Kota Hantu yang berada di Kota Agra, India justru mengundang detak kagum dengan kemegahan arsitekturnya.
Mentari merekah di ufuk timurketika kami sampai di kota Agra, propinsi Uttar Pradesh, India. Setelah 3 jam lamanya berkendara membelah jalanan yang masih gelap buta dari Kota Delhi. Taj Mahal nan melegenda dan Istana merah Agra menjadi tujuan kami sebelum berangkat menuju kota hantu.
Kota Hantu berjarak sekitar 37 KM dari Taj Mahal,berada diujung perbatasan kota berpadang pasir, Rajasthan. Kami datang diawal musim panas,tapi panasnya benar benar memaksa kami meneguk air dingin terus menerus. Bahkan kami tak merasakan dinginnya AC dalam mobil.
Perlahan tanah berubah berwarna kemerahan sedikit berpasir. Hawa terasa kering dengan dominasi tanaman perdu. Fatamorgana jalanan beraspal nampak sepertitarian liuk liuk air yang terbang keudara. Sedangkan dipinggir jalan, jajaran tumpukan teletong sapikering yang sudah dibentuk piringan.
Masuk dalam daftar 10 kota hantu di dunia atau akrab dikenal ghost town. Dahulunya, kota ini bernama Fatehabad. Berasal dari bahasa persia Fateh yang berarti Kemenangan. Didirikan oleh Kaisar Mughal generasi ketiga lebih dikenal dengan sapaan “The Great” Akbar.
Berbeda dengan kota hantu lainnya yang membuat bulu kuduk berdiri. Kota Fatehabad seyogyanya adalah sebuah kota dikelilingi tembok benteng sejauh 5 mil. Didalamnya terdapat deretan istana megah dengan design spektakuler dan juga Masjid menawan. Bahkan UNESCO memasukkanya dalam daftar warisan dunia.
Pada awal abad ke 15, Kaisar Akbar bermaksud memindahkan ibukota pemerintahan dari Red Fort Agra. Beliau kemudian membangun kota berikut istana diatas tanah perbukitan bernama Sikri sebagai pusat pemerintahan baru. Hingga saat ini kota ini lebih dikenal dengan nama Fatehpur Sikri.
Untuk mendesign dan membangun istana dengan panjang 3 KM dan Lebar 1 KM ini, dibutuhkanwaktu hingga 15 tahun lamanya. Setelah selesai dibangun, hanya berselang satu tahun kota Fatehpur Sikri ditinggalkan karena kurangnya pasokan air. Dan juga terjadinya sebuah peperangan di daerah kekuasaanya yang lain. Istana menjadi terbengkalai yang menjadikannya dikenal sebagai Ghost Town atau kota hantu.
Sesampainya di kota Fatehpur Sikridan melewati tembok benteng pertahanan,jalanan mulai menanjak tajam dan meliuk liuk. Sekitar 15menit perjalanan akhirnya kami sampai di depan Istana yang tepat berada dipuncak bukit. Untuk memasuki istana dikenakan Tiket masuk seharga 250 Rupees atau sekitar Rp. 50.000.
Keseluruhan Istana dikeliling tembok beteng diketiga sisinya. Sedangkan salah satu sisinya terhampar sebuah danau. Istana didominasi warna merah bata. Sang arsitektur bernama Tuhir Das, membangun keseluruhan istana dengan elemen Islami yang dipengaruhi gaya Hindu dan Jain.
Memasuki istana, disebelah kiri berdiri megah The Shabistan-I-Iqbal dikenal jugaJodhbhai’s Palace. Berdiri sebuah pintu masuk dengan hiasan dua buah jendela mungil. Atapnya berornamen dua buah chattris, yakni kubah dengan empat buah penyanggah atau lebih. Chattris ini menjadi ornamen khas bangunan di era kekaisaran Mughal.
Masuk kedalamnya,terhampar tanah lapang yang luas dikelilingi bangunan dua tingkat dengan hiasan ornamen chattris diatapnya. Arsitektur bangunan yang saling berhadapan ini nampak sama. Atapnya dihiasi dengan sebuah pavillion berlapis tegel warna biru. Keduanya digunakan tempat tinggal permasuri di waktu musim yang berbeda.
