Quantcast
Channel: Emak Mbolang
Viewing all articles
Browse latest Browse all 174

When Dream Come true : Guling guling diatas Salju

$
0
0
Solang nallah Manali India

Sejuta kali dia bilang “I want to see snow fall, Ammy” Tapi....

Salah satu  impian si kecil adalah menikmati pegunungan dipenuhi dengan salju. Apalagi keinginan itu disampikan sejak lama. Ditambah lagi dia sering ‘diracunin’ emaknya foto foto keren dengan pegunungan bersalju. Dan tahun ini keinginan dia sangat kuat untuk bisa bermain salju. Keinginan itu juga menjadi janji ketika kami pulang kampung di Indonesia. Ceritanya, dia nggak mau balik ke India, mau tinggal  di Indonesia saja. Saya berusaha merayunya dengan berjanji mengajaknya bermain salju ketika sampai di India. Karena di Indonesia nggak ada Salju, kecuali mendaki Cartenz Peak.

Promise you will take me to see snow
“InsyaAllah” jawab saya dengan ketar ketir
I ll make snowman like Sinchan did
“InsyaAllah” postif thinking wae wis.

Bukannya tanpa alasan kami menunda keinginannya melihat salju. Apalagi di India kami bisa menikmati dinginnya salju tak jauh dari  tempat tinggal kami. Hanya saja, si kecil memiliki  allergi dingin yang membuatnya batuk dan meler terus menerus. Bahkan, kadang dia kesulitan bernafas, karena saluran pernafasan mengecil. Hampir sama dengan orang yang memiliki Asma.

Jangankan di tempat bersalju dengan suhu minus, di Delhi saja pada waktu musim dingin si kecil sering berkunjung ke dokter pribadinya karena nggak enak body.  Apalagi tahun ini Delhi high alert karena tingginya polusi diambang normal. Delhi dikenal sebagai kota dengan polusi tinggi di dunia. Karena polusi ini juga, si kecil mengalami batuk berlebih. Lengkap sudah, dingin plus polusi.

Bulan Desember, liburan musim dingin segera tiba dan si Kecil masih ujian di sekolah. Saya sama suami sudah dag dig dug ser, antara berangkat atau tidak karena mengkhawatirkan kesehatannya. Dengan percaya diri saya  bilang ke Shah Jahan “Sudahlah, Ayo berangkat saja dan kita bawa semua obatnya. InsyaAllah dia baik baik saja”. Dan Shah Jahan ‘terpaksa’ mengiyakan meski saya melihat kekhawatiran dimatanya.

Pilihan kami menikmati salju di India jatuh di dua tempat menarik, Kashmir dan Manali. Setelah diskusi dan pertimbangan kami memutuskan menghabiskan waktu seminggu di Kashmir. Atau sampe si kecil mbelengermain main sama salju. Jika situasi tak terkendali, kami langsung pulang.

Tiga hari menjelang liburan musim dingin, batuk si kecil mulai menyapa. Kami ragu, jadi berangkat atau tidak. Untung saja kami belum memesan tiket dan booking hotel. Kami cek prakiraan cuaca,  tepat tanggal 23 dan 24 akan turun salju dengan lebatnya di Kashmir dan Manali. Hal ini dikarenakan gangguan cuaca dari arah barat.  Perjalanan akhirnya kami undur, yang seharusnya berangkat tanggl 22, kami undur tanggal 24 malam. Jadi sampai di lokasi wisata tanggal 25, pas hari Natal.

Tak cukup disitu saja, karena khawatir dengan kesehatannya kami memutuskan merubah tujuan. Yang sebelumnya ke Kashmir ganti ke Manali. Dengan pertimbangan lebih dekat dan jalannya lebih aman.  Selain itu juga, jika dia masih batuk terus, kami mundur ke kawasan wisata yang letaknya agak kebawah pegunungan yakni ke Shimla atau sekitar Kullu.

Kami memesan bus semi sleeper dari Delhi menuju Manali.  Biar bisa bobok dengan pules. Kami berangkat malam hari dan sampai di Manali pagi hari. Delhi ke Manali sebenarnya hanya sekitar 600 KM. Karena jalannya berkelok menaiki pegunungan ditambah kabut tebal hingga memakan waktu 12 jam lamanya.

