Quantcast
Channel: Emak Mbolang
Viewing all articles
Browse latest Browse all 174

Baju Renangku Robek Ditengah Lautan

$
0
0
Pulau Menjangan Bali

“Sejak aku nyamperin dibawah laut tadi, baju renang sampeyan sudah robek” ucap si guide. Duh! Malunya luar biasa

Bulan Agustus yang lalu saya bersama sahabat mengadakan trip bareng ke pulau Menjangan. Pulau yang berada di Bali barat ini terkenal akan keindahan Surga bawah lautnya. Saya membawa baju renang favourit yang selalu setia menemani saya menjelajahi alam bawah laut Indonesia.

Seperti biasa, baju renang muslimah saya tutupi dengan baju gamis selama masih dalam perjalanan menuju spot snorkeling pulau Menjangan. Sesampainya disana, saya segera membuka baju gamis dan mengenakan baju renang muslimah saja. Dan berenang menatap susunan keindahan terumbu karang dikerumuni ikan warna warni.

Hari itu angin begitu kencang, badan saya terombang ambing dalam gerakan lincah sang gelombang. Beberapa kali alat bantu nafas snorkelkemasukan air laut.  Membuat mulut saya penuh dengan air dan tersedak, beberapa kali pula saya harus tarik nafas dan membersihkan snorkel.

Diantara kesibukan menatap keindahahn bawah laut, saya merasakan salah satu kaki terasa begitu dingin. Terasa seolah sebuah arus aliran air membelai kulit. Saya abaikan. Sesekali terasa seperti ada seekor ular mengelus kaki, saya sontak melihat kebelakang. Apalagi saya berenang sendiri. Nggak terlihat teman teman. Syukurlah tidak ada apa apa. Saya terus berenang meski saya merasakan sesuatu yang aneh di kaki saya.

Tetiba tangan dwi, guide kami mengandengan tangan saya, so pasti kaget. Dia bilang saya berenang terlalu jauh dan terpisah dengan teman teman lain. Dengan baik Dwi meminta saya menggegam erat tanganya, karena waktu itu angin bertiup kencang, dia kawatir saya terseret arus. Meminta saya untuk tetap tenang dan menjaga nafas, kami lanjutkan snorkeling menikmati alam bawah laut Pulau Menjangan yang berada di Spot satu. Cukup puas, kami bergegas kembali ke kapal apalagi gerak gelombang semakin menggila.

Sesampainya di kapal, Dwi membantu melepaskan Fin. Saya naik tangga duluan. Sementara Dwi masih dibawah. Ketika kaki saya menapaki tangga kapal tetiba Dwi nyeletuk. “ mbak baju renangmu sobek” teriak  guidedengan bahasa jawa medok.  “Apa”???  Kaget. 

Seketika wajah saya bersemu merah muda, merah, hijau, kuning entahlah. Otomatis saya melayangkan pandangan menuju kaki saya. Ladalah, baju renangku sobek disalah satu bagian kaki hingga ke pangkal paha. Sementara Dwi  saya berjenis kelamin laki laki berada tepat dibawah tangga. “Sejak aku nyamperin dibawah laut tadi, baju renang sampeyan sudah robek” tambahnya. Duh! Malunya luar biasa.

Saya bergegas duduk diatas kapal. Untungnya saya menggunakan baju renang muslimah, jadi separuh paha saya masih tertutup oleh renda, tapi tetep saja kaki dan separuh paha saya yang mulus masih “telanjang”. Karena saya gendut, Jika dilihat sekilas nampak seperti baju robek si Hulk. He.. he .. he

Saya duduk tersipu malu diantara guide dan kapten kapal yang semuanya berjenis kelamin laki laki. Sementara teman teman (Mbak Rien, Mbak Ira, Mbak Andrie dan Tarie) melongo menyaksikan ‘panorama’ baju renang. “kok bisa sobek gitu?”, “apa kecantol sama terumbu karang?”, “atau ketendang sama ujung Fin?” sederet pertanyaan yang malah bikin saya bingung. Saya sendiri tidak tahu dan bertanya tanya dalam hati. Selama snorkeling baik baik saja. Apa ada Jin nakal dalam lautan? Ya sudahlah. Sudah terjadi, mau gimana lagi. Hiks, saya hanya duduk seperti orang linglung kehilangan duit semilyar.