Disinilih tempat JodhaBaitinggal, salah satu istri kaisarAkbar. Beliau adalah seorang putri dari Rajput yang juga dikenal dengan nama Mariam-uz-Zamami.Jika anda pecinta sinetron India berjudul Jodha Akbar, istana ini adalah istana asli Ratu India, julukan lain bagi permaisuri Jodha.
Seluruh dinding penuh dengan ukiran berbentuk geometri dengan detail yang rumit. Meskipun memiliki arsitektur Islami,dekorasi dalam istana seperti pilar dan langit langitnya didominasi ornamen bergaya Hindu. Sedangkan balkoninya diukir mirip gebyok Jawa. Hal ini dikarenkan sang permaisuri tetap beragama Hindu,meski Kaisar Akbar beragama Islam.
Menariknya lagi, dibeberapa tembok didesign sebuah kotak persegi mirip jendela. Tepinya dibingkai oleh hiasan batu bergaya Hindu. Konon, kotak persegi dalam dinding ini digunakan sebagai kuil peribadatan sang permaisuri.
Meninggalkan megahnya istana permaisuri Jodha. Kami melangkahkan kaki menuju bagian lain dalam istana. Berbeda dengan Jodhbai’s palace yang nampak terpisah. Bagian istana lainnya nampak berdampingan tanpa sekat tembok.
Terdapat sebuah kolam dengan sebuah panggung ditengahnya. Terhubung empat buah jembatan berukir dari setiap sisi kolam menuju panggung. Konon, tempat bernama Anop Talao ini menjadi tempat hiburan.Tempat para penyairmembaca bait bait puisi penuh makna dan juga senandung lagu serta tari tarian.
Disisi barat Anap talao,berdiri megah Panch Mahal. Panch berarti lima, Mahal berarti istana. Hal ini mengacu pada bangunan istanayang memiliki lima lantai. Uniknya, semakin keatas ukuran lantai semakin mengecil, bentuknyanampak seperti kerucut.Setiap lantainya terdapat puluhan pilar, membentuk seperti sebuah kolom. Total keseluruh kolom dari setiap lantai berjumlah 176 kolom.
Tempat ini dipergunakan sebagai tempat rekreasi, hiburan dan tempat bersantai sang Kaisar beserta seluruh anggota keluarga. Lantai paling atas yang penuh dengan dekorasi ukiran dipergunakan Kaisar Akbar untuk bersantai menikmati udara segar di sore hari dan juga memandang cahaya bulan pada saat musim panas. Para Permaisuri Kaisardapat menikmati hiburan dari lantai 3 yang terhubung langsung dengan Haramsara atau tempat tinggal para istri sang Kaisar.
Berdekatan dengan Panch Mahal, berdiri Diwan-I-Khas. Berbentuk persegi dilengkapi dengan empat buah Chattris putih disetiap ujung atapnya. Selain memiliki dua lantai, temboknya dihiasi lengkung lengkung jendela dengan hiasan bermotif bunga dan geometri.
Masuk kadalamnya, ukiran berporos persegi delapan nampak melayang dilangit langit ruangan. Bagaikan sebuah jembatan gantung yang terhubung dari setiap sudut ruangan menuju inti ruang.Berbentuk bulat yang disanggah oleh sebuah pilar yang tepat berada ditengahnya.
Diwan-I-Khasdigunakan sebagai tempat bermusyawarah. Disini Kaisar Akbar memanggil perwakilan dari berbagai agama. Membahasa tentang agama dan memberikan pandangannya tentang agama secara pribadi. Kaisar Akbar memang dikenal sebagai Kaisar yang sangat menghormati perbedaan agama. Hal ini terbukti dengan pernikahan beliau dengan permaisuri Jodbhai dan tetap membiarkan istrinya beragama Hindu.
Tak terlewatkan oleh kami beberapa bagian istana lainnya. Seperti Ibadat Khana yang dipergunakan sebagai tempat beribadah. Hujra-I-Anup, Dewan-I-Aam, Naubat Khana, Parchi Court, Haramsara,dapur permasuri, The Treasury yang dipergunakan untuk menyimpan perhiasan dan harta benda. Serta Birbal, sebuah lorong panjang saling berhadapan dengan deretan puluhan pilar.