Membawa 1 koper sedang, 1 ransel kecil dan tas slempang. Nah, tas slempang yang berisi obat obatan si kecil ini selalu menempel di tubuh saya. Perjalanan lancar, meski ada sedikit keributan dalam bus. Ceritanya, lima orang penumpang yang satu keluarga ini dapat tempat duduk paling belakang. Dan mereka nggak terima karena tempat duduk paling belakang nggak bisa di jeblak-kan ke belakang buat tidur. Ngoceh dan ngomel dalam bus, Gaduh!. Najin yang sedari tadi ngantuk, jadi melek kembali. 

Ditambah lagi satu orang cewek yang tempat duduknya tidak berdampingan dengan pacarnya. Formasi bus Volvo ini 2 -2.  Saya duduk berdampingan dengan Najin. Shah Jahan duduk dibelakang kami. Tepatnya dibelakang Najin. Nah, bus executive di India ini macam kereta api di Indonesia, ada nomer tempat duduk dan bisa dibooking online. Semua orang duduk sesuai dengan nomer masing masing.

Si cewek ini marah dan ngomel terus. Akhirnya si sopir berdiri dan meminta penumpang untuk pengertian agar duduk sesuai dengan nomernya masing masing atau keluar dari dari bus. Karena memang kita sudah telat 1,5 jam gegara gaduh masalah tempat duduk. Si keluarga yang badannya jumbo jumbo masih keberatan. Si cewek pingin teteup bersandar manja dengan boyfriend-nya. Hadew!

Akhirnya suami mengalah. Memberikan tempat duduknya buat si cewek. Si cewek berada dibelakang si kecil, dan cowoknya berada di belakang saya. Sedangkan Shah jahan duduk di seberang, agak berjauhan dari kami. Karena Najin sudah mau bobok sejak tadi otomatis tempat duduknya sudah beralih jadi tempat  tidur, sudah agak ditidurkan kebelakang.

Bus bergerak perlahan. Dalam perjalanan si cewek ini minta tolong kepada saya agar tempat duduk si kecil dikembalikan seperti semula yakni dalam kondisi duduk karena dia merasa kesempitan. Saya tolak dengan halus plus senyuman  karena  si kecil sudah mau tidur. Waktu sudah menunjukkan pukul 11 malam. Semua tempat duduk penumpag sudah dalam posisi tidur semua.

Tak lama kemudian, dia meminta lagi dengan alasan tidak bisa bergerak. Padahal posisi saya juga sama dengan dia, orang didepan saya sudah mengambil posisi tidur, toh saya masih bisa bergerak meski saya gendut. Keinginan si cewek tetep saya tolak dengan halus tapi saya mulai jengkel.

Lagi asyik mau tidur, eh dia meminta lagi dengan sedikit memaksa. Akhirnya dengan nada tinggi dengan tatapan tajam nan elegen saya bilang “Suami saya sudah mengalah memberikan tempat duduknya dan kamu masih meminta agar kursi anak saya ditegakkan?” akhirnya dia ketakutan dan meminta maaf.  Wis dikek i ati ngerogoh rempelo. Jujur, pingin nyumpel mulut si cewek dengan BH, eh, kaos kaki.

Seluruh penumpang bus tertidur lelap. Jalanan mulai menanjak. Dingin semakin menancapkan gigil. Ketika pagi mulai menyapa. Kelokan sungai Beas menemani sepanjang perjalanan. Bendungan Kangra nampak hijau berdegradasi hijau. Dipeluk oleh Karst pegunungan diselimuti pepohonan menghijau. Kecakepannya bikin  penumpang satu persatu mulai bangun karena semua mulai gaduh dan cekrek! sana sini. Bus kemudian Berhenti di salah satu restoran untuk menikmati teh hangat dengan pemandangan gunung gemunung tertutup tanaman dengan daun yang menguning layaknya musim gugur.

Masuk kedalam bus dan perjalanan dimulai lagi, Si cewek minta lagi agar tempat duduk si kecil ditegakkan. Baiklah, lagian si kecil sudah bangun. Tapi saya tidak menyangka. Justru ketika duduk, kepala Najin mulai pusing, muntah  plus batuk terus menerus. Saya dan Shah jahan semakin khawatir. Saya kasih obatnya, Alhamdullilah agak mendingan.