Melihat celana jeans Mbak Ira saya langsung berucap “Mbak saya bisa pinjam celana jeansnya  nggak?” tanya saya memelas. Kebetulan dia membawa celana jeans. “Pakai aja nggak apa apa, biar kamu bisa terus berenang bersama kita”. Tanpa pikir panjang, saya segera mengenakan celana jeansnya. Ndelalah, kok saya nggak kepikiran, ya, ukuran badan saya dua kali lipat dari badan Mbak Ira. Duh, Sial!, celana jeansnya kagak muat, terasa mencekik paha. Dan hanya sampe separuh paha saja. Nasib.Nasib.

Dasar sial nasib saya hari itu, sudah jatuh ketimpa tangga pula. Selanjutnya dalam perjalanan menuju spot snorkeling kedua tetiba perut saya berontak. Benar saja, sepanjang perjalanan saya huekhuek nggak karuan, memuntahkan seluruh isi perut. Saya masuk angin, gimana nggak, lhawong saya berenang dengan kondisi baju renang robek diantara ganasnya gelombang lautan.

Lemes, kikuk, malu dan bingung harus gimana. Saya hanya bisa menahan celana jeans mbak Ira dengan tangan, berusaha menutupi paha mulus saya. Sementara angin berembus semakin kencang membuat kapal kami meloncat loncat diantara ombak biru yang dalam.

Tibalah kami di spot kedua, saya hanya tertegun mematung menatap salah satu teman nyebur ke laut. Di spot kedua ini hanya mbak Andri snorkeling, lainnya menunggu kapal. Rasanya pingin nangis nggak bisa nyemplung. Apalagi spot kedua ini adalah spot idola  wisatawan yang membentuk seperti sebuah cekungan, menyelam didalamnya seperti menatap dinding dipenuhi terumbu karang. Sementara saya hanya duduk terdiam kedinginan. Nasib!

Matahari kian meninggi, acara selanjutnya menjelajah daratan pulau menjangan. Dan saya memutuskan memakai baju gamis. Kami melnajutkan turun di Pulau menjangan untuk makan siang. Lanjut jelajah Pulau plus photo shoot. Duileh bahasanya, photo shoot, brasa jadi model. Setelah narsis sana sini kami putuskan kembali mengarungi Samudra menjelajah spot snorkeling yang terakhir.

Sampai di spot ketiga, teman dan guide mulai meracuni pikiran saya dengan cerita susunan terumbu karang yang keren dengan jarak yang begitu dekat. Ikannya juga lebih bervariasi. Duh! Gusti aku harus gimana, celetuk saya dalam hati. Apalagi sejak tinggal senegara (nggak serumah) dengan Amir Khan, saya nggak snorkeling. Kangen juga dengan dunia bawah laut negeri sendiri.

Daripada kedinginan diatas kapal, mengutuki nasib mending nyemplung. Tanpa pikir panjang dan byurrrr…. saya masuk ke lautan dalam keadaan masih menggunakan gamis. Saya mencoba menggerakkan kaki. Terasa bebas. Meski kaki saya tak bisa bergerak sebebas mengenakan baju renang. Nggak nyingkap juga gamisnya. Ternyata asyik juga, ya, berenang dengan menggunakan Gamis Syar’i.

Snorkeling dengan gamis Syar'i
Byurrrr .... awas Ikan paus mau lewat :)

Tetap Syar'i meski Snorkelling
narsis dengan Gamis

Snorkling dengan Gamis
Snorkling cantik dengan menggunakan Gamis Cantik

Menatap kedalam laut, Wah, kece kece lagi terumbu karangnya membentuk kayak tera siring sawah. Banyak ikan berkeliaran kesana kemari. Sesekali saya mengawasi gamis saya. Takut kecantol terumbu karang. Pernah, waktu snorkeling di Karimun Jawa, baju renang yang sama kecantol terumbu karang. Paniknya sampe kayak orang kelelep.

Pengalaman bagi saya pribadi, ternyata bisa kok berenang dengan menggunakan baju Gamis. Kalau ada muslimah yang pingin tetap bergamis ketika snorkeling, boleh dicoba. Tips dari saya, pilih gamis dengan bawahan yang agak melebar, jadi kaki bisa bergerak leluasa. Selalu ada makna dan cerita manis dalam perjalanan.

Viewing all articles
Browse latest Browse all 174

Trending Articles