng krispi. Gurihnya minta ampun. Nggak terlalu berempah lagi. Sekejap, lenyap sudah aneka goreng ikan dipiring.

Selanjutnya kami menuju propinsi padang Pasir, Rajasthan. Menghadirkan menu Mirchi Vada (baca : Mirci Vada), Pyaz ki Kachori (baca : Pias ki Kacori), Bread Vada, Daal Bharti Qurma dan Mawa kachori dan lassi. Shah Jahan pesan salah satu menu. Berupa gorengan berbentuk kotak. Kemudian dicocol kedalam chutneymerah super pedas dan soup Dalberwarna kuning. Rasanya Gurih dan pedasnya nonjok banget ke mulut. Rempahnya nggak terlalu berasa. Dalam menu inij juga dikasih serakan manisan dari Dal. Enak dan manis tentunya.


Delhi Street Food


Lanjut menuju propinsi paling ujung Timur di Himalaya yang berbatasan dengan China, Propinsi Sikkim. Ada menu American Chopsey dan Cheese Chutlet,  sejenis pakora. Pakora nama lain dari Gorengan di India. Nah, pakora dari Sikkim ini beda, terdiri atas telur rebus yang diselimuti dengan kentang kukus yang sudah dilumat dan diberi bumbu, kemudian digoreng. Rasanya gurih sekilas mirip dengan perkedel. Hangat, cocok dicemil waktu dingin. Sementara lupakan kolesterol yang sudah melambai lambai.

Dari propinsi Telangana yang berada di Selatan India menghadirkan Biryani legendaris yang terkenal paling enak se India, yakni Hyderabadi Biryani dan juga Haleem. Alhamdullilah, saya diberi kesempatan oleh chefnya mencoba Haleem. Rasanya berbeda dengan haleem yang biasanya saya makan. Rasanya lebih berempah dan dagingnya digiling. Dan rasanya, gurih dengan semburat rasa kapulaga. 

Sebenarya masih banyak masih  menu lainnya yang siap menggoyang perut ini menari India. Tapi perut rasanya sudah kenyang Sekali. Selanjutnya kami berjalan jalan jelajah seluruh food Stall. Shah Jahan yang pingin menikmati menu dari Propinsi Kashmir harus gigit jari. Semua menu makanan dan minuman dari propinsi yang berada diujung Utara ini ludes dibeli oleh pengunjung. Setelah puas bersantap jajanan India yang bercita rasa tinggi, kaya akan rempah serta menghadirkan semburat rasa gurih, pedas, segar, kita bisa menikmati minuman tradisonal atau manisan India.

India National Street Food Festival

Ada es serut ala India yakni Chuski. Minuman manis dingin ini kesukaan Najin. Saya sendiri nggak berani coba, kedinginan. Aneh, meski musim dingin yang menghantarkan gigil, orang India masih menikmati Chuski. Shah Jahan sibuk nyruput menghangatkan diri dengan nyruput Chai. Teh ala India yang diseduh dengan susu.

Delhi sendiri dikenal sebagai kota metropolitan dimana penduduk yang tinggal disini datang dari berbagai daerah. Bagi masyaraat Delhi dan sekitarnya, India National street Food festival ini tak hanya memanjakan lidah sekaligus membawa romansa kenangan akan kampung halaman. Tak hanya masyarakat India dari berbagai kota, National Street food festivalini juga dikunjungi wisatawan manca negara.

Terakhir kami menyaksikan Live Music. Kebenaran pas kami datang yang didendangkan lagu “ Govinda jaya jaya ….. jaya jaya….. Govinda jaya jaya” lagu India yang sudah mendunia ini semakin asyik dinikmati dengan goyangan penari berkostum ala Hanuman. Setelah perut, kini giliran badan yang ‘dipaksa’ bergoyang India.

*Alhamdullilah, Video India Street Food festival ini tayang di NET 10. Berikut Videonya





Delhi Rumah Kedua Kami Tayang di Majalah Parenting

$
0
0

“I want become A King oneday, Ammy”  ucap si kecil sambil menebar pandang mengagumi megahnya istana

New Delhi, India tempat  tinggal kami saat ini memiliki bentang sejarah yang panjang. Menjadi saksi perubahan perdabaan di negeri Mahatma Gandhi ini. Di akhir pekan, kami tak perlu jauh jauh keluar kota untuk bersantai bersama bersama Keluarga. Delhi, menawarkan banyak sekali tempat menarik untuk dikunjungi. Piknik ditaman hingga menelisik sejarah di istana nan megah. Jalan jalan bersama si kecil tak selalu identik dengan  tempat permainan, theme park nan mewah.  Membawa ke suatu tempat yang penuh sejarah justru menghadirkan imaginasi baru dalam pikirannya.

Jalan Jalan bersama si kecil, Najin selalu mengundang senyum di bibir saya. Bahkan terkadang mengundang seribu tanya. Lumayan bikin saya bersama suami memeras otak untuk menjawabnya. Mulai dari gerak lincahnya yang selalu lari kesana kemari.  Sampai dengan sisi sosial ketika dia  menatap kehidupan disekeliling kami yang sangat jauh dari kata nyaman.  Membawa haru dan terkadang berakhir dengan menitikkan air mata.

Jalan jalan bersamanya  tak hanya membawa kebersamaan yang menghangatkan juga mampu membawa sudut pandang baru dalam memaknai setiap perjalanan. Seperti apa keseruannya? Dan tips jalan jalan ke India bersama Keluarga? ……. Baca selengkapnya di Majalah Parenting Edisi Desember 2015.





Tertarik mengirimkan kisah perjalanan bersama keluarga di Majalah Parenting. Berikut caranya
  1. Panjang artikel sekitar 1500 kata.
  2. Namanya juga majalah parenting. Jadi ketika menulis cerita perjalanan ambil sudut cerita si kecil. Lebih banyak bercerita tentang dia ketimbang kita sendiri. Ulas sedikit tentang tempat wisata diiringi aktifitas hingga komentar dia yang bikin heboh, lucu, asyik atau somethingdifferent. Kok aku jadi sok keminglis gini, ya. Hahaha. Komentar heboh itu gimana mak? Misal kayak tulisan diatas, waktu itu kami lagi menyaksikan singhasana kaisar dalam sebuah istana megah. Laaa tiba tiba si Kecil Najin Nyeletuk “I want become a King oneday”. Hehehe Sure nak, Sure. InsyaAllah.  Atau tetiba si kecil ingat film kartun kesayanganya shooting di lokasi tersebut? Jadinya kami malah disuruh mencari bintang kartun kesayanganya. Alamak!. Jadi tulisan perjalanan untuk majalah Parenting ini lebih playfull. (ssst, itu wejangan dari editor)
  3. Bikin Boks cerita. Dalam hal ini pengalaman atau tempat yang disinggahi. Disetiap boks kasih informasi seperti biaya masuk, jam buka, no telp dan website.
  4. Pilih foto foto perjalanan yang kece badai. Tambahkan juga  foto foto si kecil ketika beraktifitas. Misal ketika dia berlari lari mengejar sesuatu. Ketika mainan dengan Mainan Hobiyang barusan dia beli. Sedang mengamati (mengagumi) sesuatu. Atau ketika bersenang bersama teman, Abby, sepupu atau keluarga lainnya. Lebih keren kalau fotonya diambil candid. Jangan yang tampang senyum sambil berkata Peace dengan nunjukkin dua telunjuk jari. Let it Natural. Sok, keminglis maneh.
  5. Kasih tips perjalanan bersama keluarga.
  6. Kirim ke email berikut : redaksi@parenting.co.id
  7. Kalau tayang, bakalan diemail dan ditelpon langsung oleh editornya. Kalau tinggal di luar negeri, tinggalin jejak Nomer Whatsapp.
  8. Semoga tembus, ya. Berdoa dan Do Your Best.


Happy Writing and Travelling

Serak Keindahan Jamur Raksasa Di Bukit Jamur

$
0
0
Bukit Jamur Gresik

Bebatuan berukuran jumbo  berbentuk jamur  terserak diatas  lahan  tambang terlihat bagaikan perkebunan “jamur” raksasa.

Tiga pemuda mengenakan baju merah. Bendera merah putih berada di gengaman. Mereka berusaha memanjat “jamur” raksasa setinggi 6 meter. Susah payah mereka  mendaki untuk  berfoto selfi. Cekrek! Gelak tawa diikuti gerak gaya kece(pit).

Saya menyunggingkan senyuman. Mencoba mengerti dengan mengubah sudut pandang saya yang “mungkin” salah. Sosok pemuda dengan bangga menjunjung tinggi sang merah putih sebagai simbol mencintai negerinya. Disisi lainnya, mereka menginjak “jamur” yang seharusnya dijaga. Dengan kata lain merusak alam yang ada.  Padahal jamur jamur batu yang terbentuk secara alami ini sangat  terjal dan juga bahaya untuk ditanjaki. Bisa membahayakan nyawa. Seakan tidak memperdulikan hanya demi sebuah kata kekinian.

“Jamur” batu ini sebenarnya adalah bebatuan keras sisa galian tambang yang dibiarkan saja karena tidak bisa ditambang. Akibat hujan dan panas  terus menerus, bagian atas batu membentuk seperti payung atau kuncup jamur. Sedangkan “badannya” membentuk bagaikan tebing vertikal lengkap dengan guratan, sehingga nampak seperti batang Jamur.  Secara keseluruhan terlihat seperti jamur yang baru kuncup.

Bebatuan mirip Jamur ini sangat banyak. Menghampar dilahan berwarna keputihan seluas 3 hektar. Dengan ketinggian berbeda beda, ada yang setinggi 2 meter hingga 7 meter. Dikelilingi rumput ilalang. Tampak begitu alami hingga orang menyebutnya sebagai Bukit Jamur.

Karena bagian dari lokasi tambang,  Bukit Jamur  yang berada di Bukit Kaliwot, Desa Bungah, Kabupaten Gresik, Jawa Timur tidak dibuka setiap hari. Hanya dibuka hari Minggu saja atau ketika hari libur. Sebenarnya bukit Jamur ini dibuka sejak tahun 2010. Tapi bukit Jamur mulai hit sejak dijadikan lokasi shooting acara My trip My Adventure. Jadilah pengunjung membludak hingga 5000 pengunjung per hari. Berdatangan terus  mulai pagi hingga mentari tenggelam.

Menghindari pengunjung yang menjamur, saya datang pagi hari. Awalnya saya curiga ketika sampai di lokasi tambang. Sepi, tak nampak kehidupan. Banyak percabangan jalan. Terlihat sepasang kekasih  naik motor. Pelukan erat sampe ‘kelihatan’ nggak bisa nafas. Mesra lagi. Saya yang datang sendirian hanya bisa menelen ludah *glek. Apa saya salah tempat (kesasar) atau sudah jadi tempat mesum? Pikiran saya diselimuti hal-hal yang negatif.

Saya ikutin saja pasangan yang pelukan erat kayak ditempeli lem. Ngapain juga ngikutin mereka? siapa tahu dpt adegan “seru” gratis. hehehe. Ternyata bener, saya kesasar diantara pertambangan batu yang luas ini. Sementara pasangan mesra tadi sudah tak kelihatan batang hidungnya. Celingukan sana sini, akhirnya saya balik arah.

Tak lama kemudian, ada motor membunyikan klakson dari belakang “tin,tin”. Eh, ternyata dua sejoli tadi. Mereka senyum senyum ke saya sambil berucap “Salah arah mbak, bukit jamurnya disana”. Oh, ke bukit Jamur juga toh, kirain!. Terpaksa saya ikutin mereka lagi. Akhirnya mereka berhenti ditempat parkir. Dan dari tempat parkir terlihat hamparan lahan dipenuhi Jamur. “Mungkin” pasangan ini lagi cari lokasi pre wedding. Karena memang Bukit Jamur yang memesona ini sering dijadikan lokasi Pre Wedding.




Bukit Jamur


Bukit Jamur Gresik

Bukit Jamur Gresik

Wisata di Kota GResik

Bukit Jamur Gresik


Saya berjalan menuruni jalan landai menuju bukit Jamur. Barusan berjalan, bulir bulir keringat membasahi jilbab.  Padahal sang raja siang barusan terbangun dari tidurnya. Tapi panas  terasa begitu menantang kulit. Meski demikian, langkah saya tak terhenti menjejaki  jalanan batu kapur yang dikerumuni “jamur” berukuran jumbo.

Saya tidak memperdulikan sinar terik yang menyengat dan membuat wajah kusam. Sebelum berangkat saya oleskan Sunblock dengan SPF 30 di wajah saya yang imut, cantik dan ngangenin ini (kemayu mode ON … :D). Bukan takut hitam sih, tapi menghindari bintik hitam dan kulit jadi kebakar. Kalau toh nanti kulit saya hitam, bakalan cakep kembali. Halah!. Kalau masih ‘takut’ dengan panas yang menerjang, disini tersedia jasa penyewaan payung. Cukup membayar Rp. 3000 saja.

Bagaimana dengan tiket masuk Bukit Jamur? Gratis. Hanya membayar uang parkir motor Rp. 3000 saja. Semakin siang semakin cetar panasnya. Tapi pengunjung semakin menjamur. Mulai anak anak, pemuda, pasangan, keluarga termasuk orang tua.

Semakin siang semakin ganas pula tingkah pengunjungnya. Tak hanya tiga pemuda itu saja yang mencoba memanjat Jamur. Banyak sekali yang memanjatnya hanya untuk sekedar selfie. Bahkan ada yang selfie dengan duduk diujung bibir atap jamur. Tanpa memperdulikan nyawa sendiri dan kerusakan yang terjadi. Padahal dalam papan pengumuman tertulis dengan jelas,  dilarang memanjat  jamur demi keselamatan dan kelestarian bukit Jamur.