Perlahan gunung gemunung berselimut salju nampak dari jendela Bus. Najin yang mulai lelah nampak riang kembali. Tangannya yang lembut tetiba ‘menampar’ muka saya, memaksa mata saya untuk menatap pegunungan salju di hadapan mata dan berkata “Look! Ammy, snow”| “Are you happy” tanya saya| “Very happy”. Dan sepanjang perjalanan matanya tertuju pada lekuk alam berkarpet salju. Lambat laun semakin dekat. Pemandangn semakin elok. Sepanjang mata menatap, depan samping yang terlihat pegunungan berlapis salju.

Pukul 9 pagi kami sampai di Kota Manali. Kami langsung menuju ke Hotel New Paramount yang menyajikan pemandang lembah sekaligus kota Manali  dengan ciamik. Setelah bersih sersih dan sarapan pagi, kami segera beranjak jalan jalan si sekitar kota Manali.  Waktu jalan jalan di pusat kota manali, si kecil ngambek. Dianya sudah ngebet mainan Salju.

Kami sengaja mengajaknya jalan jalan dulu, aklimitasialias penyesuain suhu badan dengan wilayah Manali yang berada di kaki pegunungan Himalaya ini. Sore hari, kami  kembali ke Hotel. Menghabiskan malam kruntelandiatas kasur. Brrrrr, Dinginnya minta ampun.

Keeseokan harinya kami menuju ke Solang Valley. Salah satu lembah yang berada di puncak Kullu. Solang Valley ini menjadi salah satu spot bermain ski di Himalaya. Dalam perjalanan, kami sewa jaket dan sepatu boot khusus di Salju. Biar nanti bisa guling guling sepuasnya tanpa khawatir kedinginan dan baju basah.

Sampai diparkiran, kendaran sudah lumayan menumpuk. Sebelah kanan dan kiri tumpukan salju nan bersih dengan serakan pohon cemara. Cocok banget buat yang merayakan Hari natal. Kami berjalan diatas salju dan Najin mulai norak. Ambil sebongkah salju dan melemparnya ke arah kami. Jadilah kami saling lempar. Riangnya minta ampun, sampe kesehatannya memulih. Iya bener, setelah lihat salju menumpuk dia malah sehat dan ceria. Alhamdullilah.Meski terkadang batuk sedikit.

Solang Valley

Salju di India
Eh, Jatuh..... tetep riang

Ada salju di India

Solang Valley

Manali Sightseeing
Calon Pendaki Everest

Kami berjalan pelan pelan menuju Lokasi permainan Ice skating. Berjalan diatas salju tebal nggak mudah, lho. Salah langkah bisa kepelet. Saya lihat ada cewek nangis karena tulang kakinya patah karena terjatuh. Ditengah perjalanan, seorang nenek tua menjual kayu yang digunakan untuk membantu berjalan diatas salju.  Ujung kayu sudah diruncingkan. Kayu pohon cemara ini beliau Jual dengan harga 20 Rupee saja atau sekitar Rp. 4000. Si kecil berjalan sendiri dengan perpegangan kuat ke kayu yang dia tancapkan diatas salju.

Sampai di Lokasi ice skating, kami langsung membeli tiket gondola atau kereta gantung menuju keatap pegunungan. Disanalah tempat  bermain ski berada dengan pemandangan luar biasa. Sampai diatas kami jalan kesana kemari sampe capek. Main prosotan, meluncur dari atas ke bawah. Guling guling nggak jelas. Bikin snowmanselalu gagal karena tangan kami kaku, dinginnya nggak ketulungan. Karena snow-nya fresh dan tebal, kami sering terperosok kedalam salju hingga paha. Najin nggak ada capeknya, minta nanjak keatas terus padahal emaknya sudah ngos ngosan. Alhamdullilah, bersyukur banget selama diatas pegunungan si Kecil Najin sehat, giras malahan.

Solang Valley
Mikir Keras..... Nanjak nggak  ya? takut gelundung dengan bodi kayak tong nggelundung :)

Seharian kami bermain salju diatas solang valley. Ada restoran dan toilet diatas sini. Menjelang sore, langit yang nampak biru disapu awan abu abu. Hawa dingin semakin menusuk kulit. Sopir mobil menelpon, meminta kami balik ke hotel karena sebentar lagi turun hujan. Najin juga sudah puas guling guling diatas Salju. Alhamdullilah, rasanya bahagia akhirnya bisa mengajak si kecil bermain salju. Alhamdullilah lagi, video cakepnya pegunungan Himalaya dari atas sini dan bermain main di Solang Valley tayang di NET Media. Monggo….





Viewing all articles
Browse latest Browse all 174

Trending Articles