Perjalanan pulang kampung kali ini berbeda. Biasanya kami selalu mengambil penerbangan langsung dari Delhi. Kali ini kami mencoba menggunakan jalur India selatan. Melalui kota Hyderabad, ibu kota Telangana. Delhi – Hyderabad berjarak 1.657 KM dan kami memilih menggunakan jalur darat dengan menggunakan kereta api. Memakan waktu tepat 24 jam meskipun kami sudah menggunakan super fast train ala India.
Setelah shalat subuh, kami bergegas menuju Nizamudin railways station. Semalaman Najin nggak bisa tidur, terlalu excited. Jadilah dia ngantuk dalam autorikshaw atau bajai. Tiba di stasiun, kami bergegas membawa barang bawaan. Untung, saya bukan tipe emak rempong. Pulang kampung kami cukup membawa 1 koper besar, dan dua ransel. Koper besar dipenuhi dengan oleh oleh buat keluarga dan teman teman. Dua ransel kami diisi dengan baju ganti selama perjalanan dan Laptop.
Suasana Nizamuddin Railway station tak beda dengan stasiun di India pada umumnya. Selalu ramai, mengingatkan saya suasana mudik di tanah air. Jalur kereta yang super kemproh ditambah bau “sedap” kombinasi antara bau urine dan makanan busuk. Duh!
Kereta berangkat tepat waktu pukul 06.40. Pikir saya, Najin langsung tidur. Eh, malah seperti biasanya. Happy banget kalau naik kereta. Apalagi penumpang sebelah kami rombongan keluarga, 4 cewek india yang cakep dan bahenol bersama 2 wanita dewasa. Dan mereka tipikal orang India yang rempong banget ketika bepergian, banyak banget koper dan tas yang dibawa.
Saya dan Shah Jahan saling pandang dengan seorang penumpang lelaki disebelah kami yang sudah duduk terlebih dahulu. Karena satu compartment berisi 8 orang. Sedangkan kami semua berjumlah 10 orang. Akhirnya Shah Jahan menanyakan tiket mereka untuk konfirmasi nomer tempat duduk dan 2 orang dari mereka tanpa tiket. Glodak!
Pagi, kami mengisi perut kami dengan bread omelet, tipikal sarapan pagi orang India. Dan bread omelet ini menjadi menu favourite Najin selama dalam perjalanan didalam kereta. Pagi siang sore malam yang dia mau hanya bread omelet.
![]() |
Bread Omelet |
![]() |
Menu makanna dalam kereta api |
Bismillah. Kereta berjalan dengan lambat. Nampak kekumuhan area di sekitar stasiun. Rumah padat dan berdesak desakkan berteman dengan sampah berhamburan. Dan sudah menjadi rahasia umum, dipagi hari penduduk setempat melakukan hajatan disepanjang rel kereta api. Nampak jelas jajaran manusia mengumbar “batang” penghasil sperma dan lekukan pantat menghasilkan segunung “yellow cookies”. Ditemani sebotol air dalam kemasan botol plastik.
Lambat laun kereta meninggalkan Kota Delhi. Menuju Propinsi Uttar prradesh bagian barat. Pemandangan mulai berbeda. Hamparan hijau sawah gandum. Terkadang hamparan bunga tembelek yang digunakan untuk pemujaan. Disusul hamparan ladang mustardyang nampak kuning segar. Ladang mustard menghasilkan minyak dan biji yang digunakan untuk memasak. Kalau orang Indonesia tahunya digunakan untuk shooting tarian film Bollywood.
![]() |
Pemandangan seperti ini mendominasi sepanjang perjalanan |
Meski luas, India tidak memiliki gunung berapi. Apalagi India selatan, kebanyakan bukit bukit tak seberapa tinggi dengan daratan yang luas. Kemudian masuk Propinsi Uttar Pradesh bagian timur. Kami bersiap menyantap makan siang. Menu Panner, kentang, roti, nasi, Curry kacang kacangan, vegetable biryani dengan rasa khas India selatan. Jadilah Najin menolak makan, pesan omelet lagi. Saya sendiri kurang menyukai masakan India selatan, kecuali Hyderabad. Hehehe
Setelah makan, saya siapkan sprei putih, bantal empuk plus nyaman dan selimut bersih yang disediakan oleh pihak Kereta Api. Najin sibuk main game dan akhirnya tidur pulas sekali hingga sore hari. Semua orang dalam kereta tidur pulas sekali, suasan hening, akhirnya saya tertidur juga. Bangun tidur dia lapar, pesen bread omelet lagi. Kami sibuk memandang mentari tenggelam diantara rimbun hutan belantara yang dipenuhi dengan ranting pepohonan.
![]() |
Tidur Lelap dimanja dengan bantal empuk dan sprei yang nyaman |
![]() |
Semua penumpang kereta tidur lelap |
Setelah matahari tenggelam, saya bingung harus ngapain. Nggak ada lagi pemandangan dari luar jendela. Sementara hujan deras menerjang. Saya juga bukan tipikal manusia gadget yang sibuk dengan handphone. Saya cuman memperhatikan Najin berlari kesana kemari. Terkadang dia berbicara dengan penumpang lain.
Akhirnya saya ngobrol dengan Shah Jahan dan penumpang lainnya meski tidak saling kenal. Perjalanan menjadikan kami akrab dan kenal satu dengan yang lainnya. Saling menawarkan jajanan bontotan masing masing. Dan… seperti biasa saya jadi pusat perhatian. Maklum, saya kece kebangetan *dikeplakkaca.
Malam hari kami tutup dengan makan malam. Sebagai pembuka, soup tomat dengan stick bread. Soup tomatnya enak terlalu. Dilanjut menu utama yang tidak beda jauh dengan menu di siang hari. Egg Biryani, nasi, roti india, paneer, kare kacang hijau dan acar mangga. Ditutup dengan es krim dan Chai.
![]() |
Sup tomat dengan stick bread ini enaknya kebangetan |
Malam hari salah satu cewek mojok dengan salah satu cowok. Mereka barusan kenal di dalam kereta. Mereka kelihatan tertarik satu dengan yang lainnya dan berdua dua an terus di depan toilet. Malam hari ketika semua bersiap tidur, bibinya berkata ke si cewek tadi “nanti malam jangan sampai kamu turun dari tempat tidur”. Saya tanya kepada Shah jahan. Emang kenapa? Jawaban Shah Jahan bikin saya geli dalam senyum. “Bisa bisa mereka ‘gituan’ dalam toilet”. Jadinya, kereta Goyang.
Malam hari saya tertidur lelap hingga keesokan harinya. Tepat pukul 07.00 Saya sudah sampai di kota Hyderabad. Alhamdullilah kereta super fast tepat waktu. Kami istirahat dan mandi dalam Hotel. Dan melanjutkan explore kota Hyderabad seharian penuh. Malam dini hari pukul 01.30 Kami melanjutkan perjalanan menuju Singapura. Dan melanjutkan perjalanan menuju Surabaya. Kisah kami menghabiskan waktu di Hyderabad, memanfaatkan waktu transit di Changi airport dan Singapore Tour free sampai di Surabaya akan saya ceritakan secara serial dalam postingan berikutnya. Macam sinetron cinta diatas langit Taj Mahal.
Alhamdullilah selamat sampai di tanah air. Welcome home