Apakah demi kata selfie, keren serta kekinian kita mengorbankan nyawa dan alam? Entahlah. Mungkin itulah salah satu sebab rumput tak pernah berhenti bergoyang. Karena memendam seribu alasan tingkah manusia. Tak hanya bukit Jamur. Alam  dimanapun yang menawarkan keindahan sering menjadi korban ajang exploitasi kepuasan diri. Mungkin saya pribadi masuk dalam konspirasi ini. #selfreminder

Tips  :
  • Suasana panas sekali, gunakan sunblock dan jangan lupa bawa payung juga
  • Karena masuk kawasan galian tambang yang masih aktif dan jalannya tidak beraspal jadi banyak debu berterbangan, gunakan masker wajah.
  • Tidak ada penjual makanan dan minuman, bawalah minuman yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
  • Bawa sampah kembali, biar kebersihan tetap terjaga!
  • Please!!! nggak usah memanjat Jamur. Biar kelestarian dan keindahannya terjaga.

Breakfast at Jakarta, Lunch at Kuala Lumpur, Dinner at Delhi

$
0
0
Bandara Soekarno Hatta

Menjejakkan kaki dan mencicip  makanan di tiga negara dalam sehari dengan semburat rasa gundah gulana dalam jiwa

Pagi belum jua merekah tapi air mata ini tumpah sudah. Dada rasanya sesak. Kepala rasanya pening. Tapi raut wajah dipaksa tegar. Rasanya tidak sanggup melangkahkan kaki meninggalkan rumah dan menetap kembali di negeri seribu Dewa.

Taksi menunggu didepan rumah.  Berpamitan dan ‘hanya’ bisa memeluk Ibu sekejap saja. Ingin rasanya mendekap beliau begitu lama dan dalam. Tapi semakin lama, semakin tak sanggup pula membendung air mata. Saya dan Najin gegas masuk kedalam taksi. Perlahan, Taksi bergerak meninggalkan rumah. Menatap Ibu yang berdiri sendiri didepan rumah, tumpah sudah air mata ini. Dada semakin sesak,  bernafas pun terasa berat. Saya hanya bisa berdoa dan berucap lirih “maafkan saya, Ibu…..”

Ya, berat memang bagi ibu melepaskan saya berangkat ke India. Kalau untuk travelling OK, tapi untuk menetap? Hmmm beda lagi. Beberapa kali ibu meminta saya untuk menetap di Indonesia. Tapi keadaan masih tidak memungkinkan.

Ridho orang orang tua, Ridho Allah juga. Sebelum berangkat, ada saja kejadian yang bikin greget hati. 2 hari sebelum keberangkatan, Tiket Surabaya ke Jakarta di cancel sama pihak Sriwijaya air. Ganti dengan Maskapai Air Asia. Sampai di Bandara Juanda, eh Air Asia telat. Nggak tanggung tanggung hampir 1,5 jam. Padahal saya  memilih Air Asia karena memiliki jadwal penerbangan paling pagi ke Jakarta. Jadi kami masih ada 6 jam untuk mengejar penerbangan ke Delhi dari Jakarta. Rasanya panas dingin perasaan. Otak saya sudah mendidih. Pingin rasanya ngunyah pesawat.

Najin santai saja, dia malah sibuk kejar kejar dan main petak umpet sama anak lain. Bikin rame area boarding yang berada di Terminal 2 Juanda. Kegalauan saya bertambah karena pesawat Garuda Indonesia yang di sebelah sudah berangkat ke Jakarta. Tak berselang lama, jadwal penerbangan lain ke Jakarta milik Garuda Indonesia berangkat lagi, tepat waktu semua. Duh, sumbu kesabaran saya semakin pendek, bisa bisa saya ketinggalan pesawat yang harganya sama dengan ke Yurop. Sabar. Sabar. Dalam hati saya terus berdoa semoga pesawat segera diberangkatkan.

Akhirnya  pesawat dengan dengan motto “ontimeguarantee” ini menerbangan kami ke Jakarta dengan jadwal telat. Baiklah, Semoga Air Asia tepat waktu kedepannya, ya. Alhamdullilah lancar sampai di bandara Soekarno hatta Terminal 3. Dan…. Kami  masih harus mengejar pesawat Malindo air ke Terminal 2.  Kami memilih menggunakan shuttle bus free yang disediakan oleh pihak Bandara. Selain gratis, shuttle bus ini  juga tepat waktu. Sayangnya, busnya terlalu tinggi. Jadi sangat susah untuk membawa koper dan tas besar naik turun. Lumayan bikin keringetan. Untung kami cuman bawa 1 koper sedang, 1 ransel dan satu tas slempang. Jadi nggak terlalu ribet.

Sampai di terminal dua, saya janjian ketemuan dengan teman baru. Nggak bisa ngobrol lama karena saya harus segera check in. Najin sudah mulai gelisah, karena dia lapar. Saya ketjup mesra pipinya dan minta dia bersabar karena saya harus check in dulu. Waktu Check in si embak bilang bahwa ketika transit di Kuala Lumpur saya masih harus mengambil boarding pass untuk connecting flight Kuala Lumpur – Delhi. 

Apaaa ??? melototlah mata saya kayak film kartun mengingat waktu transit hanya 3 jam. Apalagi penerbangan dari Jakarta ke Kuala Lumpur dilayani oleh maskapai Lion Air. Tahu lah gimana maskapi ini, terkenal sering telat. Makin galau. Saya tanya kembali apakah saya harus ambil chek in baggage. Ternyata tidak, Chek in baggage langsung ke Delhi, saya hanya perlu mengambil boarding pass saja di KLIA 2. Untunglah. Semoga nggak ketinggalan pesawat.

Beres. Waktunya memenuhi hasrat nasfu yang sudah membara dengan menyantap sarapan pagi. Didalam terminal 2 bandara Soetta tak banyak resto, hanya caffee dengan menu yang  tak banyak untuk bisa dipilih oleh si kecil. Saya keluar dari pintu bandara dan makan di salah satu restoran siap saji, Hoka Hoka Bento yang berdekatan dengan Gate dua. Saya pesan dua menu komplit buat kami berdua. Lahap sekali, bahkan Najin mengambil jatah Nasi dan lauk saya. Hehehe

Penjalanan menunu Delhi
Sarapan di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta

Siap. Waktunya terbang ke Kuala Lumpur. Ternyata nasib sial masih mendekap perjalanan kami. Boarding dan jadwal terbang ontime. Tapi giliran takeoft, traffik Bandara Soetta hari itu sibuk sekali. Dan pesawat kami masuk dalam antrian panjang. Bah! macam mana pula ada kemacetan dalam Bandara.

Ya Allah, apalagi ini. Mental saya yang masih ‘normal’ rasanya campur aduk. Antara pingin ngunyah pesawat dan guling guling di Runway. Jujur, rasanya pingin keluar pesawat dan balik lagi ke rumah. Butuh pundak dan pelukan. Capek nian perasaan, kayak nungguin mantan yang nggak pernah datang kembali. Eaaa.

Untung ada Najin yang selalu ceria. Lihat antrian pesawat dia malah happy. Nggak khawatir sama sekali. Padahal jantung emaknya sudah mau copot. Baiklah! akal sehat berbicara. Apalagi yang bisa saya lakukan. Mau marah, Marah sama siapa?. Mau ngomel dan maki maki siapa?.  Hanya bisa merenung dan bertanya pada rumput yang bergoyang yang pada akhirnya membuat saya ikut bersenang senang dengan Najin. Ngitung antrian pesawat. Hehehe

Alhamduliilah lancar sampai di Malaysia. Tapi landingnya kagak semulus paha ceribell. Menyentak tajam hingga terguncang. Pening lah kepala awak, nak pingin muntah jadinya. Gegaslah saya keluar pesawat dan berjalan mencari counter Malindo Air di KLIA 2. Apalagi ini pertama kalinya saya menyapa KLIA2. Bandara Kuala lumpur khusus pesawat budget. Jalan lumayan gempor. Setelah Boarding pass ada ditangan, Saya langsung menuju Gate yang dituju yang berada di Blok L. Alhamdullilah masih ada waktu buat makan siang sedikit sore.

Didalam tak banyak restoran. Lebih banyak Caffe dan toko. Hanya ada satu restoran, Puffy bluffy di ujung. Dekat dengan gate boarding kami di  L20. Restoran ini banyak pembeli, jadi harus antri. Najin minta makan pizza dan cheesecake. Sebenarnya saya pingin pesan laksa, mencicip rasa lokal. Tapi saya lihat porsi pizzanya lumayan. Saya cancel keinginan makan Laksa.
Budget Airline
Makan Siang di Kuala Lumpur

Sambil duduk cantik dan cakep  kami berbincang. Lahap sekali Najin makan pizza dan tidak tertarik makan cheesecake, karena rasanya terlalu manis buat dia. Aroma laksa menggoda. Tapi saya harus menahan diri karena tak ingin membuang makan dengan percuma. Makan cheesecake sudah lumayan kenyang. Ditambah lagi, Najin tidak menghabiskan pizzanya karena sudah terlalu kenyang. Travelling dengan Najin memang sangat menyenangkan. Nggak terlalu rewel dengan menu makanan dan selalu ceria. Hanya satu yang membuat saya khawatir. Tangannya nggratil, suka pegang pegang dan nggak bisa diam. Bergerak aktif terus.  Selalu saya hindari masuk toko karena takut dia bakalan memecahkan sesuatu. So far, he is my lovely travelmate.

Pesawat Malindo Air terbang tepat waktu menuju destinasi terakhir kami, Delhi. Capek dan kekenyangan, Najin langsung bobok cantik dalam pesawat. Untunglah saya selalu bawa Bantal leher yang nyaman dan empuk miliknya, jadi dia bisa tidur lelap. Sementara bantal pesawat dia gunakan buat Guling.

Dia melewatkan makan malam dalam pesawat. Saya guncang dia untuk makan, tapi dia hanya makan sesendok dan tidur lagi. Ngantuk berat!. Padahal dia paling suka makan dalam pesawat. Dia punya kebiasaan ‘aneh’ dan bikin saya tersenyum, Jadi tiap kali dalam pesawat dia selalu minta makan dan harus menu dari airline.

Bantak Leher kesayangan Najin
Bantal leher kesayangannya

KLIA 2 Kuala Lumpur
Makan Malam di Pesawat


5 Jam sudah perjalanan dari Kuala lumpur menuju Delhi. Sepanjang Perjalanan Najin tidur pulas. Saya sendiri sibuk nontok film yang disediakan oleh pihak maskapai. Nggak ada film biru yang hanya cerita biru. Pesawat landing mulus di Indira Gandhi airport. 30 menit lebih cepat dari jadwal. Proses Imigrasi dan mengambil tas dari bagasi pesawat sangat cepat.

Keluar dari Bandara Indira Gandi hati saya gundah, nggak ada penampakan Shah Jahan di Bandara. Duh, ngapain pakai acara telat segala. Lumayan menunggu 20 menit. Parahnya lagi, Nomer India saya nggak bisa digunakan. Komplit sudah penderitaan saya hari ini. Jutek sama Shah Jahan yang berakhir guyonan konyol sama Najin

“Where is Abby?” Tanya Najin dengan muka lelah.
“I don’t know yaar, its long time, Ammy so tired“
“Abby is very Bad, isn’t Ammy?”sambil pasang muka jutek
“He is. Lets find another  Abby, what you said ? “
Don’t find another Abby!!! I don’t want another Abby! ” jawab Najin sambil melambaikan tangan berkali kali.
Why” tanyaku dengan senyuman sambil nahan tawa
“Because I love my Abby so much”

Hahaha, saya langsung ketawa denger jawaban Najin. Sosweet. Akhirnya saya pinjam telpon salah satu petugas bandara untuk menelpon Shah Jahan. Eh, Sebelum telpon connect, Shah Jahan sudah memanggil dan melambaikan tangan.

Dan ditengah perjalanan sebelum sampe apartemen, Perut Najin memanggil.  Kami berhenti di salah satu restoran penjual Chicken Roll kesukaan Najin. Lumayan, 2 Chicken Roll langsung habis dilahapnya. Alhamdullilah sampe di Apartemen di India dengan sehat dan selamat.

Indira Gandhi Airport
Bandara Indira Gandhi - New Delhi - India


Menyapa KLIA 2

$
0
0
Kuala Lumpur International Airport 2

Bandara khusus pesawat berbudget di Kuala Lumpur ini tak hanya menekan harga tiket pesawat lebih bersahabat juga menyediakan fasilitas yang cukup bagi para penumpang.

“Katanya backpacker tapi nggak pernah ke KLIA 2”. Glek! Rasanya kayak  nelan durian utuh. Begitulah komen teman teman mbolang ketika tahu saya yang biasanya backpacking belum menjejakkan kaki di KLIA 2 (Kuala Lumpur International Airport 2).  Memang, bandara yang berada di Kuala Lumpur ini khusus melayani pesawat low Cost carrier  yang sering menjadi jujukan para traveler khususnya backpacker.

Sejak dibuka pada bulan Mei 2014, tiap kali ke luar negeri (eaaaa macam konglomerat) saya belum sempat ‘nyamperin’ KLIA 2. Pertama, karena dalam kurun waktu setelah pembukaan itu saya lebih memilih penerbangan yang transit  atau menuju  negara sebelah, Singapore dan Bangkok. Dan kalaupun Transit di Kuala Lumpur selalu di KLIA.