![]() |
Haramsara, tempat tinggal para permaisuri |
![]() |
Pancah Mahal, Istana tingkat Lima yang digunakan sebagai tempat beristirahat para keluarga Kaisar Akbar |
![]() |
Dahulunya digunakan sebagai Madrasah |
![]() |
Dewan-I-Khas, digunakan sebagai tempat bermusyawarah |
Kami kemudian melangkahkan kaki menuju Masjid Jama Fatehpur Sikri yang berada disampingnya. Kita disambut beberapa anak tangga dan sebuah pintu gerbang berukuran jumbo. Mata ini disuguhi sebuah masjid terbuka tanpa atap,dikelilingi tembokdengan deretan pilar menyangga atapnya yang bermahkota chattris, cantik sekali. Ditengahnya terdapat sebuah kolam air mancur yang dipergunakan untuk berwudhlu.
Terdapat dua gerbang utama memasuki Masjid. Kamimasuk dari gerbang sebelah Timur. Gerbang lainnya berada disebelah Selatan. Disebelah baratnya adalah Mighrab Masjid dengan 3 buah kubah diatapnya.
Ayat ayat Al-Quran terpahat diatas setiap mighrab. Lengkung lengkung jajaran pintu begerigi dengan ukiran berbentuk daun menghiasi. Pilar pilar berukir didalam masjid menambah keindahan arsitektur Masjid. Hampir keseluruhan tembok dipenuhi dengan ukiran daun, bunga, bulatan, geometri dan ayat Al-Quran.
Di sisi Utara Masjid terhampar beberapa makam dengan Jamaahyangsibuk membaca Al-Quran dan memanjatkan Doa. Selain puluhan makam tersebut, disini terdapat dua bangunan makamberdampingan lengkap dengan kubah diatapnya.
Bangunan makam didominasi marble putih adalah makam seorang Sufi bernama Salim Chisti. Kaisar Akbar sangat menghormatinya. Pada saat itu setelah lama menikah, Kaisar Akbar tak juga mendapatkan keturunan. Beliau kemudian mendatangi Salim Chisti dan diramalkam memiliki keturunan sebagai penerus tahta kekaisaran. Tak lama setelah sekembalinya beliau dari rumah Salim Chisti,beliau dianugerahi keturunan dan diberi nama Salim atau lebih dikenal dengan nama Kaisar Jahangir.
Berdampingan dengan makam Salim Chisti adalah makam Islam Khan I. Didominasi warna merah bata dengan kubah besar ditengahnya dan dikelilingi36 chattris. Islam Khan I adalah cucu dari Salin Chisti. Beliau adalah seorang jendral besar pada masa Kaisar Jahangir.
![]() |
Mighrab Masjid Fatehpur Sikri |
![]() |
Makam Sufi Salin Chisti dan cucunya Islam Khan I yang berada ditengah Masjid |
Puluhan Pilar yang menyangga Masjid |
Terakhir kami menuju Buland Darwaza (foto paling Atas) yakni pintu gerbang Masjid disebelah selatan yang menjulang setinggi 54 meter. Buland Darwaza adalah pintu gerbang tertinggi di India. Arsitekturnya begitu unik, dari luar nampar berbentuk persegi delapan. Sedangkan bagian dalam berbentuk persegi dengan design undakan yang dipenuhi dengan Chattris. Dibawah pintu gerbang sekaliguslorong masjid, beberapa penjual souvenir khas India menggelar dagangannya diatas lantai.
Kami kemudian keluar melihat kehidupan penduduk sekitar. Beberapa rumah dan tanah yang nampak lapang dan luas. Hanya di tumbuhi pohon perdu. Tak nampak mistik dan misterius. Justru rasa kagum akan arsitektur istana yang menjadi kiblat arsitektur bangunan lainnya di era kekaisaran Islam Mughal.
*Tulisan ini tayang di Koran Kedaulatan Rakyat Sabtu, 12 Desember 2015
*Tulisan ini tayang di Koran Kedaulatan Rakyat Sabtu, 12 Desember 2015