Menyajikan kuliner khas Semarang hingga Kuliner nusantara
Perut rasanya berontak. Belum makan sejak pagi, berangkat dari Gresik trus langsung jelajah Kota lama Semarang. Jalan kaki lagi. Maksud hati ngelunturin lemak dibadan tapi ujung ujungnya malah balas dendam. Kami sempatkan mengganjal perut di angkringan depan taman Sri Gunting sebelum beranjak ‘kalap’ menuju Simpang Lima Semarang.
Simpang Limamerupakan Jantung kota Semarang, Ibu kota Jawa Tengah. Ditengahnya terdapat Alun alun yang menjadi pusat atau titik dari lima persimpangan jalan. Disekitarnya berdiri hotel hotel berbintang dan juga pusat perbelanjaan.
Geliat keramaian terasa ketika malam tiba. Siang hari trotoar yang digunakan sebagai jalan kaki disulap menjadi foodstall. Keseluruhan trotoar lingkar luar alun alun dipenuhi dengan jajaran penjual makanan dan minuman beratapkan tenda. Menyajikan aneka kuliner khas semarang hingga kuliner nusantara.
Sampai di Simpang Lima nafsu makan saya langsung melonjak. Asap melambai lambai menghantarkan aroma menggoda. Deretan penjual makanan memamerkan menu menggugah selera. Mulai dari camilan, makanan berat hingga es teller. Perut saya langsung menggeliat kesenangan. Sementara sang liur semakin deras mengalir.
Saya bilang ke Tarie, pingin makan camilan saja. Nggak mau makanan berat. Bukan karena badan saya sudah berat. Tapi pinginnya si perut bisa menampung aneka kuliner khas Semarang yang ingin lidah cicipi malam itu. Memang niat utama saya ke Semarang adalah wisata kuliner, sekalian main kerumah Tarie. Kenalin, Tarie ini pemilik blog jejaksematawayang.com.
Pertama Tarie ngajakin saya cobain Tahu Petis Semarang. Tahu goreng dibelah dan diisi dengan petis. Kalau tahu petis Banyuwangitekstur petisnya lebih encer. Tekstur petis disini lebih padat. Warnanya hitam pekat. Rasa petis ikannya lebih mild dan manis juga nggak terlalu. Dan dihidangkan bersama cabe rawit hijau. Rasanya sedap dan tahunya nggak terlalu asin.
Alhamdullilah, makan 3 potong tahu rasanya sudah kenyang. Padahal masih banyak kuliner yang ingin saya coba. Akhirnya kami memutuskan jalan jalan santai di alun alun. Biar makanan turun dulu trus mbadok lagi.
Alun alun Semarang ini dikenal juga sebagai lapangan Pancasila. Alun alun kota begitu hidup dengan jajaran sepeda hias yang disewakan untuk keliling alun alun. Banyak keluarga sekitar kota semarang maupun luar kota menaiki sepeda sambil ketawa cekikikan. Bahagia itu sederhana. Sesederhana menaiki sepeda hias dengan anak anak. Atau bersepeda berdua bersama pasangan. Saya dan tarie cukup berjalan santai sambil berbincang mengelilingi alun alun.
Setelah satu putaran, kaki sudah gempor dan perut mulai kosong. Menu selanjutnya yang pingin kami cicipi adalah Nasi pecel Mbok Sador. Nasi pecel idola warga Semarang. Pecel Mbok Sador ini memang selalu ramai dengan pembeli. Kaki yang sudah gempor masih ‘dipaksa’ antri. Saya jadi makin penasaran, apa sih enaknya pecel mbok Sador?
Antrinya lumayan. Untung yang antri Tarie, saya cuman duduk manis. Ngantri pecel di Mbok Sador sampe si bibir nganggur. Setelah 20 menit berlalu, Tarie membawa sepiring nasi pecel. Disajikan diatas piring rotan dilapisi daun pisang. Nggak tanggung tanggung, 7 lapis daun daun pisang.
Porsinya nasinya sedikit, tapi sayurnya lumayan banyak. Cocok buat yang lagi diet. Sayurnya terdiri atas sayur gubis, kacang, kecambah, daun pepaya dan daun keningkir. Ditumpangi dengan rempeyek dan krupuk puli. Trus disiram sama bumbu pecel spesial.
![]() |
Antri lumayan panjang buat merasakan sepiring nasi pecel Mbok Sador |
![]() |
Jeroan Sapi dan rempeyek |
![]() |
Aneka Sate pelengkap Nasi pecel |
![]() |
Nasi Pecel Mbok Sador |
Sepiring nasi pecel Mbok Sador bisa dinikmati dengan aneka macam lauk pauk. Seperti tahu tempe goreng, telor ceplok, gimbal tempe, Jeroan Sapi dan aneka macam sate. Yakni sate telur putuh, sate usus dan sate kerang.
Rasanya? Tentu saja enak. Bedanya sama pecel lain? Dari segi warna, bumbu pecel Mbok sador ini warnanya coklat kekuningan. Nggak seperti pecel lainnya yang warnanya cenderung coklat tua. Rasanya pedas. Yang membedakan ini pengunaan gula merahnya. Rasanya beda. Gurih Sedap, rasa segar kencur dan daun jeruk terasa menggelitik lidah.