Akhirnya November yang lalu ketika balik ke India, saya manfaatkan mengenal KLIA 2. Lebih tepatnya terpaksa. hehehe Jadi ceritanya gini. Waktu balik ke India bertepatan dengan festival Diwali. Penerbangan menuju India lagi high season (most wanted). Bukan hanya banyak turis yang ingin menikmati festival Diwali, juga banyak orang India yang pulang Kampung merayakan Diwali bersama keluarga di India. Jadilah, seluruh maskapai penerbangan menuju India menjual tiket dengan harga selangit.

Maskapai penerbangan langganan keluarga Malaysia Airlines yang biasanya menghantarkan kami dari Jakarta ke Delhi menawarkan harga 8-9 juta sekali jalan. Wakkkksss, menjerit nih dompet. Apalagi harus beli tiket buat dua orang kece sedunia, saya dan Najin. Tak ada pilihan lain, selain menggunakan low cost airline. Pilihan kami jatuh di Maskapai Malindo air, itupun dengan harga setara pergi ke Yurop. Hampir 5  juta sekali jalan. Garuk garuk buku tabungan, Jebol sudah recehan yang nyimpennya sampe berdarah darah.

PerjalananSurabaya – Jakarta – Kuala Lumpurlancar meski tak mulus. Bandara KLIA 2 berbentuk huruf H membentang panjang. Tak banyak maskapai mendarat disini, kebanyakan pesawat berpelet merah.  Maskapai penerbangan air Asia dan Malindo air berjajar di sayap bandara. Meski Low cost airport tapi Bandara terhubung dengan pintu keluar pesawat. Jadi kagak pakai antar jemput dengan bus.

Nah, ini. Tak ada karpet empuk yang menyelimuti lantai.  Bandara KLIA 2 ini adalah bandara lowcostterbesar di dunia. Jadinya, jarak keluar pesawat menuju bagasi atau kaunter pertukaran (transfercounter) lumayan jauh. Nggak ada lift berjalan. Jadinya harus gerak jalan. Ada jalanan sedikit miring dan nanjak keatas. Itung itung, lumayan buat ngelunturin lemak badan.

Setelah sekitar sepulu menit berjalan, sampai sudah saya di countertransfer untuk mengambil boardingpass kami menuju Delhi. Saya tengok sekejap, menebar pandang ke sekeliling, hmmm ternyata untuk mengambil bagasi kayaknya perlu berjalan lebih jauh lagi. Dalam hal ini, saya tidak perlu mengambil bagasi karena airline telah mengurusnya langsung sampai Delhi.

Sebenarnya awak pingin jalan jalan sejenak, Nak pingin tengok KLIA 2.  Najin juga seronok kalau diajak jalan jalan di Bandara. Tapi karena mengejar waktu, dari countertransfer saya langsung menebar pandang ke papan Informasi. Pelepasan dalam negeri atau pelepasan antar bangsa. Nah, untuk keberangkatan ke luar negeri nggak perlu jalan jauh. Ada lift menuju keatas tepat disebelah counter transfermenuju concourse L.

Masuk kedalam concourse L kami harus melewati doublesecuritycheck. Meski banyak penumpang pengecekan tergolong cepat. Tak perlu antri lama buat  naruh tas, ransel, nyopotin jam tangan dan sabuk. Done, weareclear.
bandara di Kuala Lumpur


KLIA 2 di Kuala Lumpur

Waktunya menodai Bandara dengan jejak kita. Tengok sana sini, ada toilet tak jauh dari pengecekan. Ketika masuk ke Toilet, alamak! Tak jauh beda dengan kondisi toilet umum di negara kita. Sedikit becek. Sedikit noda kotoran kaki disana sini. Sabun cair tangan juga seadanya. Dan banyak sekali perkakas disana seperti peralatan ngepel dan selang. Namanya juga lowcost bandara, nggak bisa berharap toiletnya sekinclong saudaranya KLIA yang selalu bersih dan wangi.

Lorong menuju gate juga nggak terlalu lebar tapi  bersih. Tersedia kursi kursi panjang untuk duduk santai menunggu penerbangan. Jajaran toko toko kecil yang lebih mirip seperti  kios. Tak banyak restoran di dalam disini. Meski lowscost namun menyediakan air minum dingin gratis. Tinggal monyongin mulut kearah kran.

Kami berhenti di salah satu restoran, Puffy bluffy. Kami memesan Pizza, cheese cake dan lemon tea. Harganya juga nggak terlalu mahal. Rasanya juga enak. Ketika asyik menyantap terdengar pengumuman dari corong Informasi, shalat Ashar waktu Melesia. Alhamdullilah, ditengah kesibukan melayani penumpang, Bandara KLIA 2 juga mengingatkan penumpang untuk menjalankan shalat Ashar.

Musholla Bandara KLIA2 tak jauh dari restoran tempat kami menyantap makanan. Musholla dipisah antara laki laki dan perempuan. Jadi muslimah bisa berwudhu dengan leluasa tanpa kawatir terlihat auratnya. Tersedia rak alas kaki didekat tempat wudhu. Jadi nggak perlu kawatir sandal terinjak atau terserak disana sini. Meski Musholla nya nggak terlalu besar kayak badan awak tapi nyaman, juga tersedia  mukena bersih yang tertata rapi.

Transit di KLIA 2
Musholla KLIA 2 di Concourse L

Alhamdullilah, hati lebih tenang setelah menjalankan shalat. Karena masih ada waktu sebelum boarding, saya mencari opensky(rooftop) untuk melihat sekeliling bandara, tapi saya tidak menemukannya. Ntah dimana letaknya. Menurut saya, bandara ini cocok buat para penumpang dengan usia produktif. Kalau untuk anak anak dan orang tua, akan terasa sedikit capek. Apalagi kalau harus menunggu terlalu lama. Kapok ke KLIA2? tidak lah. Saya sangat menghargai keberadaan Bandara lowcost ini karena meringakan harga tiket dengan fasilitas yang mencukupi.

Nak Jumpa Lagi KLIA 2

Experience Flying With Malindo Air

$
0
0
Pengalaman Terbang Bersama Malindo Air

Motto Not just low cost airline yang diusung oleh penerbangan Malindo Air ini memang sesuai, meski Low Cost tapi pelayanan yang ditawarkan setara dengan full budget airlines.

Pengalaman terbang bersama Malindo air ini saya rasakan ketika terbang dari Jakarta menuju Delhi. Malindo Air satu satunya low cost airline yang menawarkan penerbangan dari Jakarta ke Delhi. Sebagai lowcostairlinetentu saja menawarkan harga tiket yang bersahabat.

Dari Jakarta sendiri ada 3 jadwal penerbangan dalam sehari dengan transit di Kuala Lumpur, Malaysia. Penerbangan dari Jakarta ke Kuala lumpur, dua diantara bekerjasama dengan maskapai penerbangan Lion Air. Sedang kan satu jadwal penerbangan ditangani oleh Malindo Air. Penerbangan dari Malaysia ke Delhi dilayani oleh Malindo Air. Pengalaman waktu terbang ke Delhi kemarin, penerbangan Jakarta ke Kuala Lumpur menggunakan Maskapai Lion air dan penerbangan dari Kuala Lumpur ke Delhi menggunakan maskapai penerbangan Malindo Air.

Malindo Air sendiri adalah salah satu  Maskapai penerbangan hasil kerjasama antara Maskapai Lion Air, Indonesia dan National Aerospace and Defence Industri of Malaysia. Kombinasi nama kedua negara pun tercermin dalam namanya, Malindo.

Pikir saya, Malindo bakalan seperti lowcostairlinelainnya. Dimana jarak tempat duduk saling berdekatan alias sempit. Duduknya kurang nyaman, terutama punggung. Nggak ada bantal. Nggak ada entertainmentdisplay dan nggak dapat makan pula. Otak saya langsung kalut. Kalau penerbangan pendek sih Ok. Tapi Malaysia – Delhi bakalan 5 jam lebih. Apalagi saya terbang bersama si kecil, Najin. Ahhh! garing dan Boring.

Baiklah. Otak saya berkata bahwa saya harus mengajak Najin makan sampai kenyang sebelum boarding.  Sampai di KLIA 2 kami menyantap Pizza dan Cheese cake. Waktu boarding di Concourse L 20 di Bandara KLIA 2 semuanya adalah wajah wajah India. Hanya kami berdua yang berwajah bule, eh, maksudnya non India. Memang ketika kami terbang ke Delhi bertepatan denganFestivalDiwali, Jadi banyak Warga negara India yang lagi pulang kampung. Macam hari Raya Idul Fitri  kalau di Indonesia.

Waktu memasuki pesawat pun tiba,  excecutifclass dan penumpang bersama anak anak dipersilahkan masuk duluan. Oh ya, baru ingat. Ini yang ingin saya tanyakan sama pihak angkasa Pura yang mengatur bandara di Indonesia. Kenapa dinegara kita, keluarga dan anak anak tidak dipersilahkan masuk duluan, ya?. Kalau waktunya boarding, langsung aja semua disuruh masuk.

Begitu sampai di pintu pesawat Boeing 737-900ER, seorang pramugari berwajah oriental mengenakan kebaya putih dengan kombinasi rok batik panjang nan elok. Aih, cantik nian. Begitu masuk saya langsung sumringah, kursinya nggak terlalu mepet, lebar lagi. Nyaman buat badan saya yag segede gaban. Sebuah bantal merah menyambut manis di setiap kursi penumpang. Kami duduk manis dan segera mengencangkan sabuk pengaman.

Ammy, wehave TV here”. Wah, Najin langsung riang melihat entertimentdisplay yang terpasang di Kursi. Alhamdullilah, nggak jadi boring dan mati gaya dalam pesawat. Banyak tayangan yang ditawarkan, tapi dia hanya tertarik melihat peta pesawat. Hehehe. Dan seperti biasa, kalau ada peta gini, seribu pertanyaan harus saya jawab. “kita sampai dimana ? ini dimana? Negara apa? “ blablabla pertanyaan yang kadang bikin kepala saya pening sekaligus bikin saya senyum.

Experience Flying with Malindo Air

Penerbangan murah Indonesia ke India


Pengalaman terbang bersama Malindo Air


Waktunya takeoff. Seperti biasa sang Pilot yang memperkenalkan diri. Mendengar logatnya, dipastikan beliau asli orang Malaysia. Nah, ini yang bikin saya terkagum. Beliau mengajak para penumpang berdoa dan Doa yang terucap secara Islami. Subhanallah, naik beberapa maskapai penerbangan, baru pertama kali ini Pilot mengajak berdoa dalam bahasa arab. Treceptrecep, hati saya yang gundah karena menatap gerimis dan awan tebal di langit berubah menjadi tenang. Terucap kata Aamiin dalam bibir saya sembari tarik nafas panjang setelah sang pilot pesawat menyelesaikan doanya.

Take off  begitu lancar dan mulus. Pesawat menembus gumpalan awan tebal di langit Malaysia. Sekeliling nampak sendu dan sedikit gelap. Dan tetiba semburat sinaran jingga menyapa di ufuk barat. Begitu benderang dan segar. Awan tebal yang kami lewati nampak bagaikan kasur menggumpal dengan warna abu abu. Terkadang sinaran mentari menembus awan membentuk sinaran berbentuk garis garis.

Tak berselang lama, mata si kecil mulai redup. Yang tadinya banyak pertanyaan sambil mainan layar touchsreenentertainment didepannya, sekarang diam seribu bahasa. Dan akhirnya melupakan semua peta dihadapan mata dan terlelap dalam tidur. Saya menyibukkan diri dengan menatap beberapa program yang ditawarkan, ada tayangan histori, Cooking, travelling dan berbagai pilihan judul film baik Hollywood maupun Bollywood.

Saya perhatian penumpang di depan, sebelah, semuanya sibuk nontok film PK.  Film yang sempat jadi kontroversi di India. Saya asyik nonton acara travelling dan film Hollywood. Sesekali saya baca Majalah Malindo Air, siapa tahu suatu saat tulisan perjalanan saya nongol di Majalah ini. Aamiin. Sementara si kecil, tidur lelap dalam pangkuan. Tempat duduk yang nyaman membuat si kecil pulas tidurnya.

Waktunya makan malam. Nah, si kecil ini suka dan hepi banget kalau makan dalam pesawat  terbang dan tentu saja menunya harus dari maskapai penerbangan. Biasanya, ketika Pramugari membawa makanan dan aroma kelezatannya menyapa hidung, dia langsung nyeletuk “ I am hungry, Ammy”. Kali ini dia terlelap tidur. Saya guncang dia, dan dia tersenyum melihat menu makanan tersaji dimejanya. Sebuah snack, air mineral dan sebuah menu makanan. Terdiri atas nasi, sayur dan kare ayam ala India.

Penerbangan Murah ke India

Fyi, Maskapai jurusan India selalu menawarkan dua menu makanan, Vegetarian atau Non Vegetarian. Karena umat Hindu di India menganut Vegetarian. Dan saya selalu memesan Non vegetarian jika maskapai menawarkan makanan Halal.  Kami pernah menggunakan Maskapai penerbangan milik India, dan memilih menu vegetarian karena tidak yakin menu yang ditawarkan halal atau tidak.

Setelah kenyang, Najin bobok lagi. Saya sendiri nggak bisa tidur, beberapa kali terjadi badai diluaran yang membuat kami buka dan pasang sabuk pengamanan. Untung saja, Pesawat Malindo Air menawarkan kenyamanan meski badai menyapa diluaran. Nggak merasakan guncangan sama sekali. Dan entah sudah berapa kali saya menonton film, dan tak terasa pesawat kami sudah terbang di atap negeri Mahabharata. Kerlip kerlip lampu terlihat begitu padat menunjukkan kepadatan penduduknya. Saya bangunkan Najin untuk bersiap siap.

Pesawat yang dijadwalkan sampai pukul 21.00 tiba sebelum waktunya. Pesawat menyentuh tanah Bandara Indira Gandhi Airport pukul 20.30 dengan lancar dan mulus. Semulus pipinya Najin yang sering saya ciumi. Hehehe. Alhamdullilah sampai di Delhi dengan aman dan nyaman.

Pengalaman terbang bersama Malindo Air ini membawa sudut pandang baru tentang pesawat berbudget. Bukan sekedar terbang. Faktor kenyamanan dan kemanan menjadi faktor utama pelayananya. Malindo Air menawarkan harga bersahabat dengan pelayanan hebat. It’s Not Just Low Cost Airline.

Menyusuri Keindahahan Danau Dal, Kashmir

$
0
0
Dal Lake, Kashmir, India

Daya tarik keindahan yang sempurna inilah membuat danau Dal dijuluki sebagai Jewel in the Crown of Kashmir atau Srinagar Jewel

Mentari memunculkan semburat orange di ufuk timur. Perlahan sinarnya membuka tabir keindahan rantai pegunungan Himalaya. Pucuk pucuknya berselimut salju mendekap keheningan danau Dal yang menjadi jantung wisata kota Srinagar.

Pagi itu, hawa dingin mencubit kulit. Secangkir teh hangat berada dalam genggaman. Syal hangat membalut tubuh. Saya duduk termenung didepan teras. Membiarkan telapak kaki saya menggantung, merasakan kesejukan didalam danau Dal. Menyaksikan suguhan alam didepan mata bak sebuah lukisan.

Sesaat saya melupakan segala lelah yang saya lalui di hari kemarin. Setelah 24 jam perjalanan darat dari kota Delhi menuju Srinagar, Ibu kota Jammu dan Kashmir, India.  Melewati puluhan perbukitan dan pegunungan, menikmati suguhan alam dan kehidupan alam pedesaan.

Negara bagian Utara India ini terkenal dengan gejolak politik dan demontrasi. Hal ini tidak kami rasakan ketika berkunjung. Justru kemacetan dan keceriaan lebih terasa, karena banyaknya pengunjung yang menikmati liburan musim panas di Kashmir.

Danau Dal yang luas dan bening. Diatasnya terhampar gerombolan daun bunga lotus. Deretan rumah kapal terbuat dari ukiran kayu Cedar mengapung diatasnya. Lekuk perbukitan menghijau mengelilingi danau. Jauh sepanjang mata ini memandang dari segala arah yang terlihat hanyalah baris pegunungan berselimut salju.

Danau Dal yang merupakan danau terbesar kedua di propinsi Jammu dan Kashmir negara bagian India ini merupakan pusat pariwisata dan rekreasi. Berada di lembah baris pegunungan Zabarwan. Tepat berada di kaki bukit Zabarwan yang memeluk Danau di ketiga sisinya. Membentang dari Timur hingga ke Utara.

Daya tarik keindahan yang sempurna inilah membuat danau Dal dijuluki sebagai JewelintheCrownofKashmir atau SrinagarJewel. Sejak zaman Kekaisaran Islam Mughal hingga kolonial Inggris, Kashmir dijadikan ibukota selama musim panas. Terpikat oleh pesona keindahan yang ditawarkan. Kaisar Mughal membangun dua taman indah disekeliling danau. Yakni Shalimar Bagh dan Nishat Bagh.

Kashmir

Dal Lake, Kashmir, India

Dal Lake, Kashmir, India

Shikara, Kashmir, India


Rumah Perahu
“Assalamualaikum“ sapa salah seorang wanita mendayung perahu memecah lamunan. “Waalaikumsalam” Jawab saya. Berbeda dengan daratan lain di India, Mayoritas penduduk Kashmir memeluk agama Islam. Ketika mentari sedikit meninggi. Banyak lalu lalang perahu melintas di depan rumah kapal tempat kami menginap yang biasa disebut houseboat.

Ribuan Houseboats  yang dijuluki sebagai istana mengapung ini menyebar di atas Danau Dal seluas 18 Kilometer persegi. Untuk menjalankan segala aktifitas diatas danau, seluruh Houseboatsmemiliki perahu warna warni yang biasa dikenal dengan nama Shikara. Seluruh Masyarakat yang tinggal di danau terbiasa mendayung Shikara sejak mereka kecil.
Setelah sarapan pagi yang disediakan oleh pemilik houseboat. Kami diajak berlayar disepanjang danau dengan menggunakan Shikara. Dilengkapi dengan sofa nyaman dan kelambu dengan warna senada. Untuk tourcruise dengan Shikara ini kami cukup membayar 300 Rupees atau sekitar Rp. 60.000 Rupiah saja.

Shikara bergerak perlahan. Hening, terdengar suara dayung memecah danau. Nampak bening kehijauan dengan kedalam sekitar 6 Meter. Didalamnya terlihat rerumputan berbungkus lumut, bergoyang dan melambai lambai. Sesekali nampak ikan ikan kecil saling berkejaran. Seolah mereka bermain petak umpat diantara rerumputan.

Kami diajak melewati beberapa kanal. Menikung di beberapa kelokan dengan deretan houseboats. Kenikmatan menyusuri Danau dengan Shikara layaknya menikmati Gondola di Venice. Menjadikan Danau Dal dikenal sebagai Venice of The East.

Parvez, pendayung shikara kami menjelaskan. Untuk menyusuri setiap ujung danau seluas 35 KM dibutuhkan waktu hingga 12 Jam lamanya.Dia juga menjelaskan bahwa hanya penduduk asli Kashmir lah yang bisa memiliki rumah perahu. Harga sebuah rumah perahu diatas danau terbesar kedua di India ini senilai Rp. 500 juta. Untuk menjaga ekosistem dan kebersihan danau, pemerintah tidak mengizinkan pembangunan rumah perahu baru.

Bacpacker ke Kashmir

Dal Lake, Kashmir, India

Sewa Houseboat di Kahsmir

Houseboats murah di Kashmir



Rad, Lahan Basah ditengah Danau Dal
Dayung Shikara menghantarkan kami ke taman Nehru. Selain houseboats, di atas danau terdapat lahan basah alami. Juga taman dan perkebunan mengambang yang dikenal dengan nama Rad oleh penduduk setempat.  Hasil panen kebun dijual di pasar mengapung di pagi hari. 

Lahan basah ini dibagi menjadi menjadi empat cekungan. Yakni Gagribal, Lokut Dal, Bod Dal dan Nagin. Lokud Dal dan Bod Dal masing masing memiliki sebuah pulau ditengahnya. Dikenal dengan nama Rup Lank (CharChinari) dan Sona Lank. Disebut demikian karena terdapat empat (char) pohon Chinar yang muncul dari dalam danau. Bersebelahan dengan taman Nehru.

Kami melanjutkan berlayar menuju GoldenLake. Masih bagian dari Danau Dal. Disini terdapat spot permainan air. Lalu lalang shikara dipenuhi wisatawan. Dan juga pedagang yang merapatkan perahunya dengan menawarkan berbagai macam makanan, minuman, bunga, saffron dan souvenir.

Di area Goldenlake ini kami  melihat hamparan danau Dal yang luas. Sekumpulan air mancur yang saling bersaing memuncratkan air keangkasa. Deretan houseboats mewah dengan gazebo berbungkus bunga. Dekapan rantai pegunungan Zabarwan nampak jelas dari sini. Burung gagak dan elang terbang bebas menghiasi langit biru.

Budget perjalanan ke Kashmir

Dal Lake, Kashmir, India


Berbelanja di Pertokoan Terapung
Kami selanjutnya diajak berbelanja di pertokoan mengapung. Berbeda dengan pasar terapung dipagi hari. Dimana penjual dan pembeli bertransaksi diatas Shikara. Deretan toko terapung ini layaknya sebuah toko biasa. Buka selama 24 jam. Menjual berbagai macam souvenir khas Kashmir. Seperti karpet, syal, pashmina dengan kualitas terbaik, saffron, aneka kacang, aksesoris, baju dan masih banyak lagi.

Terakhir kami diajak berlayar menuju perkebunan bunga lotus. Sayang, pada saat kami kesini yang terlihat hanyalah hamparan dedaunan. Hamparan bunga lotus bermekaran di bulan Juli dan Agustus saja.

Kekecewaan kami tak berlangsung lama. Kami menyaksikan panorama lain yang tak kalah cantik. Berbagai macam burung putih hinggap diatas dedaunan. Berjalan mencari makan kemudian terbang. Dari kepakan sayapnya menebar butiran butiran air berterbangan diudara.

Dal Lake, Kashmir, India

Dal Lake, Kashmir, India


Kashmir berada dalam lingkar rantai pegunungan Himalaya. Itulah mengapa, sepanjang mata memandang terlihat simfoni alam lekuk baris pegunungan bertudung salju. Dimusim dingin danau membeku dihujani salju.


Berada disini waktu seolah berjalan lambat. Selama tiga hari tinggal ditengah danau, yang terasa hanyalah kedamaian dan ketenangan. Berat rasanya kaki ini beranjak pergi. Semoga kedamaian selalu mengayomi bumi surga Kashmir.

Padang Rumput Emas di Tanah Kashmir

$
0
0

Tak salah jika penduduk dunia menjuluki Kashmir sebagai Surga di bumi, terserak lembah dengan hamparan bunga berlatar belakang pegunungan Himalaya salah satunya lembah Sonamarg.

Roda mobil berputar meninggalkan kota Srinagar. Ibu kota musim panas bagian Jammu dan Kashmir, India. Saya biarkan pintu jendela terbuka. Merasakan udara sejuk dan bersih menyapu paru paru. Danau Dal yang menjadi jantung wisata kota Srinagar lepas dari pandangan mata.

Hamparan sawah menyapa. Deretan desa berteman kebun apel terhampar di kaki perbukitan. Penggembala mengarak ratusan domba. Berpakaian khas Kashmir dengan ikatan kain dipinggang dan kepala. Ditanganya membawa kayu ranting untuk mengarak domba, keledai dan kuda. Jauh disana, nampak liuk air sungai nan jernih membelah perbukitan menghijau. Simfoni alam pedesaan yang tak tersentuh oleh modernitas.

Jalanan mulai menanjak dan meliuk liuk melewati perbukitan. Membelah hutan pohon cemara. Nampak sederet air terjun berasal dari lelehan glacier membelah bebatuan diatas bukit.

Semakin lama udara terasa dingin mencubit kulit. Lambat laun pemandangan alam mulai berubah. Sawah dan perkebunan hilang dalam pandangan. Baris pegunungan berselimut salju berdiri gagah sejauh mata memandang. Menemani sepanjang perjalanan, aliran sungai Sind memancar bening. Anak sungai terbesar dari Sungai Jehlum yang berasal dari lembah Kashmir.

Glacier es mencair dari atas pegunungan. Nampak seperti lahar putih. Menjulur dari atas menuju aliran sungai Sindh. Terkadang bongkahan es tebal dipotong membentuk seperti dinding es di sisi jalan. Lukisan alam bak wallpapper dalam layar komputer.






Sesekali kami meminta kepada sopir untuk berhenti. Sekedar selfie dan mengabadikan suguhan alam dalam jepretan kamera. Air sungai mengalir begitu bening, menggelitik diri ini untuk membasuh muka. Terasa begitu dingin dan segar.

Perjalanan dengan suguhan alam khas pegunungan Himalaya membawa kami menuju Sonamarg. Sebuah Hillstation di lembah Kashmir. Berada di distrik Ganderbal. 87 KM di sebelah Utara kota Srinagar.

Kami ditemani pemandu wisata bernama Pak ahmad. Penduduk asli Kashmir berusia 60 tahun. Mobil dan pemandu kami sewa seharian dengan harga 3800 Rupees. Sekitar Rp. 600.000 saja.

Meski bahasa Inggrisnya patah patah. Pak Ahmad dengan antusiasnya menjelaskan setiap sudut pemandangan yang kami lewati. Beliau berucap “The great and best Himalayan glacier view is in Sonamarg”. Seolah mengiyakan apa yang disampaikan oleh pak Firdaus. Pemilik rumah perahu (houseboat) diatas danau Dal tempat kami menginap.

Sonamarg berarti padang rumput emas. Dalam versi inggrisnya dikenal sebagai TheMeadowofGold. Hamparan bunga membungkus padang rumput dimusim semi menjadikanya dikenal sebagai padang rumput emas.

Sonamarg juga memiliki sejarah penting. Menjadi pintu gerbang jalan kuno yang menjadi legenda dimasa lalu yakni SilkRoad. Bersamaan dengan Gilgit, Sonamarg menjadi jalan penghubung Kashmir dan China. Dan juga menghubungkan dengan negara negara teluk lainnya.

Hingga detik ini, jalur ini sangat penting bagi negara India. Sebagai jalur menuju base pertahanan militer yang berada di Ladakh. Keindahan tanah Kashmir pernah menjadi rebutan tiga Negara. Yakni India, Pakistan dan China. Meski perdamaian telah disepakati, gejolak ketegangan masih terasa.

Tiga jam berlalu melewati jalanan menanjak dan meliuk liuk. Kami tiba di Sonamarg. Berada di ketinggian 2800 meter diatas permukaan laut. Ketika membuka pintu, hawa dingin terasa menampar wajah. Berdiri melempar pandangan ke segala arah, kehangatan hati terasa.

Surga kah? Mata hati mendadak jatuh cinta. Setiap sudut memiliki karakteristik yang berbeda. Maka nikmat Allah yang manakah yang engkau dustakan? Subhanallah. Segala puji bagi Allah Sang pencipta keindahan disajikan bagi penduduk di muka bumi.

Sonamarg terletak diantara dua gletser dalam rantai pegunungan Himalaya. Yaitu Kolhoi Glacier dan Machoi glacier. Seredet puncak berdiri gagah menjulang diketinggian 5000 meter diatas permukaan laut. Yaitu Puncak Sirbal, Puncak Kolhoi, Puncak Amanath dan Puncak Machoi.

Dihadapan mata. Sebuah jalan beraspal diapit baris pegunungan bertudung salju. Sambung menyambung tak berujung. Jalanan ini menuju Zojila pas. Bagian dari Silk road. Sebuah rute menuju jalanan tertinggi pertama dan kedua di dunia. Disana juga bertengger desa terdingin kedua didunia.

Melempar pandangan ke kiri. Menyembul pegunungan dikerumuni pohon cemara menjulang. Atapnya membentuk sebuah gundukan berlapis salju. Lelehan salju menjulur kebawah menembus disela sela pohon cemara. Sekilas nampak seperti puding hijau dilumeri susu kental. Elok!

Berbalik ke arah belakang. Terserak pegunungan gersang berlapis es. Nampak garang, tandus, misterius yang membius. Jauh diatas bukit yang bertengger di bawahnya terlihat Yak asyik merumput. Hewan asli pegunungan Himalaya ini sekilas nampak seperti kerbau. Memiliki bulu panjang disekujur tubuhnya. Menjaga agar tubuhnya tetap hangat menghadapi udara yang sangat dingin. Subhanallah.

Mengahadap ke arah kanan. Hamparan karpet rumput menghijau dengan serakan bunga. Gundukan bukit landai dengan juluran pohon cemara jarang jarang. Berlatar belakang baris pegunungan dengan ujung-ujungnya yang lancip berselimut salju. Di kakinya membentang lembah Thajiwas. Pusat bermain salju, ski, jet ski yang menjadi tujuan utama para wisatawan. Kesanalah kaki ini melangkah.










Penduduk lokal mulai mengerumuni kami. Menawarkan jasa sewa poni, jaket kulit nan hangat dan juga sepatu boot. Meski mulai memasuki musim panas. Dinginnya udara di lembah Thajiwas menusuk kulit. Jaket dan sepatu boot disewakan dengan harga 500 Rupees atau sekitar Rp. 100.000 saja.

Sonamarg tak dapat dikunjungi kala musim dingin tiba. Salju lebat menerjang lembah ini. Sering terjadi badai dan longsor salju. Tidak ada penduduk tetap disini. Hanya sebuah pusat informasi dan Masjid. Disebelahnya sederet warung sederhana yang menjual makanan halal dan minuman.

Kami memilih berjalan kaki. Selain menghemat biaya, dengan berjalan kaki kami bisa menikmati panorama yang tersaji disetiap langkah. Tak henti hentinya kami berfoto sekedar narsis atau menangkap keindahan yang tersaji dalam jepretan lensa kamera. Hingga menghabiskan seluruh memori kamera.

Rumput terhampar luas di kaki bukit. Terbungkus bunga warna warni menyemarakkan pandangan. Kuning, ungu, merah muda semua bunga kecil bermekaran. Bergoyang goyang diterpa angin. Seolah tersenyum bahagia menyambut musim semi tiba.

Sesekali kami berhenti. Duduk santai atau berbaring diatas rerumputan. Menyaksikan gantungan awan putih berjalan lambat diatas pegunungan berjubah putih. Alhamdullilah. Rasa syukur dan memuji Allah SWT tak henti hentinya terucap dari bibir.


Melanjutkan tapak kaki. Pak Ahmad menjelaskan bahwa masih ada kaum Gipsy yang tinggal diatas pegunungan. Mereka hidup nomaden. Ketika musim panas tiba, mereka membawa serta ternak dan tinggal dalam gubuk sederhana terbuat dari kayu. Ketika musim dingin mereka tinggal dikota Srinagar.

Jalanan landai sedikit menanjak. Ah, kami mulai terengah karena tak terbiasa dengan terpaan cuaca dingin. Malu dengan Pak Ahmad. Meski berusia lanjut, pak Ahmad masih kuat. Kami terus berjalan bersantai, sesekali ditemani pepohonan tinggi menjulang. Sisa-sisa salju nampak berkerumun diatas rerumputan, terasa licin. Dari atas sini nampak jelas aliran sungai Sind yang kami lewati sepanjang jalan tadi. Meliuk bagaikan ular berwarna hijau dengan sisik berwarna putih.

Pepohonan nampak berbeda. Batang dan ranting berwarna putih. Sedangkan dedaunan kecil berwarna kuning kecoklatan dan juga orange menghiasi ujung ujung ranting. Dibawahnya terserak gundukan salju yang mulai mencair.

Sampai diatas bukit kami menghentikan langkah kami. Tersedia gazebo untuk bersantai dan menikmati pemandangan sekitar. Dibawah sana, nampak jalanan meliuk liuk berselimut tanah sedikit berpasir berwarna kecoklatan. Jalan itu membawa para wisatawan menuju Thajiwas.

Lembah berselimut salju. Diapit dua baris pegunungan bertudung salju. Pucuknya gersang dan lancip. Diatasnya melambai lambai uap tipis yang menguap diterpa sengat sang mentari. Panorama alam ciptaan Yang Maha Esa ini terasa sempurna dalam naungan langit biru berserak awan putih.





Selain lembah Thajiwas. Sonamarg juga menawarkan wisata trekking dan hiking ke beberapa jalur bagi para adventures. Para petualang bisa trekking menuju pegunungan lain seperti Vishansar, Kishansar, Gadsar, Satsar & Ganganbal. Dan juga beberapa spot wisata lain seperti Nilagrad, Bisansar Lake, Krishanshar Lakedan Nichnai Pass.

Sonamarg memiliki hamparan glacier yang menjadi potret panorama keindahan The Great Himalaya. Saya seolah dibius dan dirangkul oleh keindahan sang Himalaya. Ditambah lagi dengan kearifan dan keramahan saudara muslim Kashmir. Tak salah jika penduduk dunia menjuluki Kashmir sebagai surga di bumi.

Padang Rumput Bunga di Sudut ‘Surga Dunia‘

$
0
0

Deretan lembah molek berbungkus Bunga terhampar di kaki pegunungan berselimut salju

Dari kota New Delhi, Ibu kota India, saya bersama teman teman memilih perjalanan darat. Meski memakan waktu hingga 24 jamlamanya. Tapi pemandangan yang ditawarkan justru menambah pengalaman tak terlupakan. Terserak pedesaan yang bertengger di lereng pegunungan. Liukan sungai membelah perbukitan. Penggembala mengarak domba. Melintasi baris pegunungan dengan jurang menganga. Melewati jembatan tua dengan deras aliran sungai dibawahnya. Berteman dengan gerimis dan tersapu langit biru berhias gantungan awan putih.

Hari pertama di Kashmir, kami menghabiskan waktu menyesap keindahan Sonamarg hill station. Puas memoles mata dengan deretan gemunung bertudung salju di lembah yang dijuluki Padang rumput emas seharian, sore harinya kami kembali ke Srinagar. Keesokan harinya ketika mentari menyembul diantara lekuk pegunungan berselimut salju, kami melanjutkan perjalanan menuju Gulmarg.

Berjarak 52 Km dari kota Srinagar. Berada di distric Baramulla di Selatan kota Srinagar. Kami merogoh kocek 1800 Rupees untuk menyewa mobil seharian. Sewa mobil ini sudah termasuk bensin dan sopir (all include), kalau di rupiahkan  sekitar Rp. 400.000.

Danau Dal lepas dari pandangan. Melewati kota tua Srinagar, nampak deretan truk militer dipenuhi tentara. Sisa sisa gejolak perang lebih terasa. Beberapa kali kami berpapasan dengan Jeep dan tentara dengan senapan berlaras panjang berjaga jaga. Hal ini dikarenakan Gulmarg berada dekat dengan Line of control antara negara Pakistan dan India.

Setelah 1,5 jam perjalanan menembus hutan pohon pinus. Kami berhenti sejenak di tebing pandang atau view point. Suguhan alam baris pegunungan berselimut salju nampak lebih tebal dan bersahabat. Begitu dekat seolah bisa disentuh oleh ujung jari. Sungai meliuk membelah pegunungan. Mengalirkan air bening bak Kristal dari lelehan glacier es.  Rimbun pohon pinus membungkus bukit dikaki pegunungan.




Kesegaran di pelupuk mata memercikkan ketenangan dalam hati. Sayang, Panorama Bumi Kashmir tak akan pernah cukup memuaskan jiwa pecinta keindahan Alam. Semakin menikmatinya, justru haus pula ceruk nafsu ini untuk kembali menatap keindahan yang ditawarkan dibalik gunung gemunung yang berdiri menawan. Kami lanjutkan perjalanan menuju Gulmarg. Dari sini jalanan mulai menanjak tajam, meliuk naik turun. Sesekali tanjakan tajam bersamaan dengan tikungan yang tajam pula. Membuat kami was was.

Satu jam berlalu kami tiba di Gulmarg. Berasal dari kata Gaurimargnama dari Devi parvati, istri dari dewa Shiva atau Lord Mahadev. Gaurimargdiubah menjadi Gulmarg oleh seorang Raja Muslim bernama Yousuf Shah Chak.Gulmarg sendiri berarti padang rumput bunga. Disaat musim semi tiba, bunga kecil dengan berbagai warna bermekaran membungkus lembah.

Gulmarg menjadi tempat tinggal favourite para Raja pada dahulu kala. Mulai dari Raja hindu, Kaisar Mughal hingga menjadi summer holiday pada masa penjajahan Inggris di India. Hingga saat ini, Gulmarg menjadi destinasi favourit di India.

Suguhan padang rumput berlatar belakang rangepegunungan berselimut salju. Berdiri beberapa vila dan hotel. Pandangan layaknya negara Switzerland tersuguh dihadapan mata. Di hamparan rumput nan luas berdiri beberapa pendopo sebagai tempat piknik. Mengalir sungai kecil dipercantik dengan lengkungan jembatan kayu diatasnya. Kuda berkeliaran dengan bebas. Sedangkan para gembala menemani puluhan domba merumput dipadang hijau.





Kami lanjutkan tapak kaki menuju wisata utama di Gulmarg. Yakni menikmati cable car atau gondola tertinggi kedua didunia menuju puncak pegunungan yang menjadi resort ski. Sampai di stasiun Gondola kami tak percaya dengan apa yang kami lihat. Antrian mengular tak berujung hingga ratusan mungkin ribuan wisatawan yang didominasi warga negara India. Dimusim panas yang bertepatan dengan summerholiday di India, Gulmarg bak lautan manusia.

Untung teman teman sudah membeli tiket online di www.gulmarggondola.com. Tapi saya sendiri belum membeli tiket. Hehehe. Karena saya ngikuti trip ini dadakan, tanpa kepastian ikut berangkat. Masih menunggu kepastian liburan sekolah si Kecil. Jadilah teman teman yang berangkat dari Indonesia membeli tiket online duluan.

Bagaimana dengan saya yang belum beli tiket online? Jadi gini. Di Gulmarg untuk menaiki gondola ada dua konter. Pertama untuk membeli tiket secara langsung dan konter kedua untuk menukarkan form pembelian online dengan ticket. Karena saya belum beli tiket, ‘harusnya’ saya beli di konter pertama yang super antri. Sedangkan konter kedua sepi.

Saya bawa form pembelian online teman teman ke konter kedua. Setelah dapat tiket, saya bilang ke salah satu petugas loket bahwa saya sendiri belum memiliki tiket gondola sambil nyengir cakep. Dia meminta saya untuk pergi ke loket sebelah. Oh, Tidak!. Akhirnya saya mengeluarkan jurus maut ngegombal tanpa kedipan mata.

Jurus merayu nggak berhasil. Petugas berwajah Kashmir ini tetep gedek. Please, sir. Dia tetep gedek dengan senyuman. Masak iya saya harus merayu dengan lebih ‘nakal’ gitu? Pikiran saya langsung kalut. Akhirnya saya tarik nafas panjang dan memelas kece ke petugas. Saya bilang ke dia, kalau kami barusan tersesat, capek!. Antrian panjang lagi, haruskah saya terpisah dengan teman teman? Sementara Gondola sebentar lagi tutup. Akhirnya petugas meleleh hatinya menatap aura kecantikan saya, dia berdiri menuju konter sebelah dan membeli tiket buat saya tanpa antri. Horeee. Rezeki emak solehah.

Oh, ya dalam postingan selanjutnya saya akan bercerita tersesat di camp tentara India di Kashmir.

Kami masuk dalam antrian yang mengular. Tetiba langit yang tadinya biru tersapu awan hitam. Hujan lebat disertai hujan es menyapa. Kami yang seyogyanya mengenakan long john, Sweater plus jaket dan shawltak dapat menahan hembusan udara dingin. Kami keluar dari antrian dan menuju salah satu restoran untuk menikmati teh hangat. Menghangatkan tubuh kami menunggu hingga hujan es reda dan wisatawan berkurang. Sekaligus menikmati makan siang dengan menu KhasmerePulao, makanan khas Kashmir.

Hampir dua jam lamanya kami bercengkrama didalam restoran. Antrian panjang sudah tak nampak lagi. Ditengah gerimis dan angin dingin kami berjalan menuju stasiun gondola Gulmarg resort yang berada di ketinggian 2600 Meter. Antri sedikit saja karena semua orang sudah naik keatas.

Terdapat dua fase gondola. Fase pertama mengantarkan wisatawasan dari Gulmarg resort menuju Kangdoori station diketinggian 3.080 meter. Dengan harga tiket 600 Rupees. Mengajak para turis bermain ski di lembah Kangdoori yang berbentuk mirip sebuah mangkok.

Fase dua yang memiliki 36 cabin dan 18 menara mengajak wisatawan hingga berada di ketinggian 3950 Meter. Harga tiket gondola 1800 Rupees. Menuju atap Kangdoori mountainyang berada dekat dengan puncak pegunungan Afarwat yang berada di ketinggian 4200 Meter. Kami membeli tiket sampe di fase pertama saja.

Range ski yang panjang dan lebar masuk dalam puncak gugusan pegunungan Himalaya. CNN International menjadikannya sebagai  Asia's seventh best ski destination. CNN juga menjulukinya sebagai "Heartland of winter sports in India". Resortpermainan ski bak pegunungan Alpen menjadikannya dikenal sebagai Switzerland of Asia.




Pada saat musim panas, banyak kegiatan outdoor yang ditawarkan. Seperti bermain golf, trekking, mountain biking, menunggang kuda, water skiing dan memancing. Gulmarg juga dinobatkan sebagai hamparan hijau tempat bermain golf tertinggi di dunia.

Puas bermain salju dan mencoba permainan tradisional ala kashmir, sore menjelang malam kami kembali ke Srinagar. Sebelum beranjak, seperti biasa kami menyusuri sudut sudut cakep dimana banyak bunga bermekaran. Kami juga meninggalkan jejak di toilet dengan panorama super kece. Dan menyantap menu masakan Kashmir yang dimasak oleh chef Kashmir yang cakepnya kebangetan.


Musim panas di Kashmir membuat kami betah bermain seharian. Matahari tenggelam lebih lama dari hari biasanya. Ah, Tak salah jika penduduk dunia menjulukinya sebagai surga di bumi. Semoga kedamaian selalu menyelimuti bumi Kashmir.

Tersesat diantara Kamp tentara India di Kashmir

$
0
0
Keamanan di Kashmir

Terkejut, dihadapan kami sebuah camp dengan dua tentara menenteng senjata laras panjang berdiri menatap  awas kearah kami. Seketika, detak jantung  berdetak cepat sementara otak saya dijejali seribu macam alasan

Sesampainya di post Gulmarg yang berarti padang rumput bunga, kami gegas mendatangi kantor tourism board. Bertanya seberapa jauh gondola atau kereta gantung, petugas mengatakan kalau letaknya sekitar kemudian 1,5 KM dari tempat kami parkir. Dekat, pikir kami. Begitu pula dengan informasi yang kami baca sebelumnya, cukup jalan kaki saja sekalian cari tempat penyewaan sepatu boot dan jaket. Apalagi panorama sepanjang jalan membuat mata berbinar, kami mantap memilih berjalan kaki.

Fyi, dari tempat parkir yang tak jauh dengan kantor touris terdapat dua arah jalan berbentuk Huruf V. Kekiri menuju gondola (Gulmarg ski resort), sedangkan kekanan menuju Khilanmarg. Nah, Khilanmarg adalah sebuah lembah kecil yang berjarak sekitar 6 KM dari pos parkir. Keelokannya tak jauh beda dengan Gulmarg, yakni sebuah lembah dengan padang rumput bunga di musim semi. Khilanmarg juga menjadi tempat bermain ski. Meski kami ke Kashmir dimusim panas kami masih bisa menatap keindahan musim semi. Kenapa ? ketika kami berkunjung, musim dingin di India lebih lama dari biasanya, jadilah musim panas ‘berubah’ menjadi musim semi. Alhamdullilah, rezeki emak solehah.

Khilanmarg sendiri letaknya 600 meter lebih tinggi dari Gulmarg. Berbeda dengan Gulmarg, dimana jalannya beraspal dan tersedia kereta gantung untuk menuju kesana. Sebaliknya, Jalan menuju Khilanmarg pun lebih sulit, bukan hanya nanjak terus, tapi juga melewati hutan pinus. Kala musim semi air salju meleleh dan membuat tanah menjadi becek dan licin. Catet! Nggak ada ojek lagi, bisanya cuman sewa poni. Tapi melewati hutan dan jalanan becek tak akan sia sia karena Khilanmarg menawarkan pemandangan yang lebih menarik. Dari Khilanmarg bisa menyapu pandangan ke seluruh rantai pegunungan Himalaya, mulai dari Nanga parbat hingga puncak kembar Nun dan Kun dengan ketinggian 7100 meter.

Balik lagi ke cerita, dari pos turis kami tak bertanya arah yang mana. Kami pikir kedua jalan tersebut sama sama menuju Gulmarg. Dengan super pede kami ambil arah kanan, santai berjalan, sesekali ngobrol dengan gelegar tawa. Masya Allah, jalan disini memang kece badai, kayak diapit dua negara, Switzerland dan New Zealand. Sebelah kiri  view layaknya negara Switzerland, gunung gemunung berlapis salju panjang tak berujung bak pegunungan Alpen. Hamparan padang rumput dengan serakan pendopo kayudiatasnya. Kuda kuda begitu asyik merumput. Meliuk aliran sungai dengan lengkung jembatan kayu diatasnya. Sedangkan view sebelah kanan kayak negara New Zealand, padang berkarpet rumput dengan latar pohon pinus, ratusan domba merumput disana. Semua terasa begitu sempurna dalam naungan langit biru dan segerombol awan putih.

Itinerary Kashmir

Dengan pemandangan kinclong seperti ini, kami (saya, Rani, Feri, lamda, Wilson dan Endah) sibuk dengan kamera masing masing. Cekreksana sini sambil terus berjalan. Kadang kami berkumpul untuk sekedar wefie bareng. Saat itu yang bawa Tongsis cuman Fery aja. Karena sibuk foto kami tak menyadari bahwa semua  wisatawan dijalur ini menggunakan poni semua. Sesekali beberapa Khasmere mendatangi kami, nawarin sewa Poni. Kami cuekin.

Lambat laun pemandangan berubah. Jalanan tak lagi beraspal. Kami memasuki hutan pinus menjulang seperti raksasa. Tanah begitu becek dengan serakan sisa salju. Tak nampak lagi hamparan rumput dan tiang gondola diatas pegunungan bersalju. Kami sibuk dengan langkah kami sendiri, Rani didepan, disusul Fery, saya dan lamda. Sedangkan bang Wilson dan endah berada jauh di belakang. Beberapa wisatawan yang duduk cakep diatas poni terkesima menatap kami berjalan dengan gesitnya.

Kadang kami berhenti dan bertanya satu sama lain. “ katanya 1,5 KM ini mah lebih, hadew!”. Guyonan dan tetep senyum. Jalan lagi. Nanjak lagi. Capek!

Tiba tiba terdengar suara Bang Wilson dari kejauhan. Meminta kami untuk berhenti. Dia tadi tanya sama tukang jasa penyewa Poni. Beliau bilang kalau kita salah arah.  Jalanan ini menuju Khilanmarg, bukan Gulmarg. Astaga, ternyata kami tersesat jauh. Pantesan, wisatawan jarang jarang dan semua menggunakan poni. Padahal tadi di parkiran wisatawan membludak.

Kami hanya menoleh kesana kemari dan berjalan kearah lain. Terkejut, dihadapan kami sebuah camp tentara dan berdiri dua tentara lengkap dengan laras panjang. Khawatir, kaki saya gemeter, sementara otak saya dipenuhi dengan berbagai macam alasan. Langsung teringat kata kata Shah Jahan “ Don’t mess up with Indian’s Army in Kashmir, You should remember that you have stay permit and married with Indian muslim. All your friends using tourist visa. They might thought that you are spying or something“. Bukannya tanpa alasan Shah Jahan berkata seperti itu karena meski sudah ‘damai’, ketegangan India dan Pakistan di Kashmir ini masih terus berlanjut. Pembicaraan tak henti hentinya di TV. Apalagi Gulmarg menjadi salah satu Line of control kedua negara.

Perut saya yang tadinya baik baik saja mulai terasa mules karena tegang. Teringat adegan interogasi di film film  tentang teroris. Berjalan pelan tengok sana sini diantara semak belukar dengan jalanan yang super becek. Sepatu mulai kotor. Hawa dingin tak terasa lagi, keringat mulai bercuuran. Yang terdengar hanya alunan detak jantung yang semakin cepat. Dig dug did dug. Karena berpencar, entahlah teman teman lain menyadari atau tidak dengan pengawasan kedua tentara tersebut. Saya sendiri nggak berani menatap tentara yang bawa senjata. Hanya tengok sana sini mencari jalan. Tampang muka blo’on aka ‘tersesat’.

Untunglah, tak jauh dari kamp tentara ini kami melihat sebuah jalan kecil. Kami bergegas menuju kebawah. Pergi tanpa memandang dua tentara tersebut. Setelah melewati beberapa kamps dan belukar. Syukur, jalanan setapak beraspal ini menuju Gondola. Alhamdullilah.

Kami berjalan ngibrit menuju Gondola, takutnya kesiangan. Dan saya juga takut diinterogasi. Duh! Payung sial masih menyelimuti, setelah berjalan lumayan jauh, kami masih harus menghadapi antrian yang super panjang sekali untuk menaiki gondola. Karena panjangnya antrian, sumbu kesabaran orang India membuncah. Nggak disiplin mengantri lagi. Saya yang mencari jalur khusus wisatawan luar negeri, ternyata tidak menemukan. Turis asing maupun lokal antri ditempat yang sama. Jadinya saya dan Lamda yang mencari informasi terjebak diantara kericuhan, adu mulut terjadi antara wisatawan dan petugas. Ricuh!

Gondola
Perhatikan! Antrian menggila, masih meliuk hingga ke ujung bukit


Berdiri diantara antrian tetiba Awan gelap datang, angin dan hujan es menerjang. Apalagi saya tidak mengenakan Jaket, hanya berbalut Shawl Kashmir. Akhirnya kami memutuskan keluar dari antrian, makan dan minum disalah satu restoran hingga hujan es reda dan wisatawan berkurang.

Setelah lebih dari satu jam, akhirnya kami bisa menikmati kereta gantung menuju keatas. Sampai diatas resort Gulmarg, awan hitam masih menyelimuti. Rasanya mual banget. Nggak enak body. Untung Lamda bawa tolak angin dari Indonesia. Selanjutnya, kami main main dengan salju dan narsis habis serta melupakan segala resah hari ini. Dan diatas sini kami menemukan Masjid berbendera Pakistan. Menariknya lagi, kami tetawa terbahak bahak ketika melihat sebuah board petunjuk bertuliskan “Khilanmarg --> 2,5 KM”  teringat kekonyolan kami tersesat tadi pagi.
Tips ke Kashmir
Kemanapun perginya, tolak angin selalu dibawa
Kashmir India
Antara ketawa dan pingin nangis waktu lihat tulisan ini

Ketidaksempurnaan sebuah perjalanan justru menggores manis dalam ingatan.


Tips Dan Trik Jelajah Kashmir

$
0
0
Tips dan Trik Jelajah Kashmir India

Informasi ini menyangkut transportasi, akomodasi, makanan, itinerary dan hal hal yang sebaiknya tidak dilakukan selama di Kashmir

Menjawab banyaknya pertanyaan mengenai perjalanan saya di Kashmir melalui email, maka saya menuliskan beberapa tips perjalanan ke Kashmir sesuai dengan pengalaman saya. Baca tips berikut  sebelum memulai perjalanan ke Kashmir.

1.    Waktu yang Tepat Berkunjung ke Kashmir
Sebagai Informasi, Kashmir memiliki empat musim layaknya negara di Eropa. Musim Dingin (Desember – Februari), Musim Semi (Maret – April), Musim Panas (Mei – Agustus), Musim Gugur (September – Novemver). Bulan Juli – Agustus memiliki curah hujan yang tinggi. Seperti kita ketahui, Kashmir masuk dalam rantai pegunungan Himalaya yang dikenal dengan ketidakpastian cuaca. Sesaat langit nampak biru cerah, tetiba kabut tebal menyapa sekaligus hujan es.

Jadi, kapan waktu yang tepat berkunjung ke Kashmir? Jawabnya : tergantung. Kenapa? karena balik keinginan pribadi masing masing. Ke Kashmir pingin menikmati turunnya salju atau pingin menatap keindahan Kashmir tapi masih ada saljunya?. Kashmir merupakan spot wisata musim dingin dan musim panas. Datang pas winteratau summer menawarkan keelokan tersendiri sekaligus ada plus minusnya. Tergantung dengan kondisi cuaca  dan iklim secara global.

Kalau ke Kashmir pingin menikmati turunnya salju, biasanya orang tropis  paling exiteddengan yang namanya salju. Noraknya minta ampun kalau sudah lihat salju, pingin guling guling sampai pingin dibikin es serut. Beda dengan yang pernah tinggal di negara dengan 4 musim, lihat salju dah biasa. Nah, kalau pingin lihat Snow fall, datang saja antara bulan Desember hingga Februari. Kadang akhir November atau pertengahan Maret salju masih turun dengan lebatnya.  Kalau datang pas winter, dinginnya nggak ketulungan hingga -5 bahkan lebih. Beberapa kawasan wisata dan akses jalan menuju Kashmir  sering diblokir karena tertutup salju tebal.

Kalau ke Kashmir pingin lihat tulip garden? Bunga Tulip ini mulai mekar pada saat musim Semi. Cuman 2 minggu saja. Biasanya mulai awal bulan April (musim semi). Sekali lagi, tergantung cuaca juga. Pada saat musim semi terkadang turun hujan di Kashmir. Jadinya sering diterjang hujan es kadang Banjir. Kabut juga masih dimana mana. Kawasan wisata sudah terbuka semua, hanya saja masih banyak salju menumpuk di jalan.

Ke Kashmir pingin lihat Mekarnya Bunga Lotus di atas Danau Dal ? Datang saja Bulan Agustus. Bunga Lotus bermekaran biasanya mulai akhir Juli dan selama bulan Agustus. Kekurangannya, Agustus bertepatan dengan musim hujan di Kashmir, jadinya akses jalan darat menuju Kashmir sering mengalami longsor. Jangankan musim hujan, dimusim apapun sering terjadi longsor. Tapi memang tak sesering dimusim hujan. Jadinya jalan ditutup tiba tiba. Kadang 3 hari hingga satu minggu. Beberapa tahun terakhir Kashmir sering dilanda banjir. Jadi sebaiknya dihindari datang waktu musim Hujan (Juli – Agustus).

Selain itu juga bulan Juli juga bersamaan dengan festival  Amarnath Yatra. Salah satu festival yang diadakan di Gua Amarnath yang dianggap suci agama Hindu ini berada di kashmir. Pada Saat ini umat Hindu di India berbondong bondong datang ke Kashmir. Rame sekali, Bahkan akan susah sekali mendapatkan tiket Gondola (kereta gantung di Gulmarg).

Dan ini info yang paling penting, meski Kashmir tergolong aman untuk dikunjungi, tapi ketegangan bisa dilihat dari banyaknya tentara India dimana mana, khusunya di line of control.  India merdeka tanggal 15 Agustus, mendekati hari kemerdekaan penjagaan kemanan lebi ketat lagi. Doube security. Bahkan banyak jalan di blokade dan Jumlah tentara India semakin bertambah. Seseorang teman pernah bercerita begitu tegangnya keadaan di Kashmir ketika hari kemerdekaan India.


Trus Kapan Bulan yang pas berkunjung Ke Kashmir? Bisa lihat kawasan wisata penuh bunga dan masih bisa main main dengan Salju. Jawabnya adalah Akhir musim semi hingga Awal musim panas yakni akhir April hingga awal bulan Mei (minggu pertama dan kedua). Pada saat ini kawasan wisata utama seperti Gulmarg dan Sonamarg dipenuhi dengan rumput berbungkus Bunga. Kashmir juga terasa sejuk, tapi bagi sebagian orang Indonesia masih terasa dingin. Langit biru dengan gerombolan awan yang sedang berjalan dengan damainya. Danau Dal kinclong dan tidak berkabut.

Ini yang banyak ditanya oleh Pembaca blog, Mbak Zulfa datang Bulan apa waktu di Kashmir? Fotonya kinclong kinclong dan banyak bunga dimana mana. Saljunya juga masih tebal membungkus gunung. Jawabnya adalah akhir Bulan Mei. Tapi tidak saya sarankan, kenapa ? Waktu saya datang kemari winter belangsung lebih lama dari biasanya. Jadi akhir Maret Kashmir masih Winter. Musim semi ‘mundur’, jadinya banyak bunga bersemi dan juga masih banyak salju di pegunungan. Rezeki emak Soleh, hehehe. Selain itu juga, akhir Mei (diatas tanggal 20 ) bersamaan dengan  summer vacation di India alias liburan sekolah. Banyak sekali turis lokal, Srinagar macet plus harus antri di gondola (kereta gantung) sampe menjamur dan kotor.  Ceritanya bisa dibaca disini.

2.    Transportasi ke Kashmir
Kashmir bisa diakses melalui jalur udara dan darat. Beberapa kota besar di India melayani penerbangan ke Srinagar. Ada yang langsung dan ada yang transit di Delhi. Harga tiket pesawat ke Kashmir sekitar 1 jutaan. Beli jauh jauh hari biar lebih murah.

Jalur darat bisa ditempuh dengan kereta Api dan Bus. Saat ini masih belum tersedia kereta api jurusan Srinagar secara langsung. Jalur kereta masih dalam tahap pembangunan, jadi masih terputus putus. Belum terhubung sepenuhnya. Untuk kereta api pemberhentian terakhir dari beberapa kota di India sampai dengan stasiun Jammu Tawi yang berada di kawasan Jammu. Sedangkan dari kota Delhi dan Agra tersedia kereta api hingga stasiun Udhampur (lebih keatas lagi). Dari stasiun Jammu Tawi atau Udhampur bisa dilanjutkan dengan menggunakan Bus atau mobil SUV. Movil SUV yang berkapasitas 7 hingga 15 orang. Mobil SUV ini yang paling banyak kita jumpai baik di stasiun dan terminal di Jammu.

Kalau pingin menggunakan mobil SUV, bisa langsung naik dari stasiun Jammu. Tapi kalau menggunakan bus harus ke terminal Jammu dulu. Jaraknya dari Stasiun Jammu Tawi ke terminal Jammu sekitar 3 KM. Bisa menggunakan autorikshaw dengan membayar 100 Rupee, coba nego aja. Nah, Bus menuju Srinagar ini murah cuman nggak selalu ada dan nggak tepat waktu. Kalau pakai Mobil, sebaiknya tanya dulu dari kendaraan satu ke yang lain, jadi bisa tahu harga umum (sebagai pembanding). Kombinasi kereta (Rajdhani express) lanjut dengan mosil SUV atau bus, memakan biaya sekitar 2000 Rupees.

Dari kota Delhi tersedia bus langsung menuju Srinagar. Busnya bertipe Semi sleeper jadi bisa tidur atau leyeh leyeh. Bus dari Delhi langsung ke Srinagar sekitar 3000 Rupees.

Baik kereta maupun bus memakan waktu 24 jam dari kota Delhi. Jangan khawatir capek, karena kereta dari Delhi – Jammu tersedia tempat tidur dan makanan. Mobil atau bus menuju Srinagar membutuhkan waktu 12 jam. Selama perjalanan berhenti 2 kali di restoran dan penjual manisan. Cerita perjalanan bisa dibaca disinilanjut disini.

Bagaimana jika sudah terlanjur di India dan jalan menuju Srinagar ditutup karena longsor atau Banjir ? Jawabnya naik pesawat atau gaul sama penduduk Kashmir yang ada di Terminal Jammu. Kenapa? pengalaman saya kemarin nggak dapat bus jurusan Srinagar. Di Terminal Jammu, teman teman berkenalan dengan pria asal Kashmir yang tinggal di Delhi. Kami kemudian berbincang bincang dengan beliau. Tiap bulan dia selalu Pulang pergi Delhi – Kashmir lewat darat. Beliau bercerita bahwa akan selalu ada jalur menuju kesana, entah langsung (ada sopir nekad) atau  estafet, maksudnya sambung menyambung. Seperti saya bilang sebelumnya ada jalur kereta yang terputus putus di Kashmir, bisa juga menggunakan jalur ini. Catet! Kalau traveler perempuan tidak ditemani teman cowok, sebaiknya Jangan gunakan trik ini.

3.    Kashmir Sightseeing
Wisata Utama di Kashmir apa saja ?
Sebenarnya bukan itu saja, masih banyak tempat wisata lainnya. Bahkan banyak sekali jalur trekking menuju danau tersembunyi atau puncak pegunungan. Yang saya sebutkan diatas adalah wisata utama yang paling banyak dikunjungi wisatawan.

4.    Itinerary ke Kashmir
  • Day 1 :  Jika sampai siang hari,  sampai di Srinagar bisa istirahat dan jelajah kota Srinagar. Dan jika sampai Srinagar sore atau malam hari (kebanyakan jalur darat baik bus atau kombinasi dengan kereta sampai kota Srinagar sore hari menjelang malam) sebaiknya istirahat sejenak. Tempat tempat wisata di kota Srinagar ini jaraknya tak seberapa jauh, bisa menggunakan autorikshaw atau sewa mobil.
  • Day 2  : Sonamarg
  • Day 3  : Gulmarg
  • Day 4  : Pahalgam
  • Day 5  : Keliling Danau Dal dengan Shikara (biaya 300 Rupees)
Untuk berwisata di ketiga tempat tersebut, yakni Sonamarg, Gulmarg dan Pahalgam masing masing butuh waktu seharian. Pagi berangkat, sore harinya balik ke Srinagar. Bukan hanya tempatnya yang saling berjauhan dan berbeda arah, juga karena kawasan tersebut lumayan jauh dari kota Srinagar. Butuh waktu 2 hingga 3 jam menuju lokasi tersebut. Kemudian masih dilanjutkan dengan jalan kaki atau menggunakan poni.

Transportasi menuju Sonamarg, Gulmarg dan Pahalgam menggunakan mobil SUV berkapasitas 6 – 7 orang. Sewa seharian sekitar 2000 Rupees.  Saya kemarin dapat sekitar 1800 Rupees.

Jadi berapa lama waktu untuk menikmati keindahahn Kashmir? Sekitar seminggu. Kalau bisa sebulan, ya. Hehehe banyak, lho, wisatawan mancanegara yang tinggal berbulan bulan di Kashmir.

Berapa budget yang disediakan untuk jelajah Kashmir? Waktu datang kemari saya mengelurkan budget sekitar 7000 Rupees atau sekitar Rp. 1.500.000. All in. Dengan catatan sewa mobil ke tempat wisata saya share costbersama 6 teman lainnya.

Noted :
Jika dalam perjalanan di India ini sekalian ke Leh, Ladakh melalui jalur darat, pasti akan melewati Sonamarg. Jadi bicarakan dengan pihak yang melayani perjalanan menuju Leh apakah mampir ke Sonamarg sebentar atau lewat saja. Kebanyakan kendaraan menuju  Ladakh ini menggunakan mobil SUV yang kita sewa dari Srinagar (seperti yang kita sewa menuju tempat wisata). Jika datang bersama 4 atau 6 teman kesini lebih enak lagi, sekalian sewa mobill dan bisa kita atur sendiri, Perjalanan ke Leh sekalian mampir Sonamarg.

Jika dari Kashmir rencana balik ke kota lain di India (Jammu), bisa mampir ke Pahalgam karena searah dengan perjalanan pulang. Tentunya ini berlaku jika kalian sewa mobil sendiri. Tapi kalau campur dengan penumpang lain, nggak mungkin.

Saran saya kalau ke Kashmir datang bersama 6 orang teman. Biar bisa sewa mobil sendiri, karena rata rata mobil berkapasitas 6 orang. Bisa share cost (lebih murah) dan ngatur itin dengan baik. Saya kemarin datang bersama 6 orang teman, jadinya lebih murah dan atur waktu semaunya, tanpa diatur atau harus kompromi dengan penumpang lain.

Tips : Sampai di terminal Srinagar disana terpampang papan informasi daftar harga sewa mobil menuju wisata dan kota lain termasuk Leh, coba kamu lihat harganya. Bisa jadi pembanding. Kadang pemilik houseboat atau hotel menyediakan kendaraan juga. Jangan khawatir dipalak, rata rata orang Kashmir jujur.

5.    Akomodasi
Bisa tinggal di Houseboat di Danau Dal atau hotel sekitaran danau. Kebanyakan Hotel dan penginapan di Srinagar berada di sekitar danau Dal. Harga Houseboat dan Hotel bervariasi, ya, nggak semuanya mahal. Saran saya, tinggalah di Houseboat, sekalian di Kashmir, kenapa nggak merasakan tinggal di Houseboat. Mahal nggak ? Nggak. Saya dulu tinggal di houseboat sehari cuman 500 Rupees atau sekitar Rp. 100.000 Murah bukan ?

Tinggal di houseboatkita bisa merasakan kehangatan keluarga Muslim Kashmir. Mereka biasanya tinggal di sebelah atau dibelakang houseboat. Mereka juga menyediakan makanan khas Kashmir dengan rasa rumahan yang pastinya endang gulindang. Malam atau pagi hari kita bisa berbincang dengan mereka layaknya keluarga sendiri. Bahkan mereka meminta saya mencoba mendayung Shikara. Asyik bukan? Kisah saya bisa dibaca disini. Jangan Khawatir mati kutu di dalam houseboat, mereka mneyediakan Shikara (perahu) untuk antar jemput gratis atau sekedar jalan jalan disekitaran danau. Hingga saat ini saya masih berkomunikasi dengan baik dengan keluarga Pak Firdaus, pemilik houseboat.

6.    Makanan Halal di Kashmir
Mayoritas (90 %) penduduk Kashmir seragam Islam. Rata rata makanan yang dijual di restoran berlabel Halal. Restoran vegetarian juga ada. Cobalah masakan Kashmir karena sangat berbeda dengan masakan India. Tak terlalu berempah dan cocok dengan lidah Indonesia.

7.    Do & Don’t in Kashmir
Banyak tentara India berkeliaran dengan senjata laras panjang di Kashmir. Jangan mengambil foto mereka atau minta foto narsis bersama mereka. Saya sadar betul kalau orang Indonesia suka narsis dan kadang menggampangkan sesuatu. Please, hormatilah keadaan keamanan yang ada. Cukuplah, hal ini terekam dalam memori dan hati.

Penting! Jangan mengambil foto candid Cewek Kashmir. Lelaki Kashmir sangat menghormati dan menjujung tinggi wanitanya. Wanita di Kashmir dan India Muslim lainnya menyebut wanita sebagai aurat (bahasa urdu wanita itu sendiri adalah aurot). Secanggih apapun kameramu dan sepintar apapun kamu mengambil foto, Please nggak usah ambil foto cewek Kashmir. Hormatilah. Sebagaimana kamu ingin ibu dan kakak perempuan kamu ingin dihormati oleh lelaki lain.

Kalau ambil foto cowok Kashmir? Silahkan. Nggak usah candid juga tidak apa apa, mereka dengan senang hati bersedia difoto. Saya sendiri punya koleksi foto ketampanan cowok Kashmir *dibalangkamera.

Bawalah Jaket dan baju hangat yang cukup. Kashmir lumayan dingin apalagi wisata utamanya berada di pegunungan. Meski musim panas, tetep saja terasa dingin menggigil. Penting juga bawa pelembab bibir, seringnya bibir kering dan pecah pecah.

Begitulah tips jelajah Kashmir dari saya. Jika saya kelupaan dan teringat sesuatu yang penting dalam hal perjalanan jelajah Kashmir, InsyaAllah saya akan update informasi ini. Atau teman teman punya tips dan trik lain silahkan berbagi. Semoga bermanfaat.


When Dream Come true : Guling guling diatas Salju

$
0
0
Solang nallah Manali India

Sejuta kali dia bilang “I want to see snow fall, Ammy” Tapi....

Salah satu  impian si kecil adalah menikmati pegunungan dipenuhi dengan salju. Apalagi keinginan itu disampikan sejak lama. Ditambah lagi dia sering ‘diracunin’ emaknya foto foto keren dengan pegunungan bersalju. Dan tahun ini keinginan dia sangat kuat untuk bisa bermain salju. Keinginan itu juga menjadi janji ketika kami pulang kampung di Indonesia. Ceritanya, dia nggak mau balik ke India, mau tinggal  di Indonesia saja. Saya berusaha merayunya dengan berjanji mengajaknya bermain salju ketika sampai di India. Karena di Indonesia nggak ada Salju, kecuali mendaki Cartenz Peak.

Promise you will take me to see snow
“InsyaAllah” jawab saya dengan ketar ketir
I ll make snowman like Sinchan did
“InsyaAllah” postif thinking wae wis.

Bukannya tanpa alasan kami menunda keinginannya melihat salju. Apalagi di India kami bisa menikmati dinginnya salju tak jauh dari  tempat tinggal kami. Hanya saja, si kecil memiliki  allergi dingin yang membuatnya batuk dan meler terus menerus. Bahkan, kadang dia kesulitan bernafas, karena saluran pernafasan mengecil. Hampir sama dengan orang yang memiliki Asma.

Jangankan di tempat bersalju dengan suhu minus, di Delhi saja pada waktu musim dingin si kecil sering berkunjung ke dokter pribadinya karena nggak enak body.  Apalagi tahun ini Delhi high alert karena tingginya polusi diambang normal. Delhi dikenal sebagai kota dengan polusi tinggi di dunia. Karena polusi ini juga, si kecil mengalami batuk berlebih. Lengkap sudah, dingin plus polusi.

Bulan Desember, liburan musim dingin segera tiba dan si Kecil masih ujian di sekolah. Saya sama suami sudah dag dig dug ser, antara berangkat atau tidak karena mengkhawatirkan kesehatannya. Dengan percaya diri saya  bilang ke Shah Jahan “Sudahlah, Ayo berangkat saja dan kita bawa semua obatnya. InsyaAllah dia baik baik saja”. Dan Shah Jahan ‘terpaksa’ mengiyakan meski saya melihat kekhawatiran dimatanya.

Pilihan kami menikmati salju di India jatuh di dua tempat menarik, Kashmir dan Manali. Setelah diskusi dan pertimbangan kami memutuskan menghabiskan waktu seminggu di Kashmir. Atau sampe si kecil mbelengermain main sama salju. Jika situasi tak terkendali, kami langsung pulang.

Tiga hari menjelang liburan musim dingin, batuk si kecil mulai menyapa. Kami ragu, jadi berangkat atau tidak. Untung saja kami belum memesan tiket dan booking hotel. Kami cek prakiraan cuaca,  tepat tanggal 23 dan 24 akan turun salju dengan lebatnya di Kashmir dan Manali. Hal ini dikarenakan gangguan cuaca dari arah barat.  Perjalanan akhirnya kami undur, yang seharusnya berangkat tanggl 22, kami undur tanggal 24 malam. Jadi sampai di lokasi wisata tanggal 25, pas hari Natal.

Tak cukup disitu saja, karena khawatir dengan kesehatannya kami memutuskan merubah tujuan. Yang sebelumnya ke Kashmir ganti ke Manali. Dengan pertimbangan lebih dekat dan jalannya lebih aman.  Selain itu juga, jika dia masih batuk terus, kami mundur ke kawasan wisata yang letaknya agak kebawah pegunungan yakni ke Shimla atau sekitar Kullu.

Kami memesan bus semi sleeper dari Delhi menuju Manali.  Biar bisa bobok dengan pules. Kami berangkat malam hari dan sampai di Manali pagi hari. Delhi ke Manali sebenarnya hanya sekitar 600 KM. Karena jalannya berkelok menaiki pegunungan ditambah kabut tebal hingga memakan waktu 12 jam lamanya.

Membawa 1 koper sedang, 1 ransel kecil dan tas slempang. Nah, tas slempang yang berisi obat obatan si kecil ini selalu menempel di tubuh saya. Perjalanan lancar, meski ada sedikit keributan dalam bus. Ceritanya, lima orang penumpang yang satu keluarga ini dapat tempat duduk paling belakang. Dan mereka nggak terima karena tempat duduk paling belakang nggak bisa di jeblak-kan ke belakang buat tidur. Ngoceh dan ngomel dalam bus, Gaduh!. Najin yang sedari tadi ngantuk, jadi melek kembali. 

Ditambah lagi satu orang cewek yang tempat duduknya tidak berdampingan dengan pacarnya. Formasi bus Volvo ini 2 -2.  Saya duduk berdampingan dengan Najin. Shah Jahan duduk dibelakang kami. Tepatnya dibelakang Najin. Nah, bus executive di India ini macam kereta api di Indonesia, ada nomer tempat duduk dan bisa dibooking online. Semua orang duduk sesuai dengan nomer masing masing.

Si cewek ini marah dan ngomel terus. Akhirnya si sopir berdiri dan meminta penumpang untuk pengertian agar duduk sesuai dengan nomernya masing masing atau keluar dari dari bus. Karena memang kita sudah telat 1,5 jam gegara gaduh masalah tempat duduk. Si keluarga yang badannya jumbo jumbo masih keberatan. Si cewek pingin teteup bersandar manja dengan boyfriend-nya. Hadew!

Akhirnya suami mengalah. Memberikan tempat duduknya buat si cewek. Si cewek berada dibelakang si kecil, dan cowoknya berada di belakang saya. Sedangkan Shah jahan duduk di seberang, agak berjauhan dari kami. Karena Najin sudah mau bobok sejak tadi otomatis tempat duduknya sudah beralih jadi tempat  tidur, sudah agak ditidurkan kebelakang.

Bus bergerak perlahan. Dalam perjalanan si cewek ini minta tolong kepada saya agar tempat duduk si kecil dikembalikan seperti semula yakni dalam kondisi duduk karena dia merasa kesempitan. Saya tolak dengan halus plus senyuman  karena  si kecil sudah mau tidur. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Semua tempat duduk penumpag sudah dalam posisi tidur semua.

Tak lama kemudian, dia meminta lagi dengan alasan tidak bisa bergerak. Padahal posisi saya juga sama dengan dia, orang didepan saya sudah mengambil posisi tidur, toh saya masih bisa bergerak meski saya gendut. Keinginan si cewek tetep saya tolak dengan halus tapi saya mulai jengkel.

Lagi asyik mau tidur, eh dia meminta lagi dengan sedikit memaksa. Akhirnya dengan nada tinggi dengan tatapan tajam nan elegen saya bilang “Suami saya sudah mengalah memberikan tempat duduknya dan kamu masih meminta agar kursi anak saya ditegakkan?” akhirnya dia ketakutan dan meminta maaf.  Wis dikek i ati ngerogoh rempelo. Jujur, pingin nyumpel mulut si cewek dengan BH, eh, kaos kaki.

Seluruh penumpang bus tertidur lelap. Jalanan mulai menanjak. Dingin semakin menancapkan gigil. Ketika pagi mulai menyapa. Kelokan sungai Beas menemani sepanjang perjalanan. Bendungan Kangra nampak hijau berdegradasi hijau. Dipeluk oleh Karst pegunungan diselimuti pepohonan menghijau. Kecakepannya bikin  penumpang satu persatu mulai bangun karena semua mulai gaduh dan cekrek! sana sini. Bus kemudian Berhenti di salah satu restoran untuk menikmati teh hangat dengan pemandangan gunung gemunung tertutup tanaman dengan daun yang menguning layaknya musim gugur.

Masuk kedalam bus dan perjalanan dimulai lagi, Si cewek minta lagi agar tempat duduk si kecil ditegakkan. Baiklah, lagian si kecil sudah bangun. Tapi saya tidak menyangka. Justru ketika duduk, kepala Najin mulai pusing, muntah  plus batuk terus menerus. Saya dan Shah jahan semakin khawatir. Saya kasih obatnya, Alhamdullilah agak mendingan.

Perlahan gunung gemunung berselimut salju nampak dari jendela Bus. Najin yang mulai lelah nampak riang kembali. Tangannya yang lembut tetiba ‘menampar’ muka saya, memaksa mata saya untuk menatap pegunungan salju di hadapan mata dan berkata “Look! Ammy, snow”| “Are you happy” tanya saya| “Very happy”. Dan sepanjang perjalanan matanya tertuju pada lekuk alam berkarpet salju. Lambat laun semakin dekat. Pemandangn semakin elok. Sepanjang mata menatap, depan samping yang terlihat pegunungan berlapis salju.

Pukul 9 pagi kami sampai di Kota Manali. Kami langsung menuju ke Hotel New Paramount yang menyajikan pemandang lembah sekaligus kota Manali  dengan ciamik. Setelah bersih sersih dan sarapan pagi, kami segera beranjak jalan jalan si sekitar kota Manali.  Waktu jalan jalan di pusat kota manali, si kecil ngambek. Dianya sudah ngebet mainan Salju.

Kami sengaja mengajaknya jalan jalan dulu, aklimitasialias penyesuain suhu badan dengan wilayah Manali yang berada di kaki pegunungan Himalaya ini. Sore hari, kami  kembali ke Hotel. Menghabiskan malam kruntelandiatas kasur. Brrrrr, Dinginnya minta ampun.

Keeseokan harinya kami menuju ke Solang Valley. Salah satu lembah yang berada di puncak Kullu. Solang Valley ini menjadi salah satu spot bermain ski di Himalaya. Dalam perjalanan, kami sewa jaket dan sepatu boot khusus di Salju. Biar nanti bisa guling guling sepuasnya tanpa khawatir kedinginan dan baju basah.

Sampai diparkiran, kendaran sudah lumayan menumpuk. Sebelah kanan dan kiri tumpukan salju nan bersih dengan serakan pohon cemara. Cocok banget buat yang merayakan Hari natal. Kami berjalan diatas salju dan Najin mulai norak. Ambil sebongkah salju dan melemparnya ke arah kami. Jadilah kami saling lempar. Riangnya minta ampun, sampe kesehatannya memulih. Iya bener, setelah lihat salju menumpuk dia malah sehat dan ceria. Alhamdullilah.Meski terkadang batuk sedikit.

Solang Valley

Salju di India
Eh, Jatuh..... tetep riang

Ada salju di India

Solang Valley

Manali Sightseeing
Calon Pendaki Everest

Kami berjalan pelan pelan menuju Lokasi permainan Ice skating. Berjalan diatas salju tebal nggak mudah, lho. Salah langkah bisa kepelet. Saya lihat ada cewek nangis karena tulang kakinya patah karena terjatuh. Ditengah perjalanan, seorang nenek tua menjual kayu yang digunakan untuk membantu berjalan diatas salju.  Ujung kayu sudah diruncingkan. Kayu pohon cemara ini beliau Jual dengan harga 20 Rupee saja atau sekitar Rp. 4000. Si kecil berjalan sendiri dengan perpegangan kuat ke kayu yang dia tancapkan diatas salju.

Sampai di Lokasi ice skating, kami langsung membeli tiket gondola atau kereta gantung menuju keatap pegunungan. Disanalah tempat  bermain ski berada dengan pemandangan luar biasa. Sampai diatas kami jalan kesana kemari sampe capek. Main prosotan, meluncur dari atas ke bawah. Guling guling nggak jelas. Bikin snowmanselalu gagal karena tangan kami kaku, dinginnya nggak ketulungan. Karena snow-nya fresh dan tebal, kami sering terperosok kedalam salju hingga paha. Najin nggak ada capeknya, minta nanjak keatas terus padahal emaknya sudah ngos ngosan. Alhamdullilah, bersyukur banget selama diatas pegunungan si Kecil Najin sehat, giras malahan.

Solang Valley
Mikir Keras..... Nanjak nggak  ya? takut gelundung dengan bodi kayak tong nggelundung :)

Seharian kami bermain salju diatas solang valley. Ada restoran dan toilet diatas sini. Menjelang sore, langit yang nampak biru disapu awan abu abu. Hawa dingin semakin menusuk kulit. Sopir mobil menelpon, meminta kami balik ke hotel karena sebentar lagi turun hujan. Najin juga sudah puas guling guling diatas Salju. Alhamdullilah, rasanya bahagia akhirnya bisa mengajak si kecil bermain salju. Alhamdullilah lagi, video cakepnya pegunungan Himalaya dari atas sini dan bermain main di Solang Valley tayang di NET Media. Monggo….




Viewing all 174 articles
Browse latest View live